JAKARTA DAN PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- TIM Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88) Mabes Polri menangkap 13 orang terduga teroris di beberapa titik di wilayah Riau. Salah satunya di Kota Pekanbaru.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi wartawan membenarkan hal tersebut. "Betul (penangkapan, red), jumlah 13 orang terduga teroris di wilayah Provinsi Riau," kata Ramadhan.
Namun, Ramadhan belum menjelaskan secara rinci terkait titik lokasi dan kronologis penangkapan ke-13 orang terduga teroris tersebut. Kata dia, pihaknya masih menunggu perkembangan dari pihak Densus 88.
"Tunggu. Belum dapat info dari Densus, nanti saja disampaikan keterangan lebih lanjut," kata Ramadhan.
Informasi yang diperoleh Riau Pos, salah satu terduga pelaku ditangkap di Jalan Muslimin I, Sidomulyo Timur, Marpoyan Damai, Pekanbaru. Dalam penangkapan itu, tim Densus 88 mengamankan seorang terduga teroris berinisial Z. Usai diamankan, Z langsung digiring petugas dengan pengawalan ketat untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut.
Menurut salah seorang warga Sidumulyo Timur yang enggan disebutkan namanya menceritakan proses penangkapan di dekat tempat tinggalnya itu sempat diwarnai salah tangkap. Hingga akhirnya, petugas melibatkan ketua RW untuk mengenali target yang dimaksud.
"Awalnya terjadi salah tangkap, di mana tim menangkap salah seorang warga yang bernama HE umur lebih kurang 30 tahun," ujar sumber tersebut.
Kemudian, setelah petugas melakukan konfirmasi kepada ketua RW, tim Densus langsung melepaskan HE. Sedangkan target dari polisi adalah seseorang dengan inisial Z. Di mana, terduga yang akan ditangkap dikabarkan berprofesi sebagai penjual kurma muda.
"Dia tinggal di rumah petak empat, bersebelahan tinggalnya dengan target petugas," sambung sumber tadi.
Sementara itu, istri Z menceritakan bahwa penangkapan sang suami terjadi pada pagi hari. Saat itu, terdapat beberapa orang datang bersama RW setempat dan membawa orang yang mengaku petugas kepolisian dari Mabes Polri. Setelah didatangi, beberapa orang yang diketahui merupakan petugas Densus membawa pergi suaminya.
Ia melanjutkan, suaminya itu pernah mengikuti sebuah organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan yang mengumpulkan dana untuk membantu umat muslim di Palestina. Namun tidak begitu aktif. Hanya bila ada kegiatan saja sang suami baru terlibat langsung. Tujuannya untuk membantu umat Islam yang ada di Palestina dan tidak lebih.
Namun sepengatahuan dia, suaminya memang pernah terikat kontrak dalam organisasi pengumpul dana untuk Palestina. Namun karena mengetahui ada kontrak, langsung mengundurkan diri.
"Baru terikat kontrak itu baru, dan beliau sudah langsung mengundurkan diri juga begitu. Karena beliau wajar ya namanya juga galang donasi ke mana ya juga nanti perlu. Kalau bisnis itu pakai nama saya semua, jadi tidak ada sangkut pautnya dengan itu," ujarnya.
Kemudian ia meyakini kalau suaminya itu tidak pernah berbuat aneh-aneh selama 5 tahun berumah tangga. "Kalau aneh-aneh alhamdulillah belum ada. Kalau dugaannya seperti apa kami serahkan saja kepada Allah. Allah yang punya penghakiman Agung. Allah nanti yang punya pengadilan, Allah yang buka semuanya. Mudah-mudahan tidak ada apa-apa, ayah bisa pulang dengan selamat," tuntasnya.
Dari pantauan Riau Pos, usai penangkapan pagi kemarin, di rumah terduga teroris ini tidak ada dipasang garis polisi. Sekitar lokasi juga tampak aktivitas warga berjalan seperti biasa.
Geledah Rumah Terduga Teroris di Kampar
Densus 88 melakukan penggeledahan sebuah rumah yang ditinggali terduga teroris di Desa Sumbar Makmur, Kecamatan Tapung, Senin (14/6). Penggeledahan dilakukan sekitar pukul 10.22 WIB di rumah yang berada di Jalur 2, RT 09 RW 05 desa tersebut. Sejumlah personel Polda Riau dan Polres Kampar juga terlihat di lokasi saat penggeledahan berlangsung.
Rumah itu, menurut warga, merupakan rumah Wd (37), yang masih warga Desa Sumber Makmur. Terduga teroris ini diketahui sehari-hari berprofesi sebagai pedagang ayam potong. Informasi yang beredar di tengah masyarakat, yang bersangkutan diamankan sehari sebelumnya di tengah jalan menuju Kota Pekanbaru. Penggeledahan ini juga dibenarkan Kapolsek Tapung Kompol Sumarno.
"Benar (ada penggeledahan), tapi itu dari Densus, saya tidak bisa (memberikan keterangan)," ungkapnya ketika dikonfirmasi wartawan, Senin (14/6) petang.
Penggeledahan rumah yang ditinggali Wd ini juga dibenarkan Kepala Desa Sumber Makmur Ngabekti, namun dirinya juga tidak bisa memberikan informasi lengkap terkait penggeledahan tersebut. Hanya saja, Ngabekti memastikan Wd memang warganya namun tidak ditangkap di desa.
"Benar, rumahnya digeledah. Tapi ditangkap di tengah jalan menuju Pekanbaru, bukan di desa," kata Ngabekti.
Ngabekti juga membenarkan Wd merupakan warganya. Namun dirinya tidak mengenal secara persis terduga teroris tersebut. Hanya saja, menurutnya Wd dikenal dan bersosialisasi dengan warga di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Hal itu karena Wd sehari-hari merupakan seorang pedagang ayam potong. Wd juga diketahui tinggal bersama sang istri di rumah tersebut.
Saat penggeledahan sejumlah barang terlihat dibawa keluar dari rumah tersebut. Terlihat ada perangkat laptop dan beberapa telepon genggam. Sejumlah warga juga melihat petugas turut mengamankan sejumlah buku, tenda, tas gunung dan barang lainnya. Warga sendiri tidak dibenarkan mendekat lokasi yang digaris polisi tersebut. Kendati menjadi tontonan sejumlah warga sekitar, penggeledahan yang juga disaksikan Kepala Dusun Sunarko dan Bhabinkamtibmas setempat itu berjalan dalam situasi kondusif. Hingga tulisan ini diturunkan pihak kepolisian belum memberikan informasi lanjut terkait penangkapan dan penggeledahan rumah yang ditempati Wd dan istrinya.(yus/nda/egp/end/ted)
Laporan TIM RIAU POS, Jakarta dan Pekanbaru