PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau telah memberikan instruksi kepada seluruh puskesmas di Riau untuk membuat posko kesehatan dalam rangka menghadapi dampak karhutla di Riau. Di mana total puskesmas yang ada di Riau saat ini sebanyak 232 unit.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, selain di puskesmas, posko pelayanan kesehatan ini juga bisa dibuat di tempat lain yang juga representatif.
"Kalau di puskesmas langsung bisa disiapkan satu ruangan yang bisa digunakan masyarakat untuk berdiam diri menghirup udara segar. Selain itu juga diberikan pengobatan kepada masyarakat yang sudah terdampak akibat asap karhutla. Posko ini berdasarkan laporan sudah ada beberapa yang berjalan meskipun belum semuanya," katanya.
Lebih lanjut dikatakan Mimi, dalam pendirian posko pelayanan kesehatan tersebut, pihaknya juga menemukan kendala. Yakni tidak semua puskesmas memiliki pendingin ruangan. Untuk kondisi ini, pihaknya menyiasati dengan menutup ventilasi menggunakan kain agar asap tidak masuk ke ruangan.
"Selain puskesmas, rumah-rumah sakit pemerintah juga sudah diinstruksikan membuat pelayanan serupa. Kantor Dinas Kesehatan Riau di Jalan Cut Nyak Dhien juga sudah membuat posko pelayanan kesehatan," sebutnya.
Sementara Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) memerintahkan masing-masing puskesmas di daerah itu mendirikan posko penanggulangan bencana kabut asap. Selain posko, di puskesmas yang ada juga bakal disiapkan ruangan pengungsian. Hal ini diputuskan melalui rapat terbatas yang dihadiri sejumlah instansi terkait di lingkungan pemkab.
"Hasil rapat untuk pendirian posko dan ruangan pengungsi di setiap puskesmas sudah disetujui Bupati," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Inhu Ir H Hendrizal MSi, Kamis (12/9).
Posko penanggulangan bencana kabut asap ini dibuka 24 jam. Sehingga warga yang merasa mengalami gangguan akibat kabut asap, dapat mendatangi puskesmas terdekat. Begitu juga kepada warga yang ingin mengungsi dengan kondisi kabut asap yang semakin tebal dapat datang ke puskesmas terdekat.
"Setidaknya ruangan pengungsi akibat kabut asap yang ada di puskesmas tersedia AC," tambahnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Inhu Elis Julinarti DCN MKes mengatakan, surat perintah pendirian posko dan ruang pengungsian sudah disiapkan.
"Surat sudah disiapkan, besok (hari ini, red) disampaikan kepada masing-masing puskesmas," ujar Elis Julinarti didampingi Kabid Pelayanan Kesehatan Zul April.
Sementara Bupati Indragiri Hilir (Inhil) HM Wardan, merespons positif permintaan Gubri soal pendirian posko pengungsian korban kabut asap.
"Saya sudah instruksikan Dinas Kesehatan untuk mencarikan lokasi yang tepat dan nyaman," jawab HM Wardan, Kamis (12/9) malam.
Apa yang menjadi arahan Gubri, lanjut Wardan, sudah menjadi keharusan bagi pihaknya untuk menindaklanjuti. Terlebih lagi jika mengenai kepentingan hidup banyak orang.
Dalam pada itu, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru belum membuka posko kesehatan untuk penanggulangan korban kabut asap yang terpusat di Kota Bertuah. Posko kesehatan mengandalkan puskesmas-puskesmas yang ada.
"Kita sejak tanggal 28 Agustus lalu sudah membuka posko di puskesmas. Posko dampak asap kita itu ada di puskesmas,'' kata Plt Kadiskes Kota Pekanbaru M Amin saat dikonfirmasi Riau Pos terkait arahan untuk membuat posko kesehatan di kabupaten/kota di Riau untuk menangani korban dampak kabut asap.
Dikatakannya pula, pihaknya saat ini juga sedang mengupayakan mencari tempat-tempat yang memungkinkan untuk menjadi posko kesehatan untuk pemukiman yang jauh dari puskesmas.
''Kemarin sudah saya perintahkan lagi Kabid Yankes untuk mencari tempat-tempat yang memungkinkan kalau memang jauh dari pemukiman. Juga memperkuat puskesmas dengan menambah peralatan-peralatan,'' imbuhnya.
Kadiskes Kota Dumai Faisal melalui Kasi Yankes dr Havis mengatakan belum ada tempat evakuasi untuk korban terdampak kabut asap. "Kalau evakuasi, ada rambu-rambunya. Ada SOP-nya. Evakuasi itu dilaksanakan jika udara pada level berbahaya biasa tujuh hari berturut-turut. Selain itu dengan konsistensi level bahayanya juga konsisten. Untuk Dumai levelnya masih naik turun," ujarnya.
Ia mengatakan, evakuasi jika baru dilakukan jika ditetapkan perubahan dari status siaga bencana ke status bencana. Nah jika telah di tetapkan status bencana maka evakuasi akan dilakukan.
"Puskesmas tidak semua menjadi area evakuasi. Karena evakuasi itu harus berada di tempat tertutup dan memiliki AC. Udaranya bisa terkendali. Mungkin, malah evakuasi malah bisa dilakukan di masjid-masjid yang memiliki AC, terus kantor-kantor yang memiliki ruang pertemuan yang ada AC," ujarnya.(sol/ind/ali/ind/hsb)