PELALAWAN (RIAUPOS.CO) -- Hingga saat ini, masih dangkalnya pemahaman dan pengetahuan ilmu keagamaan sekelompok kaum merupakan faktor penyebab munculnya sifat fanatik secara adat maupun kesukuan. Pasalnya, dengan sifat fanatik tersebut, maka pengkotak-kotakan kelompok yang menyebabkan timbulnya perpecahan antar sesama umat muslim akan terus terjadi.
Demikian disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pelalawan H Iswadi M Yazid LC MA kepada Riau Pos, Rabu (8/5) siang di Pangkalan Kerinci. Dikatakannya, bahwa di Pelalawan sifat fanatik telah menjadi tren sehingga perpecahan umat pun semakin bertambah besar.
“ Ya, kondisi saat ini di Kabupaten Pelalawan telah terjadi pengkotak-kotakan suatu kelompok yang menyebabkan timbulnya perpecahan umat. Untuk itu, pelaksanaan bulan Ramadan 1440 H ini, kita dari MUI mengajak elemen masyarakat muslim untuk meningkatkan ilmu pemahaman keagamaan melalui syiar Ramadan maupun kegiatan keagamaan lainnya,” terangnya.
Dijelaskan Iswadi, bahwa selama pelaksanaan ibadah bulan suci Ramadan 1440 H, pihaknya menggelar kegiatan kajian agama ke masjid dan musalla di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan untuk memberikan pemahaman keagamaan yang lebih terperinci kepada umat muslim di Kabupaten Pelalawan khususnya di kecamatan Pangkalan Kerinci.
‘’Kegiatan ini kita lakukan untuk memberikan pemahaman keagamaan kepada umat muslim secara mendalam tentang bahayanya sifat fanatik yang mengkalim bahwa segala sesuatu kebenaran itu hanya datang pada diri dan kelompoknya, sehingga orang lain atau kelompok lain selalu dipandang salah. Jadi, dengan kajian yang kita buka selama pelaksanaan ramadan ini nantinya untuk saling tanya - jawab, maka insya Allah kita harapkan akan membuka pemikiran masyarakat muslim bahwa sesungguhnya umat muslim ini adalah bersaudara,” ujarnya.
Selain memberikan pemahaman tentang bahaya sifat fanatik, sambung Iswadi, kegiatan kajian ini juga dilakukan pihaknya guna mengetahui permasalahan-permasalahan yang berkembang.
Penulis: M Amin Amran
Editor: Eko Faizin