PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Provinsi Riau pada semester pertama 2017 masih pada posisi tiga besar realisasi investasi di Sumatera. Dengan nilai Rp8,3 triliun, berada di bawah Sumsel Rp15,9 T dan Sumut Rp13,6 T. Sinergi bersama seluruh pihak terkait terus didorong pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang sehat di Riau. BKPM RI menarget Riau dalam investasi 2017 senilai Rp20,3 triliun.
Karena menurut Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman, potensi investasi Riau pada tahun ini jika tidak ada kendala dan persoalan, hitungan kasar mencapai Rp50 triliun. Persoalan utama mengenai amdal serta tata ruang yang belum tuntas karena Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau.
“Sebagai penyumbang pembangunan nasional sekitar 5,3 persen lebih. Investasi ini juga bisa mengatasi masalah tenaga kerja, hitungan kasar kita diperkirakan ada Rp50 T investasi yang bisa masuk ke Riau,” kata Gubernur.
Disampaikannya Selasa (29/8) di Gedung Daerah Provinsi Riau. Dalam kegiatan dialog yang digelar DPMPTSP Riau bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI dalam menciptakan iklim investasi yang sehat di tanah air bersama Polri yang dihadiri langsung Kapolda Irjen Pol Zulkarnain Adinegara. Hal itu sebagai tindaklanjut karena pemerintah pusat sudah meneken MoU bersama kepolisian dan kejaksanaan.
Ditambahkan Gubernur, potensi investasi yang masuk ke Riau cukup besar, namun terhambat RTRW. Karena pertumbuhan penduduk di Riau besar dan banyak orang bergantung hidup di Riau. Sehingga investasi di Riau mesti dilindungi dan ada keamanan bagi investor.
“Sisi keamanan saya rasa Riau masih aman dan tidak ada gangguan. Makanya perlu kita pelihara dengan menaati aturan dan perizinan agar tidak ada konflik dengan masyarakat,” sambungnya.
Disinggung mengenai target investasi Provinsi Riau yang diberikan pusat adalah pada angka Rp20,3 triliun. Ia optimis akan tercapai di akhir tahun. Bahkan jika dituntaskan RTRW tahun ini bisa tiga kali lipat dari yang ditargetkan pusat. Karena potensi Riau memang masih besar dan masih bisa digali.
