PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Cuaca cerah, panas terik, dan didukung dengan lahan gambut yang mudah terbakar membuat satu titik api di Kabupaten Siak Sri Indrapura cepat menyebar. Tepatnya lahan di perbatasan Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak, dan Kecamatan Siak Kecil Bengkalis Desa Bandar Sungai telah terbakar hebat.
Pengawasan dan survei lahan ini langsung diserahkan kepada masyarakat setempat, atau disebut Masyarakat Peduli Api (MPA) Bandar Sungai. Namun keterbatasan air sehingga, MPA dan tim minta dukungan melalui satgas udara. Kebakaran lahan ini terjadi sejak Ahad (17/3). Dari pengaduan dan laporan warga MPA Bandar Sungai, kebakaran yang saat ini menghabiskan 20 hektare lahan hingga sampai tengah malam belum dapat diatasi. Karena di lapangan, angin juga kencang, sementara pasokan air sudah menipis.
Penghulu Desa Bandar Sungai, Putra Fajar menceritakan, kebakaran lahan di lokasi itu diketahui pukul 13.30 WIB, dari laporan salah satu tim MPA Bandar Sungai M Rifai. Saat survei lokasi, dia melihat ada asap di perbatasan, langsung saja dia melaporkan hal itu kepada kepala desa. Dengan sigap Putra Fajar menginstruksikan relawan MPA Bandar Sungai langsung terjun ke lokasi.
“Saat tim tiba di lokasi, api masih belum meluas. Dengan alat seadanya tim berjibaku memadamkan api, namun angin sangat kencang dan membakar semak belukar. Api pun mulai meluas,” ujar Putra Fajar kepada Riau Pos.
Selanjutnya, persoalan ini disampaikan ke camat setempat, lalu Danramil, Polsek dan tim BPBD Kabupaten Siak untuk mendapatkan bantuan dari semakin meluasnya kebakaran lahan. Akan tetapi, sebelum bantuan lain turun, penghulu desa dan tim MPA masih tetap melakukan pemadaman, dengan kondisi air yang minim.
“Sejak siang itu, pemadaman berlanjut sampai malam hingga pukul 23.30 WIB oleh tim MPA, BPBD, Danramil dan Polsek serta masyarakat. Karena kondisi air sudah kandas, tim pilih mundur,” jelasnya.
Berlanjut pagi Senin kembali tim MPA, Danramil, Polsek turun, kembali menjinakkan api. Kebakaran sudah menghabiskan lebih kurang 20 hektare lahan masyarakat yang berisikan sawit serta belukar. Karena tidak mungkin melakukan pemadaman lewat darat lagi, maka sangat diharapkan dukungan dari udara. Hingga berita ini diturunkan pemadaman lewat darat tetap dilakukan dengan kondisi seadanya.
“Sumber air sangat sulit sehingga proses pemadaman terkendala sehingga luas kebakaran akan bertambah,” ujar Putra Fajar.
Empat Hot Spot di Pelalawan
Empat hot spot kembali terpantau diwilayah Kabupaten Pelalawan, Senin (18/3) pagi. Hot spot dengan confidence di atas 50 persen itu ditemukan di dua kecamatan. Yakni tiga titik berada di Kuala Kampar dan satu titik di Pangkalan Kuras.
“Alhamdulillah, setelah personel kami turun melakukan pengecekan di lapangan, empat hot spot itu berhasil diantisipasi sehingga tidak menjadi titik api (fire spot),” terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Drs Hadi Penandio MSi kepada Riau Pos, Senin (18/3).
Diungkapkan mantan Kepala Satpol PP Pelalawan ini, bahwa saat ini Pelalawan tidak ditemukan lagi adanya titik api yang membakar sejumlah lahan. Pasalnya, seluruh titik api telah berhasil dipadamkan total sehinggga saat ini hanya ada titik asap, khususnya di Desa Pangkalan Terap Kecamatan Teluk Meranti. Namun demikian, pihaknya mendapat informasi dari pihak Kecamatan Teluk Meranti adanya ditemukan karhutla yang terjadi di Desa Teluk Binjai.
“Saat ini, petugas masih dalam perjalanan untuk melakukan pengecekan karhutla itu. Kami bersama tim gabungan Satgas Karhutla Pelalawan serta Pemprov Riau akan terus berkomitmen melakukan penanggulangan dan antisipasi karhutla dengan maksimal,” paparnya.