TRACING KONTAK PASIEN POSITIF COVID-19 DITINGKATKAN LAGI

Mudik Lokal dan Isolasi Mandiri Dilarang

Riau | Selasa, 20 April 2021 - 10:26 WIB

Mudik Lokal dan Isolasi Mandiri Dilarang
Ilustrasi (GRAFIS: AIDIL ADRI)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- PENAMBAHAN pasien positif Covid-19 di Riau belakangan ini terus mengalami peningkatan. Imbas dari terus naiknya pasien positif Covid-19 tersebut membuat Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar akhirnya mencabut izin mudik lokal atau mudik antar kabupaten/kota di Riau saat Idulfitri 1442 Hijriah nanti. Hal tersebut disampaikan Gubri usai rapat koordinasi pengendalian Covid-19 dengan pemerintah kabupaten/kota di Riau, serta Forkopimda Riau di Gedung Daerah, Senin (19/4).

“Mudik lokal kami harapkan sebelum tanggal 6 Mei. Kalau di atas tanggal 6 Mei tentunya semua berlaku sama dengan aturan pemerintah pusat,” kata Gubri.


Terkait pencabutan izin mudik lokal tersebut, nanti pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk pengamanan di lokasi-lokasi perbatasan daerah. Termasuk dalam hal penyediaan tempat isolasi.

“Dalam rapat juga sudah dikoordinasikan terkait ruang-ruang isolasi di daerah. Karena saat ini pasien positif Covid-19 tidak boleh isolasi di rumah lagi, tapi di tempat yang disediakan pemerintah agar mudah diawasi,” ujarnya.

Dijelaskan Gubri, salah satu penyebab naiknya pasien positif Covid-19 yakni dari klaster keluarga. Hal ini disinyalir karena adanya salah satu anggota keluarga yang positif, namun saat menjalani isolasi mandiri di rumah tidak menjalankan apa yang disarankan tenaga medis sehingga menularkan kepada anggota keluarga yang lain.

“Saat ini tempat-tempat isolasi yang disediakan pemerintah baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota masih tersedia. Untuk itu lebih baik menjalani isolasi mandiri di tempat yang disediakan dari pada dirumah,” kata Gubri.

Upaya lainnya untuk memutus rantai penyebaran virus yakni dengan meningkatkan kembali tracing kontak pasien positif. Di mana belakangan ini tracing kontak tersebut mulai menurun.

“Tracing kontak pasien juga akan ditingkatkan lagi, ini untuk mengetahui sejauh mana virus menyebar dari orang yang sudah dahulu diketahui positif,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan, per Senin (19/4) terdapat penambahan 228 pasien positif Covid-19. Dengan demikian, total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 39.103 orang.

“Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 203 pasien, sehingga total 35.461 orang yang sudah sembuh,” katanya.

Untuk kabar dukanya, juga terdapat sembilan pasien yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 966 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 685 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.981 orang.

“Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri tinggal 2.666 orang,” ujarnya.

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 2.642 orang dan yang isolasi di rumah sakit 293 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 78.848 meninggal dunia 269 orang.

“Untuk informasi lainnya, sampai hari ini laboratorium biomolekuker RSUD Arifin Achmad sudah memeriksa sebanyak 255.730 sampel swab pasien,” ujarnya.

Dua Hari 53 Positif, Satu Meninggal
Dalam dua hari, pasien terkonfirmasi positif di Siak mencapai 53 orang, satu di antaranya meninggal. Demikian dikatakan Juru Bicara Satgas Penanggulangan Covid-19 Budhi Yuwono. Menurutnya jumlah itu per Ahad  sampai Senin (18-19/4).

“Dari 53 yang terkonfirmasi positif, satu meninggal dunia, yaitu pasien  2.821 Tn AB (69) meninggal dunia di RSUD Siak pada Ahad (18/4) sekitar pukul 08.25 WIB,” jelas Budhi.

Ada pun rinciannya, pada Ahad (18/4) positif 38 dan satu meninggal dunia. Sedangkan pada Senin (19/4) ada 15 yang terkonfirmasi positif. Dari 53 yang terkonfirmasi positif  untuk Ahad (18/4), terbanyak adalah Sungai Apit 12, Siak 14, Mempura 1, Dayun 3, Tualang 6,Lubuk Dalam 1, Minas 1, sehingga totalnya 38. Sementara untuk Senin (19/4) yang terkonfirmasi positif 15, rinciannya adalah Siak 4, Sungai Apit 1, Bungaraya 1, Mempura 1, Tualang 3. Dayun 1, Lubuk Dalam 4.

Dikatakan Budhi, Masih ada 118 sampel lagi menunggu hasil. Semuanya tersebar di beberapa kecamatan, terutama yang kontak erat dengan pasien positif dan telah diuji swab.

“Jadi pasien yang terkonfirmasi positif hingga saat ini ada 2.903, konfirmasi 154 dirawat, 2.565 sehat dan sudah dipulangkan atau selesai isolasi, isolasi mandiri 109 dan 75 orang meninggal dunia,” terang Budhi.

Atas angka tersebut, Pemkab Siak melalui Satgas Penanggulangan Covid-19, fokus berbenah terutama dalam menjalankan PPKM mikro, dengan fokus pada RT dan RW.

“Sebab, jika tuntas dan terkendali di tingkat RT dan RW, nihil warga terkonfirmasi positif Covid-19, in sya Allah Kabupaten Siak aman dan terbebas dari zona oranye. Kami mengajak kerja sama semua pihak, tidak hanya pemangku kepentingan, namun seluruh elemen masyarakat wajib mematuhi prokes,” ungkap Budhi.

Peneliti, BPOM, dan Kemenkes Teken MoU Penelitian Dendritik
Riuh polemik vaksin nusantara berusaha diredakan. Senin (19/4) Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, serta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mendatangani kesepakatan di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat.

Penandatangan kesepakatan itu turut disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Letjen TNI Albertus Budi Sulistya menyatakan, penelitian sel dendritik yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan vaksin nusantara tersebut berubah status menjadi penelitian berbasis pelayanan.

“Jadi, penelitian riset berbasis pelayanan menggunakan dendritik sel,” imbuhnya.

Lewat kesepakatan yang ditandatangani kemarin, penelitian yang digagas oleh eks Menkes Terawan Agus Putranto dipastikan mempedomani kaidah penelitian sesuai ketentuan peraturan yang ada. Sifatnya juga autologus atau hanya dipergunakan untuk diri pasien dan tidak dapat dikomersialkan. sehingga tidak diperlukan persetujuan izin edar. Berdasar informasi yang diterima Jawa Pos, penelitian itu juga tidak ada kaitannya dengan uji klinis adaptuf fase 1 vaksin nusantara.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook