JAKARTA dan PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- HINGGA kemarin (18/3), jumlah pasien yang positif tertular virus corona atau Covid-19 sudah 227 orang. Juru bicara pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan hingga pukul 12.00 WIB terdapat penambahan 55 kasus baru. Salah satunya di Riau. Kini Riau 1 + (baca: positif) corona. Sisanya 4 kasus baru ditemukan di Banten, 1 di Jogjakarta, 30 kasus baru di DKI Jakarta, 12 kasus di Jawa Barat, 2 kasus di Jawa Tengah, 1 kasus di Sumatera Utara, 1 kasus di Lampung, dan 1 kasus di Kalimantan Timur. Sehingga total 53 kasus.
"Ditambah lagi deteksi kasus lewat epidemiologi dan pelaporan mandiri ditemukan 2 kasus. Jadi total pertambahan 55 kasus baru," jelas Yuri.
Sementara untuk kasus yang sudah sembuh dan bisa dipulangkan, Yuri menyebut sejauh ini total 11 orang dengan rincian 1 kasus dari Banten, 9 kasus dari DKI Jakarta, serta 1 kasus dari Jawa Barat. Korban meninggal akibat terpapar virus Covid-19 hingga kemarin mencapai 19 orang. Yuri mengakui ada beberapa misskomunikasi karena rumah sakit di daerah belum melaporkan kasus kematian, namun data sudah diperbaiki. Hingga 18 Maret 2020 jumlah pasien meninggal berjumlah 19 orang.
Dari 19 orang tersebut, 1 orang berasal dari Bali, 1 orang dari Banten, 12 orang dari DKI Jakarta, 1 orang dari Jawa Barat, 2 orang dari Jawa Tengah, 1 orang dari Jawa Timur, serta 1 orang dari Sumatera Utara. "Kesimpulan akumulasinya saat ini jumlah kasus positif 227 orang, penderita sembuh dan boleh pulang 11 orang, serta 19 orang meninggal," kata Yuri.
Yuri memperkirakan bahwa perkembangan jumlah penderita secara keseluruhan masih akan terus meningkat. Saat ini kata Yuri memang fase akselerasi naik. "Ini gambaran yang bisa dimaklumi dan lazim di fase-fase awal Covid-19. Kita berharap ini tidak terjadi terlalu panjang dan pada April mendatang sudah ada hasilnya dan virus sudah terkendali," jelasnya.
Saat ini contact tracing terus digiatkan oleh tenaga dinas kesehatan di semua daerah. Kesadaran dari seluruh masyarakat juga mulai tumbuh dan melapor ke rumah sakit. Ini juga merupakan faktor yang menyebabkan pasien terus naik.
Hal ini kata Yuri juga harus direspons dengan terus menambah kapasitas sistem layanan kesehatan sehingga tidak terjadi gap.
Setelah bertemu dengan perwakilan asosiasi rumah sakit seluruh Indonesia, Yuri mengatakan beberapa RS swasta sudah menyiapkan diri untuk mendedikasikan seluruh tempat tidur untuk pasien penyakit Corona. 3 RS dengan kapasitas total 304 bed adalah RS Siloam Kelapa Dua, RS Mitra Keluarga Jatiasih, serta RS Hermina Karawang.
Selain itu, jaringan laboratotium untuk pemeriksaan spesimen juga diperluas. Di antaranya adalah jaringan Laboratorium Siloam, Kalbe dan jaringan Laboratorium Bunda Group. "Ini tentu menggembirakan. Dengan cara ini maka deteksi dini dan penemuan cepat kasus bisa dilaksanakan dengan maksimal," kata Yuri.
Sementara itu Dinas Kesehatan (Diskes) Riau membenarkan satu pasien suspect di Riau setelah diuji laboratorium ternyata positif corona. Pasien saat ini masih menjalani perawatan intensif di ruang isolasi RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru. Kepala Diskes Riau Mimi Yuliani Nazir dalam konferensi pers di kantornya mengatakan, pasien laki-laki berinisial M itu berusia 63 tahun. Yang bersangkutan sempat dinyatakan suspect setelah pulang dari Malaysia.
"Pasien mulai dirawat sejak 13 Maret lalu. Yang bersangkutan baru pulang dari Malaysia. Kemudian mengalami gejala-gejala seperti penderita corona dan akhirnya dirawat di RSUD Arifin Achmad," ujar Mimi.
Dengan sudah diketahuinya status pasien positif corona, ungkap Mimi, pihaknya bersama Diskes Kota Pekanbaru akan melakukan tracking dengan siapa saja pasien melakukan kontak langsung sebelum dirawat di RSUD Arifin Achmad. Hal ini untuk memastikan, apakah yang kontak langsung tersebut juga terpapar virus corona.
"Termasuk pihak keluarganya juga akan kami beri pengertian. Hal ini penting jika ada yang sempat tertular bisa segera ditangani," sebutnya.
Selain itu, lanjut Mimi, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak maskapai penerbangan yang pesawatnya sempat ditumpangi pasien corona tersebut dari Malaysia. Pasalnya, penumpang lain yang satu pesawat tersebut juga berkemungkinan bisa tertular.
"Kami juga akan minta manifest penumpang pada penerbangan dari Malaysia itu. Intinya, segala kemungkinan penularan akan kami cek," ujarnya.
Saat ditanyakan apakah pasien positif corona tersebut adalah yang mengikuti tablig akbar di Malaysia? Mimi belum mau mengungkapkannya. Namun, satu dari empat pasien yang saat ini masih dirawat di RSUD Arifin Achmad adalah peserta tablig akbar tersebut. "Untuk rekan-rekannya juga masih kami telusuri," katanya.
Untuk pasien suspect corona, sejak 3 hingga 18 Maret total ada 19 orang. Sepuluh di antaranya sudah keluar hasil uji laboratorium, sembilan negatif dan sudah dipulangkan, sementara satu orang positif. Untuk sembilan pasien lainnya, hingga saat ini masih dirawat di beberapa rumah sakit di Riau.
"Di antaranya ada yang di RSUD Arifin Achmad, RSUD Dumai, Bengkalis, Eka Hospital, Ibnu Sina dan Awal Bros," paparnya.
Sementara itu, dr Indra Yopi selaku dokter penanggung jawab pasien suspect corona di RSUD Arifin Achmad mengatakan, saat ini pasien dalam kondisi stabil. Dia tidak demam tinggi, hanya batuk saja.
"Tapi secara umum, kondisinya masih baik-baik saja. Setelah tahu pasien itu positif, maka dilakukan pengobatan tambahan," jelasnya.
Kepada pasien tersebut, pihaknya akan terus melakukan pengawasan secara berkala. Jika kondisi terus stabil, maka akan kembali dilakukan pengecekan di laboratorium untuk memastikan apa pasien tersebut sudah sembuh atau belum.
"Nantinya akan kami ambil sampel lagi jika kondisi pasien semakin membaik. Mudah-mudahan pasien ini bisa terus membaik hingga seluruh virus di tubuhnya hilang," harapnya.
Dalam pada itu Direktur Utama RSUD Arifin Achmad dr Nuzelly Husnedi mengatakan, dengan adanya pasien positif corona tersebut, secara prinsip pihaknya tidak mengubah sistem pengobatan kepada pasien. Karena, sejak awal masuk para pasien suspect sudah diperlakukan seperti pasien positif.
"Kami juga sudah membatasi jumlah pengunjung yang datang ke RSUD. Seperti hanya boleh ada satu pendamping bagi pasien di RSUD," sebutnya.