PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dengan alasan bisa menghemat anggaran, Dinas Pendidikan (Disdik) Pekanbaru akan melakukan penyatuan atau merger beberapa sekolah dasar (SD) negeri. Merger dilakukan terhadap sekolah-sekolah yang berada dalam satu kompleks.
Langkah ini diyakini tidak akan mempengaruhi peserta didik dan guru. Mereka tetap bisa bersekolah di lokasi yang sama tanpa harus pindah sekolah di lokasi lain.
Kepala Disdik Pekanbaru Abdul Jamal mengatakan, jika SD yang ada dalam satu kompleks tersebut dimerger, maka jika ada bangunan yang sudah tidak layak dan kemudian dibongkar, maka tidak akan menghilangkan sekolah yang ada. Ini tidak akan menyulitkan orang tua dan murid.
“Kalau sudah merger, jika sekolah yang sudah tidak layak dibongkar, maka kita tidak akan kehilangan sekolah. Tapi kalau belum dimerger kemudian ada sekolah yang dibongkar, kita akan kehilangan satu sekolah dan anak muridnya juga yang akan kesusahan,” sebutnya.
Lebih lanjut dikatakan Jamal, pihaknya berencana akan memerger 20 SD negeri yang ada di Pekanbaru. Pada merger tersebut, pihaknya tidak akan mengeluarkan guru dan juga murid, sehingga tidak akan terjadi gejolak di lapangan.
“Hanya administrasinya saja yang disatukan. Biasanya kepala sekolahnya ada dua, setelah dimerger hanya tinggal satu. Jadi ini salah satu cara untuk menghemat anggaran juga,” sebutnya.
Menurut aturan, dijelaskan Jamal, dalam satu sekolah bisa menerima murid hingga 1.000 anak. Sedangkan kondisinya saat ini, beberapa SD yang ada dalam satu kompleks, muridnya rata-rata 250 hingga 300-an orang.
“Untuk persiapan merger tersebut, saat ini kami tengah melakukan assessment kepada kepala sekolah yang ada di Pekanbaru. Paling lambat merger ini akan dilakukan awal 2019 mendatang,” jelasnya.(sol)