PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah daerah di Riau dan juga kabupaten/kota diminta melakukan pengawasan ekstra terhadap tempat-tempat berpotensi terjadinya kerumunan saat perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Hal ini menyusul kebijakan baru pemerintah pusat terkait membatalkan PPKM level 3 se-Indonesia saat Nataru nanti.
Ahli Epidemiologi Riau dr Wildan Asfan Hasibuan mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan perintah secara resmi terkait pembatalan PPKM level 3 tersebut. Namun dari informasi yang pihaknya dapat, bagi daerah yang memang diperlukan pemberlakukan khusus, maka PPKM level 3 tetap bisa diterapkan.
"Kita tunggu dulu lah bagaimana keputusannya. Namun yang pasti upaya pencegahan tetap harus dilakukan," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, pada situasi seperti ini penting bagi pemerintah untuk mencermati wilayah-wilayah yang berpotensi terjadinya kerumunan saat perayaan Nataru. Sebab poin terpenting dalam upaya menekan angka kasus terkonfirmasi Covid-19, bagaimana menekan mobilitas dan masyarakat harus selalu taat dalam disiplin protokol kesehatan.
"Kan tidak semua pula daerah di Riau ini yang berpotensi kerumunan. Yang perlu dijaga itu daerah yang memang biasanya mengadakan acara Nataru, dan daerah yang menyediakan destinasi wisata. Nah, daerah-daerah ini lah yang perlu diperhatikan pergerakan atau mobilitas masyarakatnya saat Nataru nanti," jelasnya.
Terhadap kondisi di Riau, kata Wildan, memang tidak semua kabupaten/kota yang bisa diberlakukan PPKM level 3. Dengan kata lain, pembatalan PPKM level 3 secara nasional tidak mengubah ketentuan bagi daerah yang memang diperlukan pemberlakukan PPKM pada level tersebut.
Wildan menekankan, hal yang perlu menjadi atensi bersama, yakni bagaimana masyarakat tetap patuh dan disiplin terhadap protokol kesehatan, rutin mencuci tangan, memakai masker dan menghindari kerumunan.
"Pada prinsipnya PPKM level 3 yakni menekan mobilitas masyarakat agar tidak terjadi kerumunan. Kalau itu berhasil dijaga, angka kasus terkonfirmasi akan bisa ditekan," jelasnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Riau Masrul Kasmy mengatakan, pasien positif Covid-19 di Riau per hari Selasa (7/12), bertambah empat orang. Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 di Riau hingga saat ini sebanyak 128.477 orang.
"Kemudian pasien sembuh lebih banyak dibandingkan pasien positif yakni bertambah 65 sehingga total 124.280 orang sudah sembuh," katanya.
Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 11 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 69 orang.
"Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik dirumah sakit maupun isolasi mandiri tinggal 80 orang," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Masrul juga berpesan, dengan masih bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Meskipun beberapa orang sudah dilakukan vaksinasi, namun protokol kesehatan harus tetap dijalankan.
"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.
Pekanbaru Turun ke PPKM Level 2
Setelah sempat mencapai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1, kini Kota Pekanbaru kembali naik ke level 2. Belum tercapainya target vaksinasi lansia dan munculnya klaster sekolah Abdurrab Islamic School (AIS) jadi alasannya.
Kota Pekanbaru resmi kembali naik ke PPKM level 2 sejak, Selasa (7/12). Jajaran Satgas Covid-19 Kota Pekanbaru di hari yang sama langsung menggelar rapat evaluasi pasca-Satgas Covid-19 pusat Senin (6/12) malam mengumumkan status terbaru ibukota Provinsi Riau ini.
"Pekanbaru dari level 1 ke level 2. Indikator nya kenapa kita ini tadi karena kita masih belum dapat mencapai target untuk vaksin lansia," ungkap Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT usai memimpin rapat evaluasi di MPP Pekanbaru.
Dari data per 7 Desember ini, realisasi vaksinasi lansia memang belum memuaskan. Kota Pekanbaru memasang target 70.384 orang lansia sudah divaksin hingga akhir tahun. Namun capaian baru pada vaksin pertama sebesar 26.916 orang atau 38,2 persen dan vaksin kedua sebesar 22 837 orang atau 32.4 persen. "Walaupun kita sudah maksimal, namun sampai hari ini target yang disyaratkan belum dapat tercapai, " imbuhnya.
Disampaikannya pula, kondisi lain yang menyebabkan Pekanbaru ditetapkan kembali ke PPKM level 2 adalah munculnya klaster sekolah AIS yang terjadi pekan lalu. "Kedua dengan adanya klaster sekolah yang terjadi di pekan laku. Ini juga memberikan kontribusi untuk naik ke level 2," ungkapnya.