DURI (RIAUPOS.CO) - Warga mengeluhkan perbaikan jalan nasional yang kini sedang dikerjakan di Duri. Pasalnya, badan jalan yang dipotong lalu dibongkar tidak langsung dilanjutkan dengan pengaspalan ulang.
Akibatnya, bekas kerukan aspal itu seakan berubah jadi perangkap bagi pengendara motor yang terburu-buru dan lalai. Mereka bisa celaka dibuatnya. Akibat paling fatal, pengendara bisa saja berhadapan dengan malaikat maut.
“Saya dengar sudah cukup banyak pengendara motor yang terjatuh di badan aspal yang dipotong itu. Tidak ada lagi kenyamanan saat berkendara. Tidak ada rambu-rambu yang dipasang di sana sebagai peringatan bagi pengendara. Hal ini dikeluhkan sejumlah warga yang melintas. Namun sayang, hingga kini kondisi tersebut tetap dibiarkan. Seolah hal itu dianggap sepele saja oleh pihak-pihak terkait,” ujar Supriandi, Rabu (12/9).
Warga Duri ini tak habis pikir kenapa program pembangunan di negeri ini terkesan mengabaikan keselamatan pengguna jalan. Perbaikan jalan memang sangat diperlukan rakyat. Namun menurut Supriandi, nyawa dan keselamatan warga jauh lebih penting. “Apalah artinya perbaikan jalan kalau harus mengorbankan keselamatan warga,” ujarnya.
Karena pengerukan jalan itu berisiko cukup tinggi, Supriandi berharap agar rekanan pelaksana proyek bisa bekerja lebih sigap dan profesional serta mengutamakan keselamatan orang lain. Pihak Dinas PU pun dimintanya pula untuk tidak mengabaikan kondisi tersebut.
“Kalau dapat dan sebaiknya bisa, rentang waktu antara pengerukan aspal dengan penambalan badan jalan yang diperbaiki itu jangan terlalu lama. Harus diterapkan batas minimalnya. Itu untuk mengurangi risiko kecelakaan. Apalagi pada jam-jam sibuk, seperti pagi hari. Ketika itu lalu lintas ramai oleh siswa yang hendak pergi sekolah atau karyawan yang mau pergi bekerja serta kendaraan besar-kecil yang juga memburu waktu. Kalau negeri ini masih ada tuannya, mudah-mudahan keluhan seperti ini tidak disepelekan,” pungkas Supriandi.(sda)