MERANTI (RIAUPOS.CO) - Menyahut desakan dari berbagai pihak atas minimnya upaya dalam penanggulangan abrasi di Pulau Rangsang, Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Irwan Nasir mengungkapkan jika Pemkab Meranti dan Ditjen Otonomi Daerah (Otda) sedang menyusun desain reklamasinya.
“Terkait Pulau Rangsang, saya sebenarnya telah diundang ke Jakarta oleh Dirjen Otda untuk membicarakan program reklamasi Pulau Rangsang,” ujar Irwan Nasir, Selasa (17/9/19).
Melalui reklamasi ini dikatakan Irwan Nasir Pulau Rangsang ini akan di siapkan untuk menjadi kawasan industri dan tempat Bunker minyak terbesar di Asia Tenggara. “Ini sedang di desain reklamasinya untuk menjadi kawasan industri. Salah satunya bunker minyat di Selat Malaka,” ungkap Irwan.
Dalam menyukseskan program tersebut, ia berharap besar dukungan dari seluruh elemen masyarakat Kepulauan Meranti. Menurutnya jika program tersebut bisa terealisasi tentu akan menambah lapangan pekerjaan.
“Mohon doa semoga program ini bisa berjalan denganlancar. Apabila ini terjadi maka akan membuka banyak lapangan pekerjaan,” tuturnya.
Oleh sebab itu pihaknya juga nantinya akan mengundang seluruh elemen masyarakat untuk sama-sama membicarakan hal ini. “Nanti kita akan bicarakan. Oleh karena itu saya minta dukungan kita semua. Untuk membicarakan ini kita akan undang semua kelompok masyarakat,’’ ujarnya.
Dari data yang dihimpun, Riau Pos melalui Bagian Perbatasan Setdakab Kepulauan Meranti, khusus di Pulau Rangsang saja terdapat 73,47 KM daratan yang telah tenggelam.
Sementara laju abrasi (pengikisan) tidak kurang dari 13,18 hektar per tahun, bencana itu tidak hanya terjadi di Pulau Rangsang saja, abrasi juga mengancam beberapa pulau lain di Meranti seperti Pulau Merbau, Pulau Padang dan Pulau Tebingtinggi.
Parahnya jika ditotalkan jumlah luas daratan yang tergerus abrasi di Kepulauan Meranti tidak kurang dari 106,87 Km. Data itu hasil pendataan yang dilakukan oleh Bidang Perbatasan Setdakab Kepulauan Meranti belum lama ini.(*4)