PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- WALI Kota (Wako) Pekanbaru Firdaus mengeluarkan kebijakan terkait operasional taman rekreasi dan wisata di tengah angka pertambahan kasus Covid-19 yang terus meningkat. Lokasi wisata untuk sepekan ke depan diminta tutup. Pasalnya, pihaknya sempat ‘kecolongan’ dengan terjadinya kerumunan, Sabtu (15/5) lalu.
Hal ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Wali Kota Pekanbaru Nomor: 1586/STP/SEKR/V/2021. SE ini mengatur tentang Penutupan Taman Rekreasi/Wisata dan Peniadaan Kegiatan pada Gedung Pertemuan/Hotel dan Convention Center. Dalam SE ini Wako menyampaikan bahwa langkah ini mencermati semakin meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dan ditetapkannya Pekanbaru zona merah risiko tinggi penyebaran Covid-19.
"Maka perlu upaya bersama memutus mata rantai Covid-19 sebagai tindakan preventif peningkatan kasus penularan Covid-19. Khususnya pascalibur perayaan Idulfitri,” jelasnya.
Langkah yang diambil adalah pertama, seluruh pelaku usaha taman rekreasi/wisata menutup usaha selama tujuh hari. Terhitung tanggal 17 sampai dengan 23 Mei 2021. Kedua, kegiatan keramaian di dalam gedung pertemuan/hotel/convention center yang melaksanakan acara melibatkan massa atau berpotensi menimbulkan kerumunan, baik itu pertemuan sosial, politik, budaya, seminar, lokakarya, resepsi keluarga, dan kesenian agar ditunda.
"Atau ditiadakan selama tujuh hari. Terhitung tanggal 17 sampai dengan 23 Mei,” imbuhnya.
Ketiga, pengawasan melekat terhadap kebijakan di atas dilakukan oleh tim penegak hukum Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru yang terdiri dari unsur perangkat daerah terkait, BPBD, Satpol PP serta unsur TNI dan Polri.
"Dalam pelaksanaannya melakukan upaya preventif hingga pemberian sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujar Firdaus selaku Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru.
Sebelumnya, jajaran Forkopimda Kota Pekanbaru sempat mengambil kebijakan terkait Idulfitri di tengah penambahan kasus Covid-19 yang naik tajam. Yaitu mal, pusat perbelanjaan dan tempat wisata alam ditutup selama tiga hari. Selain itu, Salat Id juga hanya boleh dilaksanakan di rumah. Kesepakatan ini dituangkan dalam Surat Edaran 10/SE/2021. Pelarangan sendiri saat itu diterapkan pada 12, 13, dan 14 Mei.
Namun, memasuki 15 Mei yang bertepatan dengan Sabtu akhir pekan, aturan ini berakhir. Berbagai mal dan taman wisata Pekanbaru kembali buka. Lokasi-lokasi ini ditambah dengan ruang terbuka hijau (RTH) termasuk yang berada di depan rumah dinas Wali Kota Pekanbaru di Jalan Ahmad Yani diserbu masyarakat untuk menghabiskan sisa waktu liburan di dalam kota. Apalagi, warga memang tak bisa mudik akibat larangan yang diterapkan pemerintah.
Dampaknya, kerumunan pun tercipta di berbagai tempat. Salah satunya di Asia Heritage Jalan Yos Sudarso Km 12. Kerumunan di sini viral di media sosial dan mengundang kritikan. Warga membandingkan antara ketegasan pemerintah melarang masyarakat mudik namun membiarkan terjadinya kerumunan di tempat wisata.
Viralnya kerumunan di Asia Heritage Sabtu (15/5) lalu mengundang beragam komentar. Dalam video yang diterima Riau Pos, tampak di lokasi ini pengunjung menyemut tanpa menerapkan protokol kesehatan.
"Ini yang namanya lautan manusia,” komentar warga yang terdengar dalam video.
Sementara, warga lainnya, Roni seorang mahasiswa asal Bukittinggi Sumatera Barat yang bekerja paruh waktu di Pekanbaru mengkritik pemerintah yang membiarkan kerumunan terjadi.
"Mudik nggak boleh. Tapi kerumunan di tempat wisata dibiarkan. Tebang pilih namanya,” ucapnya menyampaikan kekecewaan.
Akibat menyebabkan kemacetan panjang hingga 1 meter dan membeludaknya jumlah pengunjung di kawasan Asia Heritage yang ditutup paksa oleh Pemerintah Kota Pekanbaru, Ahad (16/5) membuat sejumlah calon pengunjung kecewa.
Pantauan Riau Pos di lokasi, tepatnya di area gerbang masuk Asia Heritage Pekanbaru, tampak puluhan pengendara roda dua dan empat mengantre di area depan pintu masuk kawasan wisata tersebut. Meskipun sudah tertera informasi di depan gerbang masuk bahwa kawasan wisata tersebut ditutup sementara waktu.
Samsul, salah seorang pengendara roda dua yang berasal dari Kecamatan Tuah Madani mengaku sengaja mengajak keluarganya untuk menikmati liburan Idulfitri di kawasan wisata teranyar tersebut. Apalagi kawasa wisata yang memiliki empat konsep negara Asia sekaligus seperti Cina Town (Cina), Little Kyoto (Jepang), Little Jeju (Korea), dan floating market Indonesia tersebut terkenal dengan berbagai spot foto ikonik sehingga para pengunjung penasaran dengan suasana yang ditawarkan.
"Kami ingin merasakan liburan ke luar negeri pun disediakan persewaan kostum di Asia Heritage. Tapi malah ditutup. Mana perjalanan ke sini cukup jauh dan menyita banyak tenaga. Sia-sia karena tak bisa masuk ke dalam,” tuturnya.
Ia berharap kawasan wisata tersebut dapat segera dapat dibuka kembali serta pengelolaan menerapkan proses yang lebih ketat agra masyarakat dapat lebih aman dan nyaman saat berkunjung selama di masa pandemi ini.
Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru Iwan Simatupang pada Riau Pos menyebutkan, Wako Pekanbaru memerintahkan Asia Heritage menutup operasional sementara.
"Kami baru mengecek untuk diminta supaya ditutup Asia Heritage. Agar tidak beroperasi dulu di hari ini (kemarin, red). Mengingat kemarin itu kan viral kerumunan di sana,” ucapnya.
Sementara itu Camat Rumbai Barat Jasrul membenarkan kawasan wisata di daerahnya kini ditutup Pemko Pekanbaru karena telah menimbulkan kerumunan dan kemacetan lebih dari 1 kilometer sehingga membuat arus kendaraan yang melintas di kawasan tersebut terganggu. Belum lagi, kapasitas pengujung yang berkunjung ke kawasan wisata alam tersebut telah melebihi kapasitas yang ditentukan Pemko Pekanbaru sebanyak 50 persen dari total kapasitas yang ada.
"Setelah kami lakukan koordinasi dengan pihak pengelola dan Pemko Pekanbaru telah memutuskan untuk menutup sementara kawasan wisata ini dan pihak pengelola harus melakukan pembersihan di seluruh kawasan wisata miliknya guna meminimalisir terjadinya penyebaran Covid-19 di area tersebut,” tuturnya.