Petaka di Peringatan Penabalan Raja Gunung Sahilan

Riau | Kamis, 10 Mei 2018 - 12:11 WIB

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Dentuman lelo, sebutan lokal Kampar untuk meriam, memecah keriuhan dan keramaian warga yang menyaksikan Peringatan Satu Tahun Penabalan H Tengku Muhammad Nizar Yang Dipertuan Agung sebagai Raja Gunung Sahilan, Kampar pada Rabu (9/5). Asap membumbung, tapi setelah asap hilang, bukan sorakan kemeriahan yang terdengar, justru pekikan suara anak-anak dan histerisnya para ibu.

Sebanyak lima orang terlihat tergeletak berdekatan dengan ledakan lelo. Salah seorang korban, pria yang diidentifikasi bernama Ikram (38) warga Lipat Kain, tergeletak dan tidak bergerak. Hal ini membuat orang sekitar histeris. Pekikan suara ibu-ibu pada pagi hari yang sudah terik itu tak henti ketika beberapa orang, termasuk petugas kepolisian membopong korban. Ikram menjadi satu-satunya korban tewas yang diketahui sedang berdagang tidak jauh dari lokasi. Sementara lainnya mengalami luka ringan hingga berat.

Baca Juga :Ledakan Mortir yang Menewaskan 1 Orang di Bangkalan, Tujuh Orang Ditangkap

Ikram yang menjadi korban lelo berdiameter 7 cm dan panjang 1 meter itu langsung dievakuasi Kapolres Kampar AKBP Andri Ananta Yudhistira dan sejumlah anggota Polres Kampar yang juga hadir dan kebetulan tak jauh dari lokasi. Kapolres dan tim membawa Ikram dan empat korban lainnya ke puskesmas terdekat.

Karena luka yang parah, para korban langsung dirujuk ke Rumah Sakit Syafira di Pekanbaru untuk perawatan. AKBP Andri menyebutkan, selain Ikram, tiga korban mengalami luka berat adalah Sumanto Rebo (58) warga Gunung Sahilan, Rapika Alni (16) warga Gunung Sahilan, Aisyah (12) warga Desa Kebun Durian. Sementara korban Sarimah (51) warga Lipat Kain Utara mengalami luka ringan.

Sementara Paur Humas Polres Kampar Iptu Deni Yusra menjelaskan, pada pukul 10.45 WIB, Raja Gunung Sahilan bersama  ninik mamak dan tokoh adat serantau Kampar Kiri serta tamu undangan diarak dari Kantor Desa Gunung Sahilan menuju tempat acara di Istana Gunung Sahilan dengan diiringi musik tradisional ogung. Sekitar pukul 11.00 WIB, rombongan tiba di Gerbang Istana. Selanjutnya salah seorang panitia penyelenggara Zailam alias Ilam membunyikan lelo sebagai tanda dimulainya acara adat.

“Pada saat menyulut api untuk meletuskan, badan lelo pecah dan serpihannya mengenai 5 warga yang berada di sekitar lelo itu,” ujarnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook