PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pertumbuhan ekonomi Riau 2019 tercatat hanya mencapai 2,84 persen. Angka pertumbuhan yang tergolong cukup kecil jika dibandingkan potensi ekonomi yang ada di Riau.
Gubernur Riau Drs H Syamsuar mengatakan, kecilnya angka pertumbuhan ekonomi di Riau tersebut dikarenakan terkena pengaruh dari rendahnya harga minyak dan gas (Migas). Jika tidak dimasukkan dari sektor Migas, maka pertumbuhan ekonomi di Riau bisa mencapai 4,84 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Riau sekarang hanya 2,84 persen, karena terpengaruh harga Migas. Kalau di lihat tanpa Migas, pertumbuhan ekonomi Riau sebesar 4,84 persen," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, memang selama ini pertumbuhan ekonomi Riau ini bergantung pada sektor Migas. Karena itu ke depannya pihaknya tidak bisa hanya mengandalkan Migas guna mendongkrak perekonomian Riau.
"Kalau hanya mengandalkan Migas, tentu akan sulit. Karena kita tidak tahu sampai kapan harga Migas naik, tapi memang Migas ini tidak bisa kita tinggalkan," sebutnya.
Dijelaskan gubernur, berdasarkan informasi yang ia terima, yang mempengaruhi harga Migas turun di Indonesia, di karenakan stok Migas di Amerika dan Cina untuk sekarang melimpah, itulah hal yang sangat mempengaruhi harga migas di Indonesia termasuk Riau.
"Kalau di lihat, nasib Riau sekarang tidak jauh berbeda dengan Kalimantan Timur yang juga daerah penghasil Migas, karena pertumbuhan ekonominya sama-sama rendah, ujarnya.
Untuk itu, guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi Riau, saat ini pihaknya terus gencar mengajak para investor untuk bisa berinvestasi di Riau. Beberapa pihak juga sudah datang ke Riau untuk menjajaki kerjasama seperti dari Cina dan Singapura.
"Kalau investor dari Cina mereka tertarik untuk mengembangkan bio diesel yang bahan bakunya banyak di Riau, yakni dari CPO. Kalau investor Singapura ingin dari sisi olahraga yakni pemanfaatan stadion utama Riau. Mudah-mudahan bisa segera terwujud," katanya.(sol)