PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebanyak 85 orang calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Provinsi Riau mengikuti ujian yang berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia di Kampus Politeknik Caltex Rumbai (PCR), kemarin.
Pelaksanaan ujian yang merupakan uji kompetensi tambahan PPPK bagi calon penyuluh KB dilaksanakan berkat kerja sama antara BKKBN Perwakilan Provinsi Riau dengan PCR sebagai penyediaan sarana, ditinjau langsung oleh Kepala Biro Umum dan Humas (Birumas) BKKBN RI, Putut Riyatno.
“Saya datang langsung untuk melalukan monitoring kegiatan seleksi penerimaan PPPK, yaitu ujian tambahan, diikuti sebanyak 85 calon, mudah-mudahan lulus semua karena kuota untuk Riau sebanyak 107, karena yang lulus seleksi administrasi hanya 85,” jelasnya.
Dikatakan, secara serentak di seluruh Indonesia, untuk penerimaan PPPK sebagai Penyuluh KB lebih dari 12.400. Tetapi yang ditetapkan lulus administrasi hanya 6.607. Kemudian satu orang dinyatakan bermasalah sehingga menjadi 6.606.
“Untuk seluruh Indonesia, kuota sebanyak 4.413, tapi dibagi secara regional. Jadi peserta diberikan hak memilih untuk memilih tiga daerah pilihan tetapi di setiap regional. Seperti Regional Sumatera, maka peserta pilihan utamanya di Riau, sedangkan pilihan kedua dan pilihan ketiga di daerah atau provinsi lain yang berada dalam satu regional,” rincinya.
Dikatakan juga bahwa jumlah penyuluh BKBBN secara nasional sebanyak 13.600, sedangkan kebutuhan mencapai 30.000, sehingga kekurangannya masih banyak.
“Idealnya satu penyuluh itu membina dua desa, kenyataannya saat ini ada satu penyuluh yang membina 4-5 desa, bahkan ada yang satu penyuluh membina 8 sampai dengan 10 penyuluh. Jadi sangat tidak ideal, makanya setiap tahun ditambah melalui seleksi,” urainya.
Dalam rangka memenuhi jumlah tersebut, BKKBN membuat kebijakan bisa diisi daerah lain, sehingga dalam beberapa tahun semua kebutuhan dapat terpenuhi.
“Mungkin dari provinsi lain bisa mengisi, sehingga dipenuhi kebutuhannya. Contoh di Lampung itu, kuotanya hanya 228 tetapi yang mengikuti tes mencapai 427, maka peserta dari Lampung, kalau tidak lulus di sana maka bisa melihat peluang di Riau,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia menjelaskan bahwa keperluan penyuluh di Riau masih jauh dari ideal. Sebab saat ini rationya satu penyuluh membina enam desa.
“Sekarang satu penyuluh banding 6 desa, idealnyakan satu penyuluh banding dua desa, dengan kondisi desa yang ada Riau masih banyak kurangnya. Malahan ada yang sangat jauh, seperti di Rohul hanya punya dua PKB. Di Inhil itu seperti di Pulau Burung tidak ada petugas, tentu saya berharap 85 orang calon bisa lulus, apalagi rata-rara sudah berpengalaman di lapangan, sesuai dengan syaratnya minimal dua tahun sebagai honor petugas lapangan. Jika 85 ini lulus maka bisa menambah ratio petugas lapangan, bisa menambah jumlah dalam rangka pencapaian program terutama stunting, karena bisa menjadi pendamping keluarga,” urainya.(eca)