PRANTINO, PESERTA BPJS TK ALAMI KECELAKAAN KERJA

Dua Tahun di ICU, Biaya Berobat Capai Rp3 Miliar

Riau | Senin, 10 September 2018 - 17:34 WIB

Dua Tahun di ICU, Biaya Berobat Capai Rp3 Miliar
SERAHKAN BINGKISAN: Kabid Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru Kota Mangasa Laorensius Oloan dan Kabid Pemasaran Peserta Penerima Upah Suhaimi Ali menyerahkan bingkisan kepada Siti Wulandari (kanan) dan Manager Marketing Eka Hospital dr Deny (kiri) pada Hari Pelanggan di ruang ICU RS Eka Hospital, Rabu (5/9/2018). (HENNY ELYATI/RIAUPOS)

Manager HRD Panca Eka Ricky Nelson kepada Riau Pos, Kamis (6/9) melalui telepon selulernya mengaku, apa yang telah menjadi hak-hak karyawan saat bekerja tetap diberikan kepada keluarga walaupun karyawan tidak bekerja karena sakit. Manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sangat dirasakan.

‘’Memang benar, kami sangat merasakan manfaat itu. Kalau karyawan tidak diikutsertakan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan belum tentu perusahaan sanggup membayar biaya berobat yang mencapai Rp3 miliar itu. Manfaat program JKK sudah kami rasakan dengan adanya kejadian ini. Salut buat BPJS Ketenagakerjaan, dengan hanya membayar iuran setiap bulan, manfaatnya sangat banyak,’’ katanya.

Baca Juga :Petani di Sijunjung Meninggal Tersambar Petir, BPJS Ketenagakerjaan Gerak Cepat Bayarkan Manfaat

Siti Wulandari (29) istri Prantino begitu sabar dan telaten merawat suaminya. Ibu satu anak ini tabah dan kuat menghadapi cobaan belajar dari Prantino yang sangat tegar dan berjuang untuk sembuh.

‘’Awalnya saya hanya percaya pada Tuhan, saya yakin Tuhan akan memberikan muzijatnya. Dan Tuhan berikan itu dengan mulai membaiknya kondisi suami saya. Dia yang sakit saja bisa tegar dan kuat, masak saya yang sehat dan bugar ini tidak bisa lebih kuat dar dia. Itulah yang memotivasi saya makanya tabah menghadapinya,’’ katanya dengan mata berkaca-kaca.

Siti sadar, dua tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mendampingi suami di ruang ICU. Di mana pada empat bulan pertma pasca suaminya kecelakaan, siti terpaksa kos. ‘’Tapi sekarang, saya tinggal di rumah sakit ini. Anak saya titipkan sama neneknya di kampong. Saya ingin fokus merawat suami sampai sembuh. Mudah-mudahan Tuhan berikan kesembuhan dan bisa pulang ke rumah, kami bisa berkumpul bersama keluarga lagi,’’ katanya.

Diakui Siti, selama suaminya terbaring di rumah sakit, segala hak-hak suaminya tetap diterima dari perusahaan. ‘’Saya akan bantu suami dalam pekerjaannya jika kondisinya semakin membaik. Fisik dia mungkin tidak mampu, maka saya ayang akan mengantikannya secara fisik. Pikiran biarlah suami saya karena dia yang sangat paham dengantugasnya. Tapi saya akan berusaha belajar sampai bisa,’’ katanya.

Manager Marketing Rs Eka Hospital dr Deny kepada Riau Pos menjelaskan, kondisi pasien sudah mulai stabil. Kondisi ini tidak semata-mata karenakinerja tim medis Eka Hospital saja tetapi juga berkat kemauan pasien untuk segera pulih dan dukungan keluarga pasien yang tiada henti emberikan semangat.

‘’Memang untuk membali pulihseperti semula itu tidak mungkin karena tulang lehernya patah. Dan pasien sebenarnya sudah bisa pulang namun pasien belum bisa berbuat apa-apa. Kondisinya ya terbaring, kalau duduk di kursi roda. Kami memberikan apresiasi kepada BPJS Ketenagakerjaan yang sudah melindungi tenagakerja dengan mengcover seluruh biaya berobat peserta yang mengalai kecelakaan kerja,’’kata dr Deny.(hen)

Laporan HENNY ELYATI, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook