Di sisi lain Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar juga meminta bantuan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk mencari atau memantau warganya jika ada yang mengikuti tablig akbar di Malaysia. Pasalnya, beberapa warga Malaysia termasuk warga negara Indonesia positif corona setelah mengikuti acara yang dilaksanakan di Masjid Sri Petaling Jamek pada 27 Februari lalu. Hal itu disampaikan Gubri usai melaksanakan teleconference dengan pemerintah kabupaten/kota di Riauterkait kesiapan daerah dalam pencegahan menyebarnya virus corona, kemarin.
"Itulah yang paling penting saya sampaikan kepada bupati/wali kota. Karena jamaah tablig ini kan banyak di daerah-daerah sehingga tidak bis kita pantau seluruhnya," kata Gubri.
Lebih lanjut dikatakannya, yang sudah jelas saat ini, peserta jamaah tablig tersebut sudah ada satu orang yang dirawat di RSUD Arifin Achmad karena suspect corona. Sedangkan yang lainnya hingga saat ini belum diketahui di mana keberadaannya.
"Untuk itu kami minta bantuan semua pihak menginformasikan hal itu. Tujuannya agar bisa ditangani lebih cepat jika ternyata suspect juga. Karena informasinya peserta tablig akbar itu sampai 16 ribu orang, dan dari Riau ada sekitar 100-an orang," sebutnya.
Dalam kesempatan itu, Gubri juga mengatakan saat ini pihaknya meminta bantuan ke Kementerian Kesehatan untuk pemenuhan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga kesehatan di Riau yang merawat pasien suspect corona. Pasalnya, saat ini di Riau masih kekurangan alat tersebut. Sedangkan untuk masker, pihaknya akan terus mencari ke daerah yang masih memiliki stok.
"Kalau yang berkaitan dengan masker, kami tetap mencari apakah di Bandung atau Jakarta. Tapi yang paling penting kan untuk tenaga kesehatan dulu ni," katanya.
Dari sisi anggaran, Gubri menyebut untuk penanganan dan antisipasi virus corona di Riau tidak masalah. Pasalnya, sudah disiapkan dana tak terduga. "Untuk masalah dana tidak usah dirisaukan. Karena kita ada Rp11 miliar lebih dari pos anggaran dana tak terduga," sebutnya.
Selain itu, Gubri juga menyebutkan, penggunaan anggaran ABPN maupun APBD untuk penanganan penyebaran virus corona di daerah sudah ada petunjuk dari Menteri Keuangan, Mendagri dan Menpan-RB.
"Jadi tidak ada masalah untuk anggaran. Karena itu sudah tanggung jawab pemerintah pusat dana daerah untuk penanganan virus corona ini. Jadi soal dana jangan risau, biar kami yang menyelesaikannya," ujarnya.
15 Masuk Daftar ODP
Pemerintah Kota (Pemko) Dumai melalui Diskes Dumai menyebut 15 orang masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP). Plt Kadiskes Dumai Syahrinaldi didampingi Sekretaris Kesehatan, dr Syaiful mengatakan, ke-15 orang ini baru saja pulang dari luar negeri maupun umrah. Ia mengatakan pihaknya akan terus memantau setiap hari bagaimana keadaan mereka. Sejauh ini belum ada tanda-tanda yang mendekati ke arah suspect Covid -19.
"Mereka dalam keadaan sehat. Dalam artian tidak ada sakit seperti demam, batuk, sesak napas dan lainnya. Semuanya masih aman, dan kami berharap tidak ada yang menjadi suspect," harapnya.
Ia mengatakan terhadap ODP tersebut diminta untuk melakukan isolasi mandiri sampai waktu yang ditentukan. "Kami menyarankan kepada 15 orang tersebut melakukan isolasi mandiri sampai masa inkubasi itu selesai, namun tetap kami pantau perkembangannya setiap hari," tuturnya.
