PEKANBARU DAN MAKKAH (RIAUPOS.CO) - Jemaah haji Riau yang meninggal dunia bertambah satu orang. Jemaah haji asal Indragiri Hilir (Inhil) Yurli binti Namu Badu meninggal dunia, Jumat (7/7) di usia 77 tahun. Total sudah 13 jemaah haji dari Riau tutup usia saat melaksanakan ibadah haji. Rata-rata yang meninggal dunia merupakan lansia (lanjut usia). Berusia di atas 50 tahun.
Yurli binti Namu Badu, jemaah yang tergabung di Kloter 6 BTH ini bukan meninggal di Tanah Suci Makkah, melainkan di Rumah Sakit (RS) Badan Pengusahaan (BP) Batam. Berdasarkan laporan, setibanya di Bandara Hang Nadim Batam, Yurli langsung dirujuk ke RS BP Batam. Jemaah dengan nomor porsi 0400079327 ini meninggal pukul 12.56 WIB dengan diagnosa henti jantung dan komplikasi penyakit.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Riau dan Panitia PPIH Debarkasi Haji Antara Riau, kami menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya jemaah haji atas nama Yurli binti Namu Badu. Semoga almarhumah ditempatkan bersama orang-orang yang Allah ridai serta keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan ini,” kata Kepala Bidang (Kabid) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Riau Drs H Syahrudin MSy, Jumat (7/7).
Sebelumnya, sebanyak 12 jemaah haji asal Riau yang meninggal di Tanah Suci. Mereka adalah Subani Firdaus Samad Thaha (berusia 62 tahun, Kloter 8 BTH asal Pekanbaru, wafat di RSAS Makkah pada 16 Juni 2023 pukul 08.13 WAS), Yenni Artati binti Raja Yoesoef (berusia 63 tahun, Kloter 13 BTH asal Kuansing, wafat di RSAS Makkah pada 18 Juni 2023 Pukul 13.50 WAS), Sholeh Bin Tarwan Abdullah (berusia 82 tahun, Kloter 15 BTH asal Siak, wafat di RSAS Makkah pada 18 Juni 2023 pukul 23.00 WAS), Asnimar binti Ruslan Majid (berusia 74 tahun, Kloter 13 BTH asal Dumai, wafat di RS King Faisal Makkah pada 30 Juni 2023), Emod bin Hasan Narkiwan (berusia 64 tahun, Kloter 10 BTH asal Rupat Bengkalis, wafat di RS Mina al Wadi pada 1 Juli 2023 pukul 18.59 WAS), Naima binti Lahuseng Mangging (berusia 72 tahun, Kloter 32 BTH asal Indragiri Hilir, wafat di RS Mina Al Waddi pada 30 Juni 2023 pukul 00.00 WAS), Ismiatun binti Sakijan Saringun (berusia 62 tahun, Kloter 12 BTH asal Rokan Hulu, wafat di Masjidilharam pada 2 Juli 2023 pukul 23.30 WAS), Ngadiran Syamsuhadi Amat Lehar (berusia 66 tahun, Kloter 12 BTH asal Rokan Hulu, wafat di RS King Faisal Makkah pada 3 Juli 2023 pukul 13.30 WAS), Muriadi bin Adan Hasan (berusia 68 tahun, Kloter 10 BTH aal Bengkalis, wafat di RS Mina Al Wadi pada 3 Juli 2023 pukul 04.30 WAS), Nuraini Umar Ahmat (berusia 79 tahun, Kloter 33 BTH asal Rokan Hulu, wafat di RS King Faisal Makkah pada 3 Juli 2023 pukul 20.15 WAS), Sumardi bin Adi Suwarno ( berusia 57 tahun, Kloter 16 BTH asal Indragiri Hilir, wafat di RS King Abdul Aziz Makkah pada 4 Juli 2023 pukul 23.00 WAS), dan Sarkawi bin Dupani Maanah (berusia 78 tahun), Kloter 16 BTH asal Indragiri Hilir, wafat di Hotel Snot Jauhara 403 Makkah pada 4 Juli 2023 pukul 12.56 WAS).
Kemarin, sebanyak 367 jemaah haji yang tergabung dalam Kloter 6 BTH tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Jumat (7/7). Setelah melalui proses X-ray, jemaah selanjutnya dibawa menuju Asrama Debarkasi Haji Antara (DHA) Riau.
Meskipun terlihat lelah, jemaah asal Kabupaten Indragiri Hilir ini tetap semangat dan ceria untuk kembali ke kampung halaman. Saat berangkat, Kloter 6 BTH berjumlah 372 jemaah dan kembali ke Tanah Air hanya 367 orang karena satu meninggal di BP Batam atas Yurli binti Namu Badu dan satu jemaah atas nama Mukhtar bin Suntung Kacur masih dirawat di RS An Noor Makkah.
Namun yang pulang ke Inhil hanya 367 karena tiga jemaah haji lainnya harus dirujuk ke RS BP Sekupang Batam. Mereka adalah Abdullahi bin Abdul Fatah, Abdul Halim bin Hasan, dan Yurlinamo binti Namo. Abdullahi dan Adul Halim ditunda pemulangan karena saturasi O2 rendah 66 persen. Sedangkan Yurlinamo dirujuk ke RS BP Sekupang Batam karena saturasi O2 rendah 40 persen.
Permohonan Tanazul Ratusan Jemaah Disetujui
Lebih dari 800 jemaah haji Indonesia mengajukan tanazul atau permohonan pulang lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 676 jemaah sudah disetujui setelah dianggap memenuhi persyaratan.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Khalilurrahman mengatakan, tanazul diusulkan oleh embarkasi melalui kepala sektor dan diteruskan ke daker (daerah kerja). Usulan itu kemudian ditelaah urgensi dan kelayakan jemaah bisa pulang lebih awal atau tidak. ’’Kami yang menyeleksi, tidak semuanya dikabulkan,’’ ucapnya, Jumat (7/7).
Tanazul, lanjut dia, diutamakan untuk jemaah yang terpisah rombongan. Kemudian, jemaah sakit yang mendapat rekomendasi dari dokter serta jemaah lansia (lanjut usia) yang diusulkan kepala sektor. Khusus jemaah lansia wajib melampirkan rekam ibadah. Hal itu untuk memastikan ibadah hajinya sudah lengkap. ’’Untuk jemaah yang terpisah rombongan akan dipulangkan dengan kloter yang asalnya sama dengan pemohon,’’ ujar Khalilurrahman.
Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Edi Supriyatna menjelaskan kriteria kesehatan jemaah haji yang sakit dan dibolehkan pulang lebih awal. Antara lain memiliki kesadaran baik, saturasinya lebih dari 92 persen, dan bisa dibawa menggunakan transportasi. Selain itu, jemaah tidak mengidap penyakit menular dan tidak sedang krisis hipertensi.
Kriteria tersebut dimasukkan dalam dokumen medis yang menjadi bahan pertimbangan. Selain itu, ada dokumen kelengkapan ibadah haji. Jemaah yang dipulangkan lebih awal bisa berasal dari kloter atau yang sakit. Baik yang dirawat di KKHI maupun rumah sakit Arab Saudi.(ilo/gih/c17/bay/das)
Laporan JOKO SUSILO dan JPG, Pekanbaru dan Makkah