PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -Kenaikan harga sejumlah jenis beras di Pekanbaru disinyalir bukan hanya karena faktor cuaca di daerah produsen beras, namun juga diduga karena adanya permainan oknum distributor beras. Mereka diduga memanfaatkan kondisi cuaca untuk menaikkan harga beras guna mengincar keuntungan.
Kepala Bidang Distribusi dan Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Pekanbaru Edwar Yunus mengatakan, begitu mengetahui adanya kenaikan harga beras di Pekanbaru, timnya langsung melakukan koordinasi dengan pihak produsen berasal dari Sumatera Barat.
“Dari hasil koordinasi tim kami, di Sumatera Barat kondisi cuaca tidak begitu mempengaruhi produksi beras. Jadi kami mensinyalir ada oknum distributor beras yang
mengkambing hitamkan cuaca menjadi alasan untuk menaikkan harga beras,” sebutnya.
Terkait hal tersebut, lanjut Edwar, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Bulog dan juga Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Pekanbaru untuk mencarikan solusi terkait permasalahan tersebut. Agar para distributor tidak semakin memanfaatkan momen cuaca sebagai kambing hitam guna menaikkan harga.
“Kami akan segera koordinasi bersama instansi terkait untuk mengatasi permasalah ini,” sebutnya.
Dari data yang dihimpun Riau Pos di DPP Pekanbaru, beras yang mengalami kenaikan adalah beras merek anak daro. Di mana, pada pekan lalu pedagang menjual Rp14 ribu per kilogram. Namun saat ini harga jualnya sudah mencapai Rp16 ribu per kilogram. Atau mengalami kenaikan sebesar Rp2.000 per kilogram.
Beras merk pandan wangi juga mengalami kenaikan sebesar Rp1.000 per kilogramnya. Di mana pada pekan lalu, beras jenis ini dijual dengan harga Rp15 ribu per kilogram. Sedangkan pekan ini, pedagang menjual Rp16 ribu per kilogram.
Kepala DPP Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan, kenaikan beras di Pekanbaru rata-rata didominasi oleh beras jenis premium. Dengan kenaikan tersebut, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak karena beras jenis premium pihaknya tidak bisa melakukan intervensi harga.
“Kewenangan kami hanya ada pada beras medium, kalau beras premium seperti anak daro itu kami tidak bisa intervensi. Namun demikian, kami akan tetap melakukan koordinasi dengan pihak Bulog terkait hal tersebut,” ujarnya.
Menambahkan, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan DPP Kota Pekanbaru Rony Suprana mengaku pihaknya memang memantau beberapa komoditas sembako mengalami kenaikan harga. Terutama beras.
Informasi yang diterima Rony, bahwa terjadi kendala pasokan beras yaitu menurunnya hasil di tingkat petani. “Curah hujan sedikit berpengaruh dengan hasil panen dari daerah pemasok. Sehingga suplai sedikit menurun,” ujar Rony kepada Riau Pos, Selasa (13/11).
DPP memantau, harga beras belida saat ini Rp12 ribu per kilogram dan topi koki Rp12 ribu per kilogram. Beras mundam yang biasaya Rp13 ribu per kilogram, saat ini Rp16 ribu per kilogram, nya. Sementara pandan wangi Rp16 ribu per kilogram dan ramos Rp11 ribu per kilogram.
Seorang warga Kecamatan Payung Sekaki Yanti mengaku kaget saat membeli beras belum lama ini. Ia mengatakan beras anak daro yang biasa dikonsumsi keluarganya, harganya terus melambung. Dan ia membeli setiap satu bulan sekali.
‘’Sebelumnya saya beli Rp135 ribu per 10 kilogram. Terus naik menjadi Rp145 per 10 kilogram. Dan terakhir saya beli bulan ini Rp150 ribu per 10 kilogram. Heran aja kok harganya naik terus,’’ katanya kepada Riau Pos, kemarin.
Menurut keterangan penjual belas kepada Yanti, kenaikan harga karena pasokan beras yang menurun. ‘’Bahkan menurut pengakuan si penjual, ia beberapa hari tidak jualan karena tidak ada pasokan beras yang masuk ke tokonya,’’ tambah Yanti.
Sementara itu, DPP Pekanbaru memantau harga barang-barang keperluan harian lainnya masih stabil. Kenaikan terjadi pada harga gula pasir dari Rp10 ribu naik menjadi Rp11 ribu per kilogram. Kemudian harga kacang kedelai naik dari Rp9.000 menjadi Rp10 ribu per kilogram. Harga telur masih tinggi di kisaran Rp1.500 per butir. Di mana harga normal telur Rp1.400 per butir.
Kenaikan juga terjadi pada komoditi kentang besar. Dari Rp9.000 naik menjadi Rp9.500 per kilogram. Harga kacang hijau dari Rp19 ribu naik menjadi Rp20 ribu per kilogram.
Sedangkan barang-barang yang stabil hanyanya seperti minyak goreng curah Rp10 ribu per kilogram, daging sapi segar Rp120 ribu per kilogram, daging ayam ras Rp20 ribu per kilogram.
tepung terigu Rp6.500 per kilogram.
Juga harga cabai rawit masih di kisaran Rp45 ribu per kilogram. Bawang merah Rp22 ribu per kilogram, bawang putih Rp22 ribu per kilogram, dan wortel Rp14.500 per kilogram.
Beberapa komoditi terjadi penurunan harga. Seperti kacang tanah dari Rp22 ribu turun menjadi Rp21 ribu per kilogram, kentang kecil dari Rp10 ribu turun jadi Rp9.000 per kilogram. Tomat dari Rp11 ribu turun jadi Rp10 ribu per kilogram, cabai bukittinggi dari Rp45 ribu turun menjadi Rp40 ribu per kilogram, cabai merah medan dari Rp40 ribu menjadi Rp31 ribu per kilogram, dan cabai hijau dari Rp31 ribu turun menjadi Rp28 ribu per kilogram.(yls)
(Laporan SOLEH SAPUTRA dan JOKO SUSILO, Kota)