LAMR Gelar Bincang-bincang Melayu

Riau | Senin, 18 Februari 2019 - 10:30 WIB

LAMR Gelar Bincang-bincang Melayu
BINDANG MELAYU: LAMR Kabupaten Bengkalis menggelar acara bincang-bincang Melayu yang diharapkan dapat meningkatkan nilai-nilai kemelayuan, Sabtu (16/2/2019). (HUMAS PEMKAB BENGKALIS)

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Guna membangkitkan kembali nilai-nilai kemelayuan, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis menggelar bincang-bincang Melayu di Gedung LAMR, Sabtu (16/2). Kegiatan tersebut selaras dengan tema ‘’Membangkitkan kembali nilai-nilai kemelayuan di Negeri Junjungan".

Bincang-bincang Melayu ini diawali pemaparan oleh Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Kabupaten Bengkalis, Tengku Zainudin Yusuf tentang tatanan adat istiadat keseharian Melayu, menurutnya LAMR sebagai organisasi yang punya tanggungjawab besar untuk menjaga dan melestarikan budaya Melayu.

"LAMR Bengkalis terbentuk sejak 1997 dan sekarang sudah menginjak usia 22 tahun. Tugas berat dalam menjaga budaya dan adat istiadat Melayu ada di sini," katanya.
Baca Juga :Kapolres Ajak Semua Elemen Berkolaborasi

Lebih lanjut Tengku Zainudin Yusuf menjelaskan bahwa upaya pelestarian budaya Melayu terkait menjaga dan memeliharan adat istiadat dan nilai sosial budaya, terutama nilai-nilai akhlak, moral dan adab yang merupakan inti dari adat istiadat agar keberadaannya tetap terjaga.

Bincang-bincang selanjutnya pemaparan oleh tokoh Melayu asal Negeri Junjungan, Isa Selamat membahas Dimensi Pendidikan Melayu. Dalam paparannya, Bengkalis merupakan satu pusat pengembangan budaya Melayu serumpun, selaras dengan visi misi Pemerintah Kabupaten Bengkalis saat ini.

"Dalam rangka menjadikan Kabupaten Bengkalis sebagai negeri yang maju dan makmur salah satunya menjadikan Pulau Bengkalis sebagai gerbang utama. Fokus sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan terpadu dan pusat pengembangan budaya Melayu serumpun," jelasnya.

Sementara budayawan Melayu, Syaukani Al Karim mengatakan kekuatan besar orang Melayu dalam kembali mengenal dirinya sendiri, menerapkan kepribadian Melayu dalam kehidupan sehari-hari.

Pemateri lainnya adalah Riza Fahlefi membawa tema politik Melayu sebagai upaya menjulang marwah teraju negeri dan ditutup oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bengkalis, H Amrizal tentang Islam sebagai ruh kebudayaan Melayu.

Hadir dalam bincang-bincang tersebut Ketua Dewan Pengurus Harian H Sofyan Said dan pengurus LAMR Kabupaten Bengkalis. Sebagai pesertanya adalah perwakilan dosen, mahasiswa, guru, organisasi dan sejumlah kepala desa.(evi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook