Lapak PKL Dipasang Garis Larangan
Dalam pada itu, dampak dilarangnya mudik oleh pemerintah, konsentrasi masyarakat yang harus pulang kampung kini menjadi memenuhi destinasi wisata untuk mengisi liburan Idulfitri. Kerumunan di tempat wisatapun tak terhindarkan.
Kasatpol PP Kota Pekanbaru Iwan Simatupang kepada Riau Pos, menyebut personel Satpol PP saat ini berpatroli melakukan pengecekan lokasi-lokasi yang berpotensi terjadi kerumunan. "Anggota masih keliling ngecek,” kata dia.
Dari informasi yang diperoleh Riau Pos, Satpol PP juga turun di lokasi yang biasanya pedagang kaki lima (PKL) menggelar dagangnnya di Jalan HR Soebrantas Ahad pagi sekitar pukul 08.30 WIB. Selain penertiban PKL, garis kuning sebagai larangan juga dipasang di kawasan tersebut. Pemasangan garis kuning disertakan dengan sanksi pidana dari pihak kepolisan, apabila terjadi pengrusakan atau dilepas. Ini disebut untuk mencegah penularan virus Covid-19 di Kota Pekanbaru yang saat ini semakin melonjak.
Saat ini penularan Covid-19 di Pekanbaru memang mengkhawatirkan. Berdasarkan data Jumat (14/5) di Pekanbaru total kasus konfirmasi positif Covid-19 sudah berada di angka 23.353 kasus dengan 438 di antaranya meninggal dunia. Saat ini pula, ada 2.790 kasus aktif yang masih dalam penanganan.
Masih Tinggi
Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Riau terpantau meningkat usai Idulfitri. Meski begitu, penambahan pasien positif juga masih tinggi. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan adanya penambahan 355 pasien positif per Ahad (16/5). Dengan demikian, total pasien positif di Riau hingga saat ini sebanyak 51.659 orang.
"Kemudian pasien sembuh lebih banyak dibandingkan pasien positif. Yakni bertambah 565 sehingga total 45.617 orang sudah sembuh. Sementara pasien meninggal dunia bertambah enam orang sehingga total 1.324 meninggalkan dunia,” kata Mimi.
Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 761 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 3.957 orang.
"Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri tinggal 4.718 orang,” ujarnya.
Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.572 orang dan yang isolasi di rumah sakit 170 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 84.005 meninggal dunia 271 orang.
"Untuk informasi lainnya, sampai hari ini (kemarin, red) laboratorium biomolekuker RSUD Arifin Achmad sudah memeriksa sebanyak 299.614 sampel swab pasien,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, memang saat ini pasien positif Covid-19 didominasi oleh pasien yang berstatus orang tanpa gejala (OTG) atau sekitar 75 persen dari total pasien positif Covid-19 di Riau. Karena itu, banyak pasien yang menjalani isolasi mandiri.
"Isolasi mandiri tersebut dilakukan di tempat yang sudah disediakan pemerintah, namun bagi yang memiliki rumah yang layak untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya, dipersilakan. Namun tetap di bawah pengawasan tenaga kesehatan terdekat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Mimi juga berpesan, dengan masih bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Meskipun beberapa orang sudah dilakukan vaksinasi, namun protokol kesehatan harus tetap dijalankan.
"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker,” ajaknya.
Pasien Diisolasi di Masjid
Kasus Covid-19 di Desa Tanjung Samak Kabupaten Kepulauan Meranti mendadak meledak hingga terpaksa diterapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan skala mikro (PPKM) sejak Jumat (14/5) lalu. Demikian informasi yang diterima Riau Pos, melalui Camat Rangsang Tengku Arifin, Ahad (16/5) siang. Ia membeberkan saat ini terdapat 31 warga positif hasil dari rapid antigen.
Untuk menekan penularan, puluhan warga terkait saat ini terpaksa diisolasi di beberapa lokasi yang berbeda. Di antaranya ada yang diisolasi di Masjid At Taqwim, rumah dokter dan mes kecamatan. Sebagai upaya pencegahan saat ini pihaknya dan satgas sepakat untuk menutup akses pintu masuk dan keluar desa.
"Ditutupnya akses keluar masuk khusus masyarakat pasar Tanjung Samak dan telah dilaksanakan PPKM jalan keluar masuk di masing-masing desa yang dilintasi,” ujarnya.
Arifin juga menjelaskan, pasar serta sejumlah tempat yang diindikasi berpotensi menjadi sarana penularan juga telah disemprot dengan disinfektan.
Terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepulauan Meranti Muhammad Fahri juga membenarkan informasi tersebut. Sejak beberapa hari terakhir timnya masih bolak-balik melaksanakan tracing di desa tersebut.
"Saat ini kami masih di Tanjung Samak untuk melaksanakan tracing mengidentifikasi kontak erat,” ujarnya.
Dikatakannya, semula Bupati Kepulauan Meranti H Muhammad Adil juga ikut memimpin tracing dan membagikan paket sembako kepada pasien yang diisolasi. Ditambahkannya, saat ini puluhan orang tersebut dilakukan isolasi massal di suatu masjid di daerah tersebut. Selain masyarakat, tidak luput juga yang terkonfirmasi positif itu dari kalangan tenaga kesehatan dan anggota kepolisian.
"Dominan pasien diisolasi di masjid. Mengingat jarak tempuhnya yang jauh, mereka tidak dibawa ke kabupaten. Selain itu jika tempat tersebut dimungkinkan sebagai tempat isolasi dan dilakukan pengawasan dan masyarakat juga setuju, tidak jadi masalah,” ujarnya.
Diceritakan Fahri, dari hasil tracing didapatkan sumber awal berasal dari seorang dokter di Puskesmas yang mengalami gejala batuk dan demam, setelah diperiksa ternyata dia terkonfirmasi positif Covid-19.
"Awalnya seorang dokter di puskesmas mengalami batuk dan demam lalu dia melakukan pemeriksaan dan diketahui terkonfirmasi positif Covid-19. Kebetulan dia juga merupakan jamaah di masjid tersebut dan sempat berinteraksi dan kontak erat dengan jamaah lainnya. Tidak diketahui dokter tersebut terjangkit darimana, barangkali dari pasien,” ungkap Fahri.(ali/ayi/sol/wir/ted)
Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)