(RIAUPOS.CO) - Kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Kabupaten Pelalawan kian mengkhawatirkan. Di mana sejak delapan bulan terkahir (Januari-Agustus), Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan telah menemukan sebanyak 62 kasus DBD. Dan bahkan, kasus penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti telah merenggut korban jiwa.
‘’Dari 62 kasus DBD yang terjadi hingga delapan bulan terakhir ini, 2 di antaranya meninggal dunia. Untuk itu, kita mengimbau agar masyarakat dapat terus menjaga kebersihan lingkungan. Karena musim pancaroba saat ini membuat penyebaran penyakit khususnya demam berdarah dengue (DBD) dapat menjadi wabah menakutkan, sehingga sangat perlu diwaspadai,” terang Kadiskes Pelalawan dr Endid Romo Pratiknyo melalui Kabid P2PL Khairul Apt kepada Riau Pos, Senin (11/9) di Pangkalankerinci.
Diungkapkan mantan Kabid Penempatan Kerja Disnakertrans Pelalawan ini, bahwa dari 62 kasus DBD yang terjadi dalam tenggat waktu delapan bulan ini, kasus paling banyak ditemukan di Kecamatan Pangkalankerinci sebanyak 33 kasus dan Kecamatan Pangkalankuras sebanyak 12 kasus.
‘’Sedangkan sisanya sebanyak 17 kasus lagi, ditemukan di 10 kecamatan lainnya di Pelalawan. Dan kasus DBD yang kita temukan periode Januari-Agustus 2017 ini, mengalami penurunan signifikan dari kasus pada tahun 2016 lalu dengan periode yang sama sebanyak 83 kasus,” ujarnya.
Ditambahkan Khairul, bahwa atas temuan sebanyak 62 kasus DBD tersebut, pihaknya sangat komit untuk terus melakukan pemantauan dan pengawasan penyebaran penyakit menular DBD. Salah satu upaya yang dilakukan pihaknya yakni gencar melakukan sosialisasi secara intens program gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) kepada masyarakat.
‘’Serta terus menggalakkan melakukan gerakan abatesasi pada saluran air yang ditemukan jentik nyamuk, sehingga dapat memtutus mata rantai pengembangbiakan nyamuk penyebar penyakit mematikan yakni DBD. Kita juga menekankan agar seluruh puskesmas dapat terus memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya DBD, sehingga penyebaran dapat ditekan,” tutupnya.(izl)
Laporan M AMIN AMRAN, Pangkalankerinci