PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) -- Bencana kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyelimuti hampir seluruh kabupaten/kota di Propinsi Riau khususnya kecamatan Pangkalan Kerinci sejak dua bulan terakhir.
Bencana ini telah memberikan dampak buruk terhadap kehidupan masyarakat. Tidak hanya menyebabkan terjadinya peningkatan penyakit akibat kabut asap khususnya ISPA serta melemahnya perekonomian masyarakat, tapi juga membuat keceriaan anak "dicuri" karena hanya bisa beraktivitas di sekitar rumah.
Seperti yang dituturkan salah seorang ibu bernama Selpi (26) warga jalan Seminai kecamatan Pangkalan Kerinci kepada Riau Pos, Selasa (10/9) kemarin. Dikatakannya, bahwa sejak dua pekan terakhir, anak laki-lakinya bernama Ibnu (5), terpaksa harus mengurung diri dalam rumah karena khawatir terkontaminasi udara yang telah berada di level tidak sehat.
"Ya, sejak dua pekan terakhir anak saya terlihat tampak murung karena harus berada didalam rumah. Pasalnya, saya sangat khawatir kesehatan anak saya terganggu jika harus bermain diluar rumah karena udara sudah tidak sehat lagi akibat kabut asap tebal," ujarnya.
Diungkapkan mantan Guru salah satu TK ternama di Pekanbaru ini, biasanya setiap akhir pekan, dirinya membawa anaknya salah satu tempat hiburan anak-anak yang berada di Kota Pangkalan Kerinci. Namun, akibat kabut asap tebal yang masih menyelimuti ini, maka dengan menimbang dampak kabut asap terhadap kesehatan anaknya, maka dirinya mengurungkan niat membawa anaknya keluar rumah atau ruang terbuka.
"Biasanya setiap akhir pekan, saya membawa anak saya bermain ditempat hiburan di ruang publik kreatif depan Kantor Bupati Pelalawan. Tapi karena udara yang telah masuk level tidak sehat, maka saya mengurungkan niat saya untuk membawa anak saya ke luar rumah atau ruang terbuka," lanjutnya.
Dia berharap hujan turun menyeluruh di daerah yang masih terjadi karhutla, sehingga kabut asap ini dapat segera hilang dan mengembalikan keceriaan buah hatinya.(amn)