PEKANBARU (RIAUPOS.CO)--------Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, mengalami defisit anggaran sebesar Rp1,9 triliun. Namun, dengan berbagai upaya, Pemprov Riau berhasil menutupi defisit sebesar Rp1,4 triliun. Kini tersisa Rp500 miliar.
Sisa Rp500 miliar ini akan menjadi tunda bayar pada sejumlah kegiatan. Sehingga, tunda bayar kepada pihak ketiga harus dibayar pada 2019 mendatang. Hal ini diakui oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Riau Syahrial Abdi.
Meski demikian, mantan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini mengklaim pihaknya telah berhasil menekan potensi tunda bayar dari Rp1,9 triliun menjadi Rp500 miliar.
“Yang jelas kita dari aspek penghematan dan upaya untuk menekan potensi tunda bayar ke pihak ketiga sudah berhasil. Yang awalnya Rp1,9 triliun, hari ini bisa ditekan lebih kecil (Rp500 miliar),” katanya, Jumat (7/12) siang.
Upaya cukup signifikan itu, kata dia, hasil dari penghematan yang dilakukan di semua organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Riau.
“Upaya kita cukup signifikan melakukan penghematan. Sehingga potensi tunda bayar kita sekarang relatif kecil. Artinya kita berhasil menekan potensi tunda bayar sebesar Rp1,4 triliun,” paparnya.
Karena itu, pihaknya berterima kasih kepada OPD, PPTK dan KPA yang telah menunjukkan komitmennya untuk sama-sama mau dan beritikad baik memperkecil potensi tunda bayar.
Ditanya berapa banyak kegiatan yang tunda salur, Syahrial Abdi tidak ingat betul. Karena saat ini masih proses penghitungan. “Tak ingat, masih dihitung, tapi tak banyak. Saya rasa kita sudah cukup signifikan menekan potensi tunda bayar,” ujarnya.
Penghematan tersebut setelah melakukan coaching clinic di BPKAD Riau. Coaching clinic itu sebagai pendamping OPD untuk melakukan pencairan dan pengusulan pembayaran kegiatan, sekaligus tunda bayar kalau dimungkinkan.
Sekdaprov Riau Ahmad Hijazi memgatakan, dari coaching clinic itu pihaknya berhasil melakukan penghematan yang disisir dari kegiatan 26 OPD. “Penghematan itu dari belanja ATK belanja kecil-kecil dari 26 OPD,” katanya.
Anggaran yang dihemat, kata Ahmad Hijazi, misalnya selama ini stok kertas lima rim, sekarang satu rim saja. Kemudian kalau biasanya OPD selalu melakukan perjalanan dinas, sekarang tak jalan lagi.
“Saya sudah satu bulan puasa SPPD. Kalau tak hal penting, saya tak berangkat. Biasanya dalam satu bulan saya ada empat kali menghadiri kegiatan ke Jakarta,” ujar, beberapa waktu lalu.(mng)