KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Festival Subayang kembali digelar di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau pada 14-15 November 2020. Namun, penyelengaraan pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, di masa pandemi ini digelar secara virtual.
Kemudian, untuk peserta yang ingin hadir ke lokasi acara, dibatasi hanya untuk 100 orang peserta. Pihak panitia juga menggelar tes rapid swab sebanyak 150 sampel untuk warga sekitar juga peserta yang hadir. Uji sampel ini dilakukan di Puskesmas Kampar Kiri Hulu, Pada Sabtu (14/11/2020) pagi.
Rapid swab jelang menghadiri iven Festival Subayang dilaksanakan di Puskesmas Kampar Kiri Hulu, Kampar, Sabtu (14/11/2020) pagi. Dispar Riau for Riau Pos
Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat menyampaikan, pihaknya bersama satuan tugas Covid-19, telah menegaskan bahwa pihak panitia penyelenggara dan pengelola kawasan pariwisata alam harus menyiapkan protokol kesehatan.
Selain itu, juga mempersiapkan manajemen krisis hingga ke tingkat operasional di tiap kawasan, serta melakukan monitoring dan evaluasi selama fase prakondisi dan fase implementasi.
"Saya harap acara ini bisa berjalan sukses. Tim kami ikut memonitor langsung di lapangan. Bagi ingin ikut menyaksikan secara virtual bisa melalui akun media sosial Facebook dan Instagram Dinas Pariwisata Riau @pariwista.riau," kata Roni, Sabtu (14/11/2020).
Roni menuturkan, melaui wisata virtual, wisatawan tetap bisa menjelajahi destinasi wisata alam yang menarik tanpa perlu meninggalkan rumah. Cukup berbekal gadget dan koneksi internet.
"Selain itu, kegiatan ini juga, dapat menunjukkan serta membangkitkan inspirasi, sekaligus mengampanyekan dan mengedukasi wisatawan terkait pelestarian keanekaragaman hayati serta menerapkan pariwisata alam yang beretika," tuturnya.
Pembukaan Festival Subayang akan dibuka pada Sabtu (14/11/2020). Menyajikan kegiatan explore destinasi wisata Batu Dinding dan acara malam seni pertunjukan yakni, pemutaran film pariwisata dan beberapa atraksi kesenian dari masyarakat lokal.
Kemudian, pada hari Minggu (15/11/2020) juga digelar beberapa rangkaian kegiatan yaitu, Field trip Rimbang Baling menelusuri sungai Subayang, prosesi budaya bukit harimau, makan bajambau dan panen ikan di lubuk larangan.
Pada kegiatan ini pihak panitia juga menggencarkan program Kemenparekraf, yakni clean, health, safety and environment (CHSE) di kawasan destinasi wisata.
Program ini digerakkan merespons pandemi Covid-19, sekaligus untuk membangkitkan sektor pariwisata di tengah wabah dan menyosialiasikan urgensi mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah penularan virus corona, termasuk di tempat-tempat wisata.
Kegiatan ini digelar oleh panitia Festival Subayang bekerjasama dengan Kementerian Hidup dan Kehutanan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Dinas Pariwisata Riau, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar.
Lokasinya juga masih berada di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Bukit Rimbang Bukit Baling. Menurut data BBKSDA Riau, areal hutan di sekitar kawasan ini seluas 136.000 hektar.
Bukit Rimbang Bukit Baling ditunjuk sebagai kawasan suaka alam dikarenakan areal hutan di sekitar Bukit Rimbang Bukit Baling memiliki fungsi suaka margasatwa dan sumber mata air yang perlu dibina kelestariannya, untuk kepentingan pengaturan tata air, pencegahan bahaya banjir, tanah longsor dan erosi.
Memiliki aneka flora diantaranya, kelat (Syzygium spp), medang (Dehaasia caesia), mendarahan (Myristica iners BI), geronggang (Cratoxylon celebicum), meranti (Shorea sp), semangkok, balam (Palaquium sp), Ubar (Sh
orea pauciflora King), punak (Tetramerista glabra Miq), kantung semar (Nepenthes sp) dan eaflesia merah putih (Rafflesia hasseltii).
Kemudian, ada juga beragam fauna diantaranya, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), macan ahan (Neofelis diardi), kucing emas (Catopurna temminckii), kucing hutan (Felis bengalensis), Kucing bulu (Felis marmorata).
Lalu, jenis-jenis mamalia lain yaitu kijang (Muntiacus muntjak), babi berjenggot (Sus barbatus), kancil/napu (Tragulus napu), rusa sambar (Rusa unicolor), kambing hutan (Capricornis sumatraensis), babi hutan (Sus scrofa), linsang (Prionodon linsang).
Laporan : Eka G Putra
Editor : M Ali Nurman