Untuk kesiapan penanganan jika ada yang suspect atau positif corona, Syaiful menjelaskan bahwa RSUD Dumai telah menyiapkan dua ruangan isolasi dengan empat tempat tidur, serta perlengkapan lainya sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
"Kami juga telah meminta Rumah Sakit Pertamina untuk menyediakan dua ruang isolasi dalam penanganan Covid 19 ini. Hal ini dilakukan guna persiapan yang maksimal. Termasuk kami juga telah membentuk tim medis yang khusus menangani Covid-19," ungkapnya.
Di sisi lain, ada satu pasien rujukan suspect dari Kabupaten Meranti yang akan diisolasi di RSUD Kota Dumai.
"Kami terima karena memang RSUD Kota Dumai merupakan rumah sakit rujukan suspect Covid-19," tutur Direktur RSUD Kota Dumai, dr Ridhonaldi kepada Riau Pos.
Pasien suspect yang dirujuk itu perempuan berumur 50 tahun, warga Desa Pelantai, Kecamatan Merbau. Kadiskes Kepulauan Meranti dr Misri kepada Riau Pos membeberkan, jika pasien sempat mendapat pengawasan dari RSUD Kepulauan Meranti, namun setelah diperiksa ternyata pasien positif radang paru-paru. Dengan demikian, saat ini jumlah suspect asal Meranti bertambah. Karena sebelumnya suspect yang pertama telah diisolasi di RSUD Arifin Achmad. Pasien itu berasal dari Desa Lukun Kecamatan Tebingtinggi Timur.
"Untuk suspect yang kedua semula hendak dirujuk ke Arifin Achmad. Tapi karena fasilitas isolasinya penuh, makanya batal dan kami putuskan dirujuk ke RS Kota Dumai," ujar Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Diskes Meranti Muhammad Fahri. Fahri membeberkan, riwayat perjalanan pasien kedua ditemukan pascamelaksanakan umrah. Beberapa hari sebelum tiba di Meranti, dia sempat ke berkunjung ke Malaysia.
Sebelumnya Direktur utama RSUD Arifin Achmad, dr Nuzelly mengatakan, sesuai perintah Gubri seluruh rumah sakit di Riau harus mempersiapkan tempat untuk perawatan pasien suspect corona. Sehingga tidak tertumpu pada RSUD Arifin Achmad saja.
"Jadi tidak ada penolakan itu, Pak Gubernur sudah perintahkan semua rumah sakit di Riau menyediakan fasilitas untuk perawatan pasien suspect. Kami hanya bisa tampung empat pasien. Kemarin ada juga pasien yang mau masuk diarahkan ke Awal Bros," jelasnya.
Mulai Membaik
Sementara satu pasien suspect yang dirawat di RSUD Bengkalis saat kondisinya semakin membaik. Hal ini diungkap Wakil Direktur RSUD Bengkalis Bidang Pelayanan Rita Puspa, Rabu (18/3) sore. Menurut dia saat ini pihak RSUD Bengkalis masih menunggu hasil laboratorium dari Kementerian Kesehatan.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat keluar hasilnya," terangnya.
Harapan pihak RSUD Bengkalis hasil labor dari pasien ini negatif melihat perkembangan kesehatan pasien yang cenderung membaik. Seperti diberitakan sebelumnya satu di antara dua pasien suspect yang dirawat RSUD Bengkalis sudah dipulangkan, Senin (16/3). Pasien ini bisa dipulangkan karena sudah keluar hasil labor dari Kementerian Kesehatan yang menyatakan pasien tersebut negatif corona.
Hal serupa diungkap Plt Direktur RSUD dr Ersan Saputra, Selasa (17/3) sore. Menurut dia hasil pemeriksaan dari Kementerian Kesehatan hasil labor pasien 1 suspect ini sudah diterima sejak Ahad (15/3). "Pasien yang pertama kali kita nyatakan suspect kemarin sudah keluar hasil pemeriksaan Kementeriannya dan dinyatakan negatif. Sehingga kita izinkan pulang. Semalam sudah di bawa pulang pihak Keluarga," terangnya.
Sementara itu, satu pasien suspect masih dirawat di RSUD Bengkalis. Pasien ini masih menunggu hasil pemeriksaan labor dari Kementerian Kesehatan.(sol/wir/esi/agt/jpg/ted)
Laporan: JPG dan TIM RIAU POS