Ayah Reynhard Disebut DPO DLHK Riau

Riau | Kamis, 09 Januari 2020 - 08:52 WIB

Ayah Reynhard Disebut DPO DLHK Riau
Reynhard Sinaga

Keluarga Menerima Vonis untuk Reynhard
Satu demi satu identitas pelaku pemerkosaan berantai terbesar di bumi ini terungkap. Reynhard Tambos Maruli Tua Sinaga merupakan anak pertama pasangan Saibun Sinaga dan Normawaty. Saibun adalah pengusaha bidang properti.

Diwawancarai BBC Indonesia, Saibun dan keluarga pasrah atas putusan hakim yang memvonis Reynhard dengan hukuman penjara seumur hidup dengan minimal 30 tahun penjara atas 159 dakwaan serangan seksual, termasuk 136 pemerkosaan.


"Kami menerima putusan tersebut. Hukuman itu pantas untuk kejahatan yang dia lakukan. Saya tidak mau membicarakan hal itu lebih lanjut," ungkap Saibun.

Salah seorang kerabat keluarga, Sahat Sinaga, menyatakan, vonis tersebut amat memukul keluarga. "Ini adalah berita mengejutkan yang harus mereka hadapi," katanya.

Walau putusan baru diungkap pada awal pekan lalu, tepatnya Senin (6/1), keluarga pria berumur 36 tahun yang akrab disapa Rey itu sudah mengetahui kasus tersebut sejak sidang awal. Ibu dan saudara Rey yang berprofesi dokter, Friska, hadir dalam sidang pretrial hearing pertama untuk memberikan keterangan. "Mereka tidak tahu apa pun tentang pelaku pemerkosaan yang paling kejam, licik, dan penuh perhitungan, yang tidak lain putra mereka sendiri," ungkap hakim Suzanne Goddard QC yang membacakan putusan sebagaimana dikutip The Guardian.

Berangkat sebagai mahasiswa nonbeasiswa ke Inggris pada 2007, Rey hidup dari uang kiriman orangtua. Di Manchester, dia tinggal di apartemen pelajar Montana House di Princess Street, pusat kota. Merujuk pada beberapa situs persewaan apartemen, Montana House punya fasilitas standar. Hanya berisi perabot dan akses laundry. Harganya relatif murah. Biaya sewa per pekan mulai 155 pound sterling (Rp2,83 juta) untuk unit berukuran 28 m2 dengan double bed. Padahal, di area Manchester, unit apartemen dengan fasilitas serupa rata-rata dibanderol lebih dari 250 pound sterling (Rp4,56 juta) per pekan.

Meski tinggal di area standar Manchester, Rey sangat membanggakan kehidupannya yang mewah di Indonesia kepada teman kuliahnya.

"Dia menyebut ayahnya orang yang kaya sekali. Mereka punya mansion di pusat Kota Jakarta. Dia menyombongkan punya asisten rumah tangga, sopir, dan lain-lain," ungkap salah seorang teman Rey sebagaimana dikutip Daily Mail.

Namun, bagaimanapun mewahnya hidup di Jakarta, lulusan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu mengaku lebih menikmati tinggal di Manchester. Teman lain yang pernah tergabung bersama Rey di salah satu komunitas gay Manchester menilai, pria berusia 36 tahun itu punya gaya hidup sesukanya. Sering berkencan dan menginap. "Seingatku, dia selalu keluar bareng dengan laki-laki baru tiap Ahad," paparnya.

Saking sibuknya berkencan dan menjaring korban, dia menilai Rey tidak pernah bekerja. "Keluarganya sudah terlalu kaya sampai-sampai dia tak perlu repot bekerja," lanjut teman Rey tersebut.

Kepada temannya itu, Rey mengungkapkan, tinggal di Manchester membuatnya nyaman dan terbuka dengan orientasi seksualnya. Ditambahkan, Rey tidak pernah bilang dirinya gay karena menganggap ayah dan ibunya tidak memahaminya. Mereka bahkan menganggapnya aneh karena terobsesi grup Spice Girls.

"Keluarganya beberapa kali mengatur pertemuan dengan perempuan saat pulang. Mereka ingin dia menikah dan berkeluarga," lanjutnya. Tiap kali akan pulang ke Tanah Air, lanjut si teman, Rey selalu mengubah gaya rambut dan pakaiannya menjadi lebih konservatif. (kas/rir/egp/idr/mia/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook