(RIAUPOS.CO) - Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Riau pada tahun depan atau 2021 diprediksikan akan turun. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan APBD Riau turun, salah satunya yakni turunnya harga minyak dan gas (migas) belakangan ini.
Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi mengatakan, APBD Riau tahun 2021 diprediksi hanya sampai pada angka Rp9 triliun, turun dari APBD tahun ini yang mencapai Rp10,5 triliun lebih. Dengan turunnya APBD Riau tersebut, pihaknya akan melakukan penyesuaian.
“APBD Riau tahun 2021 diprediksi turun dari tahun ini, untuk tahun depan itu hanya sekitar Rp 9 triliun,” kata gubernur.
Lebih lanjut dikatakannya, salah satu faktor yang mempengaruhi dan menyumbang APBD cukup besar bagi Riau yakni Dana Bagi Hasil (DBH) Migas. Namun saat ini harga migas sedang turun sehingga juga mempengaruhi DBH Riau.
“Hal tersebut juga secara otomatis akan mempengaruhi APBD Riau. Untuk itu, dalam waktu dekat ini kami akan melakukan pembahasan bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait,” sebutnya.
Selain DBH Migas yang turun, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Riau tahun ini juga mengalami penurunan. Salah satunya dari pajak kendaraan bermotor, dimana akibat pandemi Covid-19 banyak masyarakat yang terdampak dari sisi ekonomi sehingga mempengaruhi daya beli terhadap kendaraan baru.
“DBH Migas turun, PAD juga turun sehingga perlu mencari sumber pendapatan lain agar APBD Riau bisa bertambah,” ujarnya.
Sumber pendapatan lain tersebut, lanjut gubernur, yakni melalui Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) dalam mengelola perhutanan sosial bersama dengan masyarakat. KPH ini juga akan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta.
“Jadi nantinya masyarakat bisa juga mengelola hutan dan sekaligus juga menjaga kelestarian tanaman hutan. Nantinya semua KPH yang ada di kabupaten Riau akan digerakkan,” katanya.(gem)
Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru