PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Meskipun angka penambahan pasien positif Covid-19 masih terus terjadi di Riau, namun saat bersamaan, angka penambahan pasien positif yang sembuh juga terus meningkat. Dengan demikian, maka ruang isolasi untuk pasien positif Covid-19 di Riau pun aman.
Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, per hari Sabtu (12/6) di Riau terdapat penambahan 389 pasien positif. Dengan demikian, total pasien positif di Riau saat ini menjadi 65.398 orang. “Namun di hari yang sama, juga terdapat penambahan 561 pasien yang sembuh sehingga total yang sudah sembuh menjadi 59.305 orang,” katanya.
Dengan jumlah penambahan pasien positif yang tidak sebanyak pasien yang sembuh, maka hingga saat ini tren kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau meningkat. “Untuk tingkat kesembuhan pasien positif di Riau saat ini mulai meningkat yakni 90,4 persen. Dari total pasien positif sebanyak 65.398, tersisa 691 yang masih dirawat di rumah sakit,” sebutnya.
Banyaknya angka kesembuhan di Riau tersebut, menurut Mimi disebabkan banyaknya pasien positif yang berstatus orang tanpa gejala (OTG). Di mana untuk OTG ini, bisa melakukan isolasi mandiri yang jika sudah 14 hari dinyatakan sembuh. “Pasien positif yang menjalani isolasi mandiri saat ini sebanyak 3.652 orang. Sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 1.750 orang,” ujarnya.
Namun, Mimi juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan. Utamanya yakni menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mencuci tangan. “Meskipun angka kesembuhan tinggi, namun penambahan pasien positif masih ada. Dengan demikian, masyarakat harus tetap waspada terhadap penularan virus ini,” ajaknya.
Sementara itu, Juru bicara Satgas Covid-19 Riau, dr Indra Yovi mengatakan, dengan meningkatnya pasien yang sembuh tersebut, maka jumlah keterisian ruang isolasi Covid-19 di rumah sakit juga berkurang. “Karena kasus Covid-19 yang mulai menurun maka ketersediaan ruang isolasi untuk pasien Covid-19 di Riau saat ini terbilang aman. Pasalnya, keterisian ruang isolasi di bawah angka 60 persen,” kata dr Yovi.
Dilanjutkannya, salah satu penyebab turunnya angka penambahan pasien harian Covid-19 di Riau yakni masifnya pelaksanaan testing atau tes swab. Namun demikian, ia tetap mengingatkan bahwa Provinsi Riau belum benar-benar aman dari Covid-19. Karena itu, masyarakat diminta untuk terus menerapkan protokol kesehatan. “Protokol kesehatan harus tetap dijalankan, terutama menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” ajaknya.
Pemerintah Pertegas Aturan PPKM
Secara nasional, kasus Covid-19 meningkat beberapa hari terakhir. Sejumlah daerah di Jawa bahkan kewalahan menanggulangi lonjakan jumlah pasien yang berakibat naiknya angka keterisian rumah sakit. Pemerintah pusat kini menyiapkan aturan baru terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk menekan laju penularan. Aturan yang sudah berjalan saat ini akan dievaluasi.
Dalam PPKM yang baru, aturan akan dibuat lebih tegas. ’’Dalam perpanjangan PPKM juga akan dimasukkan penekanan-penekanan,’’ ujar Dirjen Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri Safrizal, Sabtu (12/6).
Rencananya, perpanjangan dan aturan baru PPKM diterbitkan awal pekan depan melalui instruksi menteri dalam negeri. ’’Perpanjangan PPKM akan diterbitkan Senin, 14 Juni,’’ kata pria yang juga menjabat Wakil Ketua Satgas Nasional Penanganan Covid-19 itu. Namun, Safrizal belum memerinci perubahan ketentuan dalam PPKM tersebut.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Arman Suparman menilai pemerintah pusat perlu mengevaluasi kinerja pemda dalam penanganan Covid-19. Sebab, meski ada aturan PPKM, praktik penegakan di lapangan tidak berjalan. ’’Harus ada evaluasi,’’ terangnya.
Bila perlu, dia mengusulkan agar pusat menerapkan kebijakan insentif dan disentif terhadap kerja pemda. Pemda yang bagus dalam menerapkan PPKM bisa mendapat dana tambahan. Sebaliknya, bagi yang buruk, dapat dilakukan pemotongan dana. Dengan demikian, Arman meyakini pemda akan lebih terdorong untuk bertanggung jawab. ’’Ini bisa digunakan pusat untuk dalam tanda kutip mengondisikan pemda agar tegas,’’ ungkapnya.
Menurut dia, perlu pendekatan khusus dalam penanganan Covid-19. Bahkan, jika diperlukan, pusat bisa membuat regulasi yang lebih menjamin pemda menerapkan prokes secara maksimal.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris meminta pemerintah pusat kembali menarik ’’rem” untuk meredam lonjakan penularan Covid-19. Mengingat, dalam sepekan terakhir, terjadi peningkatan penularan Covid-19 secara drastis di sejumlah daerah. ’’Kalau Pak Presiden pernah mengungkapkan strategi gas-rem dalam penanganan Covid-19, menurut saya, sekaranglah saatnya pemerintah menarik kembali remnya,’’ ujarnya.
Sebagaimana diketahui, lonjakan kasus membuat tingkat keterisian rumah sakit naik. Misalnya, di dua rumah sakit darurat untuk penanganan Covid-19, yakni RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, dan RS Lapangan Indrapura, Surabaya.
Berdasar data Satgas Provinsi Jawa Timur, per 11 Juni, RS Lapangan Indrapura merawat 266 pasien dengan daya tampung maksimal 400 tempat tidur. Sementara di Jakarta, data satgas Covid-19 menunjukkan bahwa dari kapasitas maksimal 5.994 bed, saat ini terpakai 4.019 bed.(sol/far/c7/rio/fal)