Ancam Tidak Jual Tiket selama Sepekan

Riau | Rabu, 16 Januari 2019 - 12:08 WIB

Ancam Tidak Jual Tiket selama Sepekan
Suasana di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru. Foto diambil beberapa waktu lalu. (DOK. RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Association of Indonesia Tour and Travel Agency (Asita) Riau mengancam tidak menjual tiket berbagai maskapai selama sepekan. Ini jika harga tiket berbagai maskapai di Riau tidak turun. Ketua Asita Riau Dede Firmansyah mengatakan, hal ini dilakukan sebagai bentuk protes, kenapa di provinsi lain ada penyesuaian harga atau potongan 30 hingga 60 persen, sementara di Riau tidak diberlakukan.

“Kami memiliki 168 anggota sebagai agen travel, dan 85 persen berada di Pekanbaru. Sedangkan 15 persennya berada di 12 kabupaten/kota. Situasi ini, kami harapkan dapat segera berakhir,’’ ungkap Dede kepada Riau Pos, Selasa (15/1) petang.
Baca Juga :Penumpang Bandara SSK II Meningkat

Lebih jauh diungkapkan Dede, menurut Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) kenaikan harga tiket ini dikarenakan kenaikan avtur sebagai bahan bakar pesawat. Tapi pertanyaannya, kenapa maspakai negara tetangga Air Asia, tetap memberlakukan harga tiket murah.

“Apakah Air Asia bersubsidi atau seperti apa? Seharusnya INACA dapat lebih terbuka atas situasi yang sangat meresahkan ini. Sebab, kami tidak main-main dengan rencana tidak menjual tiket ini,’’ tegas Dede.

Tidak hanya INACA yang disesalkan Dede, tapi juga Kementerian Perhubungan yang menurutnya juga tidak memiliki konektivitas  dengan Program Kementerian Pariwisata. Sebab dengan tiket domestik yang seperti ini, tentu saja program Kementerian Pariwisata tidak akan pernah tercapai. “Rabu (16/1) DPP Asita akan melakukan pleno. Jika harga tiket di Riau masih tetap seperti ini, kami akan merealisasikan tidak menjual tiket selama sepekan,’’ ungkap Dede.

Jumlah agen travel 168 yang menjadi anggota Asita Riau, setidaknya sudah sepakat dengan rencana mogok tidak menjual tiket itu. Sebab sampai sejauh ini, sedikitnya 50 persen keberangkatan domestik, tiketnya ditangani Asita Riau.

Ditambahkan Dede, data dari Angkasa Pura II setiap harinya perputaran orang atau penumpang di Bandara Sultan Syarif Kasim II 6.000 sampai 7.000 orang. Jumlah itu merupakan jumlah kedatangan dan keberangkatan. Jumlah itu menurutnya akan bertambah signifikan jika hari besar keagamaan. Seperti Idulfitri dan lainnya akan bertambah menjadi 11 ribu lebih.

Disinggung harga tiket sejumlah maskapai, Dede menyebutkan sejak usai Idulfitri lalu hingga saat ini, Lion Air tidak lagi memberlakukan harga promo Rp622 ribu lagi. Harga tiket di angka Rp900 ribu lebih sampai Rp1 juta lebih. Sedangkan Garuda, rata-rata setiap hari saat ini mencapai Rp1,8 juta.  “Dapat dibayangkan bagaimana keresahan masyarakat Riau atas situasi seperti itu. Hal itu belum lagi ditambah dengan bagasi,’’ ungkap Dede.

Sementara pemilik Agen Trevel Muhibbah Ibnu Mas’udini mengatakan, selama tiga hari ke depan pihaknya sudah tidak lagi membuka penjualan tiket domestik. Pihaknya hanya menjual tiket internasional untuk semua pelanggannya. Hal ini sebagai bentuk protes akan harga tiket yang tak kunjung turun, sehingga pihaknya sulit menentukan harga jual tiket. “Selama 3 hari kita tidak jualan tiket domestik. Ini supaya pihak maskapai mengerti beban yang kami dan masyarakat rasakan akibat kenaikan harga tiket ini. Karena penjualan kami turun hampir 100 persen,” ucapnya.

Pertanyakan Komitmen INACA

Masih belum stabilnya harga tiket di pasaran membuat masyarakat mempertanyakan komitmen menurunkan harga jual tiket pesawat.

Citra (35) misalnya. Dia mengatakan, sebagai penumpang maskapai penerbangan upaya penurunan harga tiket pesawat tidak kunjung terealisasi. Malahan, tiket pesawat yang turun hanya di enam rute penerbangan saja dan bukan diseluruh domestik.

“Saya dari Pekanbaru ke Jakarta habis Rp1,3 juta sekali berangkat, biasanya hanya Rp1,2 juta bisa pulang pergi. Belum lagi biaya bagasi yang harus bayar. Ini sangat membebani penumpang. Saya heran kalau pemerintah menurunkan harga tiket, katanya 60 persen, kenapa tidak dipukul rata semua penerbangan domestik, apa negara ini hanya untuk beberapa provinsi saja, sehingga di provinsi lain harus mengeluarkan uang lebih untuk ke negaranya,” ucap dia.

Selain itu, banyak masyarakat yang melakukan perjalanan udara transit ke negara lain. Dia juga ikut melakukan hal itu, meskipun waktu tempuh yang dijalani cukup lama.(ayi/mng)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook