Hot Spot Meningkat, 29 Terpantau Pekanbaru Bebas Asap

Riau | Rabu, 18 Juli 2018 - 13:24 WIB

Hot Spot Meningkat, 29 Terpantau Pekanbaru Bebas Asap
Titik Panas: Petugas BMKG Stasiun Pekanbaru menunjukkan sebaran titik panas yang berada di Riau, Selasa (17/7/2018). Hot spot yang ada di Provinsi Riau terpantau sebanyak 29 titik.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - TITIK panas atau hot spot di Riau meningkat. Dari pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, terdapat 29 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau pada Selasa (17/7).

 

Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

Kepala Stasiun BMKG Pekanbaru Sukisno mengatakan, seluruh titik panas tersebut menyebar di sebagian wilayah pesisir Riau, mulai dari Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis hingga Siak. “Titik panas terbanyak terdeteksi di wilayah Dumai dengan 15 titik, selanjutnya Rokan Hilir tujuh titik, Bengkalis enam titik dan Siak satu titik,” kata Kisno di Pekanbaru, Selasa siang.

 

Selain 29 titik panas di Riau, Sukisno mengatakan pencitraan satelit Terra dan Aqua juga mendeteksi 21 titik panas lainnya di lima provinsi di Sumatera. Titik panas dengan tingkat akurasi di atas 50 persen. Indikasi karhutla itu menyebar di Lampung 15 titik, Bangka Belitung dan Sumatera Selatan masing-masing dua titik, serta Sumatera Utara dan Bengkulu  masing-masing satu titik.

 

Dia menjelaskan, jika dari 29 titik panas di Riau, 24 titik di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat Karhutla dengan tingkat akurasi di atas 70 persen. “Titik api terpantau menyebar cukup banyak di Dumai dengan 13 titik, selanjutnya Rokan Hilir dan Bengkalis masing-masing lima titik dan Siak satu titik api,” sebutnya.

 

Lonjakan titik-titik panas dan titik api di Riau mulai terpantau dalam 48 jam terakhir. Sebelumnya pada Senin kemarin BMKG mendeteksi 17 titik panas, dan meningkat dua kali lipat pada hari ini.

 

Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan hingga 30 November 2018 mendatang. Perpanjangan status tersebut selain mengantisipasi karhutla, juga sebagai bagian dari upaya untuk menyukseskan pagelaran olahraga akbar se-Asia, Asian Games 2018.

 

Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah menetapkan status siaga karhutla sejak 19 Februari 2018 lalu, dan berakhir pada 31 Mei 2018. Saat itu, penetapan status tersebut dilakukan setelah sebelumnya sebagian besar wilayah Riau mulai dilanda kebakaran hebat. Tercatat, seluas 1.962,96 hektare lahan di Provinsi Riau hangus terbakar sepanjang lima bulan pertama 2018 ini, dengan lima kabupaten di antaranya mengalami kebakaran dengan luas di atas 100 hektare.

 

Dalam pada itu, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Marzuki mengatakan bahwa Pekanbaru tidak akan kembali berasap untuk tahun ini. “Saya rasa Pekanbaru tidak akan kembali berasap. Dikarenakan telah adanya tim posko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Riau yang selalu siap melakukan pemadaman dan patroli di area atau wilayah rawan karhutla,” ujarnya.

 

Potensi curah hujan yang kurang saat ini di beberapa daerah di Provinsi Riau termasuk Pekanbaru menyebabkan terdapatnya beberapa titik api dari pantauan BMKG. Untuk itu, Marzuki mengimbau masyarakat untuk dapat selalu mewaspadai hal-hal yang dapat menyebabkan karhutla. Baik di daerah kabupaten ataupun kota.

   

“Imbauan kami ke masyarakat untuk tidak melakukan atau membersihkan lahan dengan cara membakarnya. Karena pada saat ini, kondisi iklim di Provinsi Riau sedang musim kemarau. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama dari tiap masyarakat, baik itu di kabupaten ataupun Kota Pekanbaru juga,” ungkapnya.(cr8/ose)

 

(Laporan SARIDAL MAIJAR, Pekanbaru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook