PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Polda Riau melalui tim gabungan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) dan Polresta Pekanbaru berhasil menangkap tiga pelaku teror kepala anjing ke rumah Humas Kejati Riau Muspidauan, yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kota Pekanbaru. Selain teror kepala anjing, pelaku juga melakukan teror penyiraman bensin ke rumah pengurus LAMR Pekanbaru lainnya, yakni M Nasir Penyalai.
Tiga pelaku IP alias Iwn (39), DW alias Did (39) dan Boy (38) diringkus aparat gabungan pada Rabu (10/3) lalu. Ketiganya merupakan pekerja di Gedung LAMR Pekanbaru. Tidak hanya mereka, polisi juga mengendus keterlibatan oknum lain. Yakni B yang juga ikut terlibat bersama pelaku yang sudah ditangkap. Serta J, yang disebut-sebut sebagai penyandang dana aksi teror. Keduanya tengah dalam pengejaran polisi.
Hal itu disampaikan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi saat konferensi pers terkait penangkapan pelaku di aula Tri Brata Mapolda Riau, Jumat (12/3). Disebutkan Agung, dua aksi teror yang sebelumnya terjadi, yakni pelemparan kepala anjing ke rumah Muspidauan dan penyiraman bensin ke rumah M Nasir Penyalai merupakan satu rangkaian kegiatan. Para pelaku memulai aksi dengan melakukan pertemuan pada 3 Maret atau sehari sebelum pelemparan kepala anjing.
"Para pelaku berkumpul, dengan memiliki latar belakang yang sama yakni tidak senang dengan hasil Musdalub (Musyawarah Daerah Luar Biasa, red) LAMR Pekanbaru. Sehingga pada malam itu, lima orang termasuk penyandang dana berinisial J merencanakan aksi teror ini," ujar Kapolda.
Setelah merencanakan aksi, ujar Agung, keesokan harinya (4 Maret), empat pelaku masing-masing IP, DW, Boy dan B (buron) kemudian melancarkan aksinya dengan mendatangi rumah Ketua LAMR Pekanbaru Muspidauan. Dengan membawa dua kendaraan roda dua yang salah satunya berpelat merah, pelaku yang sempat terekam CCTV kemudian melempar kepala anjing yang telah disiapkan.
Sehari setelah aksi tersebut, 4 pelaku kembali beraksi. Kali ini dengan menyasar rumah pengurus LAMR Pekanbaru lainnya, M Nasir Penyalai. Kali ini dengan melemparkan bensin ke rumah korban.
"Kasus ini di latarbelakangi Musdalub LAMR Pekanbaru beberapa waktu lalu. Terjadi pergantian pimpinan LAMR Pekanbaru. Yang mana Bapak Muspidauan ini menjadi ketua," sambung Kapolda.
Dari hasil interogasi, empat eksekutor merasa tidak senang dengan musdalub yang menghasilkan Muspidauan sebagai ketua baru. Sebab, mereka merasa terancam dan tidak bisa lagi menempati gedung LAMR Pekanbaru. Ketidaksenangan itu kemudian disambut oleh J, yang kemudian menjadi penyandang dana aksi.
"Supaya mereka tetap bisa eksis berada di properti aset yang dimiliki LAMR Pekanbaru. Nanti akan ada hal lain yang akan kami informasikan setelah dua pelaku yakni saudara B dan saudara J tertangkap, yang saat ini masih dalam pengejaran," turur Agung.
Saat ditanya apakah penyandang dana dengan inisial J merupakan pengurus LAMR Pekanbaru sebelumnya, Irjen Agung enggan menjawab. Sebab, kata Kapolda, untuk persoalan keorganisasian bukanlah ranah penegak hukum. Dan yang menjadi tugas polisi saat ini adalah mengungkap kasus dari aksi teror yang dilakukan.
Usai ekspose, Kapolda sempat mendatangi tiga pelaku yang telah mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye. Kepada pelaku Kapolda bertanya apakah jera? Dengan kompak para pelaku mengaku sangat jera dan mengaku tidak akan mengulangi perbuatan tersebut. Bahkan ketiganya sempat sujud di hadapan Kapolda sembari menyampaikan permintaan maaf. Aksi tersebut dijawab Kapolda agar pelaku meminta maaf kepada masyarakat Kota Pekanbaru.
