PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Festival Bono Surfing 2022 resmi dibuka akhir pekan lalu. Dalam kesempatan itu, Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Riau Sewitri yang juga merupakan Anggota DPRD Riau Dapil Pelalawan turut menghadiri kegiatan yang dibuka langsung Gubernur Riau Syamsuar dan Bupati Pelalawan Zukri Misran.
Dalam kesempatan itu, Sewitri menyampaikan apresiasi atas helat Festival Bono Surfing 2022. Sebelumnya, iven tahunan yang mendatangkan turis dari berbagai negara ini telah absen selama pandemi Covid-19. Sewitri berharap diadakannya kembali Festival Bono dapat mendongkrak sektor ekonomi kreatif dan UMKM masyarakat lokal.
“Tentunya kami berharap festival ini dapat mendongkrak kembali perekonomian masyarakat lokal atau tempatan, terutama dari sektor ekonomi kreatif dan UMKM,” sebut Sewitri, Senin (14/11).
Dikatakan dia, Bono Surfing sendiri diminati banyak turis luar negeri. Sebab, sangat jarang ditemukan sungai dengan kualitas ombak yang bagus untuk surfing. Ditambah lagi, dengan pemandangan alam yang sekitar munculnya bono menjadi daya tarik tersendiri bagi turis yang datang ke Kabupaten Pelalawan. Dia mendorong masyarakat agar bisa produktif dalam hal kerajinan maupun produk UMKM lainnya.
“Seperti oleh-oleh tenunan tradisional Pelalawan. Ini sangat menarik bagi turis mancanegara. Kami terus mendorong agar sektor UMKM bisa bangkit kembali dan ekonomi masyarakat lokal setempat terberdayakan,” tuturnya.
Sebelumnya, Gubri Syamsuar mengatakan gelombang bono yang sudah mendunia, diharapkan bisa menjadi ikon baru pariwisata Riau, bahkan Indonesia. Keterbatasan infrastruktur pendukung menjadi persoalan yang perlu dukungan semua pihak. Tidak saja pemerintah daerah, tapi juga pemerintah pusat, bahkan swasta.
“Kita harus bersinergi untuk mengembangkan pariwisata Bono ini. Harus ada pihak swasta yang bisa kita gandeng untuk pengembangan kawasan munculnya bono ini,” tegas Syamsuar.
Gubri Syamsuar memberi contoh kawasan Mandalika atau Bintan, Kepri yang berkembang karena dukungan pemerintah pusat dan juga pihak swasta. Gubri Syamsuar menambahkan bahwa tidak mungkin pengembangan kawasan pariwisata bono di Sungai Kampar, Teluk Meranti, sepenuhnya mengandalkan keuangan daerah, baik kabupaten maupun provinsi. “Makanya kita harus bersinergi,” tegasnya lagi.
Gubri Syamsuar juga menyarankan agar Festival Bekudo Bono didukung atau digandeng dengan iven-iven lain, sehingga wisatawan yang datang tidak sekadar melihat gelombang bono, tapi juga menikmati acara lain, yang tak kalah menarik. Sehingga wisatawan semakin tertarik untuk datang ke Teluk Meranti ini.
Pemprov Riau sudah membangun jalan lintas bono. Diperkirakan tinggal 10 km lagi yang masih pasir baru (sirtu), sehingga secara umum jalan menuju lokasi munculnya bono sudah baik. Pada festival tahun ini, selain diramaikan para peselancar lokal, juga datang 11 peselancar dari mancanegara, antara lain dari Inggris, Kuawit, Singapura, Rusia, dan Australia.(adv/nda)