“ Innalalilahi waina ilahirojiuun, semoga ustad Abdul Somad diberi ketabahan dan almarhumah di lapangkan kuburannya, dan ditempatkan di sisi Allah SWT,” akun facebook @Tusiman Putra Dinasti.
Untuk kelancaran perjalanan almarhumah, turut hadir pihak kepolisian mengamankan arus lalu lintas menuju Silau Laut. Pengawalan ini langsung dipimpin Kapolresta Pekanbaru Kombes Susanto. Dari pantauan Riau Pos, saat di RS tampak ratusan orang berkumpul mulai dari kerabat hingga sahabat hadir di sana untuk melepas kepergian ibunda UAS. Dalam prosesi itu terlihat hadir Ustaz Mustafa Umar, Ketua DPD Demokrat Asri Auzar serta Ketua PKS Henri Munief.
Dimakamkan di Samping Ayah UAS
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Susanto langsung mengawal ambulans yang membawa jenazah ibunda UAS, Rohana ke kampung halamannya di Sumut Senin (18/3) pagi. Disebutkan Kombes Pol Susanto, rombongan bertolak dari Pekanbaru, tepatnya dari RS Sansani sekitar pukul 9.00 WIB dan tiba di kampung halaman. Yakni rumah duka di Kompleks Tuan Syekh Silau, Jl Silo laut Air joman, Kisaran Sumatera Utara sekira pukul 18.45 WIB.
“Kami lewat darat, selama 9 jam. Sampai di kediaman yang sudah disambut ribuan orang saat magrib sekitar pukul 18.45 WIB,” kata Susanto memberikan kabar kepada Riau Pos.
Saat memberikan informasi terbaru ini Susanto sedang bersama masyarakat yang dalam proses pemakaman ibunda UAS. Di mana pemakamannya tidak jauh dari rumah duka hanya sekitar lebih kurang 40 meter. “Ini malam langsung dikebumikan. Sekarang lagi di lokasi pemakaman,” sebut Susanto lagi.
Susanto menggambarkan kondisi di pemakaman, dia mengatakan sangat ramai, warga yang mengantarkan almarhumah ke peristirahatan terakhir ini. “Warga sangat ramai, dan semuanya turut mendoakan,” paparnya.
Susanto mengabarkan, UAS baru sampai ke kediamannya selesai Salat Isya. Dan begitu sampai, UAS langsung pimpin salat jenazah yang diikuti Kapolda Sumut dan Kapolresta Pekanbaru.
Alaidin Koto: UAS Nomorsatukan Ibunya
UAS dalam setiap ceramahnya memang kerap menyinggung tentang seorang ibu, betapa mulianya seorang ibu. Serta betapa wajibnya seorang anak memuliakan seorang ibu. Pernah suatu ketika salah seorang jamaah bertanya kepada UAS, tentang ketidaksukaannya terhadap ibunya. Ia merasa pernah ditinggalkan ibunya ketika kecil. Ketika ia sudah dewasa dan berkeluarga, kini ibunya kerap berkunjung dan menimbulkan rasa jengkel.
Lalu UAS menjawab, meskipun anak memberi makan ibu sampai mati, membuatkan ibu istana, memberikan gelang emas 2 kg, menggendong ibu ketika haji bahkan meminum air bekas cuci kakinya. Itu tidak akan cukup membalas pengorbanan seorang ibu. “Itu semua belumlah dapat membalas setetes darah dagingnya yang robek saat mengeluarkan kalian dari gelapnya rahim ke terangnya dunia,” kata UAS.
UAS dikenal sangat menghormati ibunya. Menyelipkan pentingnya menghargai dan memuliakan seorang ibu. Hal ini dibenarkan oleh Profesor Alaidin Koto, sahabat UAS.
“Dia sangat hormat kepada ibunya. UAS menomorsatukan ibunya daripada yang lain,” kata Alaidin, Senin (18/3).
Menurut Alaidin, mendengar kabar wafatnya ibunda UAS, pagi kemarin. Dia juga mengatakan ibunda UAS, Rohana akan dimakamkan di kampung halamannya di Kisaran. “Saya dengar kabar pagi tadi, katanya sudah dibawa ke Kisaran, siang ini,” ujarnya.(*1/gus)