Musdalub LAMR Pekanbaru
Sebelumbya, LAMR Kota Pekanbaru melaksanakan Musdalub II di Hotel Resty Menara, Ahad (24/1). Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah tokoh pendiri LAM Riau. Di antaranya OK Tabrani yang kemudian dipercaya sebagai Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Kota Pekanbaru.
Sedangkan Muspidauan yang juga Kepala Seksi (Kasi) Penerangan Hukum (Penkum) dan Humas Kejati Riau ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Kota Pekanbaru untuk periode 2021-2026. Muspidauan menggantikan ketua DPH sebelumnya, Yose Saputra. Musdalub tersebut memang sempat menuai pro dan kontra.
Salah satunya datang dari Yose Saputra. Pada 25 Januari, atau dua hari setelah musdalub digelar, Yose dalam sebuah pemberitaan media daring mengaku sangat dirugikan. Ia juga menuding musdalub yang diselenggarakan pada 24 Januari itu tidak sesuai dengan AD/ART organisasi.
"Mereka melakukan musda tidak sesuai AD/ART. Mereka itu sudah mengundurkan diri, ngapain musda? Mandat dari LAMR tidak ada. Maklumlah mereka masih mencari jati diri Melayu," sebut Yose kala itu.
Sampai ke Aktor Intelektual
Sementara itu Muspidauan mengapresiasi aparat kepolisian atas tertangkapnya pelaku teror kepala anjing ke kediamannya. Dia berharap, pengungkapan yang dilakukan bisa menguak sampai pada aktor intelektual yang menyuruh melakukan teror tersebut.
Dikatakannya, Jumat (12/3), dirinya sudah menyerahkan sepenuhnya penanganan perkara teror ini pada aparat kepolisian. "Karena yakin aparat bekerja profesional. Kami apresiasi," ucapnya, kemarin.
Dengan tertangkapnya tiga dari lima pelaku teror ini, Muspidauan berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi yang menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat.
"Karena ini kan bukan saya sendiri, terhadap masyarakat Riau mungkin saja bisa terjadi," tuturnya.
Dia meyakini pula, dengan dilakukannya penangkapan terhadap pelaku oleh aparat kepolisian, pihak-pihak yang akan melakukan perbuatan serupa akan berpikir dua kali.
"Dengan tindakan tegas oleh pihak kepolisian ini mereka (pelaku, red) ciut nyalinya. Mudah-mudahan sampai ke akar-akarnya (diungkap, red). Sampai ke semua pelaku, sampai ke aktor intelektualnya," imbuh dia.
Muspidauan ketika ditanya tak tahu siapa para pelaku. "Kita lihat dulu yang pasti yang dilakukan penyidik, karena penyidik lebih tahu. Memangnya mereka (pelaku, red) siapa? Apakah mereka orang LAM? LAM yang mana? Saya kan orang baru ini (di LAM, red)," jawabnya.
Meski kepercayaan sebagai Ketua LAMR Kota Pekanbaru yang diembannya diwarnai teror, Muspidauan memastikan dirinya tetap akan mengemban amanah yang sudah diberikan.
"Saya kan dipilih oleh LAM kecamatan. Amanah yang diberikan tentu harus dijaga. Saya kan tidak ujug-ujug langsung duduk. Saya kan dipilih, bukan kemauan saya," tegas dia.
Dia melanjutkan, dirinya dipilih karena ada harapan agar LAMR kembali pada kodratnya. "Harapannya kan LAM ini kembali pada kodratnya. Mengayomi dan melindungi. Penjaga marwah, sopan satun, berperilaku baik. Mengajak pada seluruh masyarakat hidup dalam suasana damai dan tentram. Kalau ada masalah diselesaikan di balai secara musyawarah. Dengan kepala dingin bukan dengan otot," ujarnya.
Sementara itu Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar juga mengaperasiasi pihak kepolisian yang telah berhasil mengungkap beberapa aksi teror yang terjadi belakangan ini. Atas kejadian tersebut, Gubri juga meminta agar semua pihak bisa menciptakan suasana tentram, damai, dan kondusif.
Gubri juga mengajak semua dapat menjaga kondusivitas yang selama ini sudah berjalan baik. Sehingga orang percaya dan bisa berinvestasi di Riau.
"Suasana aman dan kondusif ini dapat meningkatkan perekonomian Riau agar bisa lebih baik. Terutama para investor yang akan berinvestasi di Riau," ujarnya.(nda/ali/sol)