Dwi Soetjipto mengatakan, persiapan yang telah dilakukan pada masa transisi dapat menjadi modal PHR mengembangkan WK Rokan. Ke depan, diharapkan PHR memaksimalkan potensi yang ada di WK tersebut, antara lain melalui penerapan teknologi lanjutan.
Kontrak baru WK Rokan yang menganut sistem PSC Gross Split merupakan suatu tantangan dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. Oleh karena itu, Pertamina dituntut untuk tetap profesional dalam mengelola WK Rokan, serta meningkatkan investasi untuk dapat memaksimalkan produksi mengingat potensi WK Rokan yang masih cukup menjanjikan.
Produksi WK Rokan diharapkan dapat mencapai 165 ribu barel per hari pada akhir tahun 2021 dengan tambahan sumur-sumur baru yang dibor tahun ini. Selanjutnya WK Rokan diharapkan tetap menjadi salah satu penghasil utama minyak nasional.
Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) sebagai induk usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), menyampaikan pengelolaan WK Rokan oleh Pertamina menjelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia, merupakan kebanggaan bagi Pertamina dan bangsa Indonesia serta wujud dukungan dari segenap bangsa Indonesia sehingga alih kelola berjalan dengan baik.
Untuk memastikan kelancaran proses alih kelola, imbuh Nicke, Pertamina melalui PHR juga telah membentuk Tim Transisi yang bertugas memastikan kelancaran operasi, terutama di aspek subsurface, operasi produksi, project and facility engineering, operasi K3LL, hingga ke aspek sumber daya manusia, finansial , komersial, asset supply chain management serta IT. "Hal yang tidak kalah penting dalam proses alih kelola ini, kami mengingatkan kembali mengenai high risk pengelolaan usaha migas, tidak hanya proses kehandalan tapi aspek HSSE (Health, Safety, Security and Environment) tetap menjadi perhatian kita semua," tegas Nicke.
Kepada seluruh manajemen dan pekerja PHR, Nicke berpesan agar terus fokus menjalankan amanah dari pemerintah untuk memberikan yang terbaik bagi negara, masyarakat dan bangsa melalui pengelolaan Blok Rokan agar dapat mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi Indonesia.
"Pertamina juga memiliki amanah lainnya, yaitu mendukung program pemerintah mencapai produksi minyak mentah satu juta barrel oil per day (BOPD) dan 12 miliar standard cubic feet per day (BSCFD) di tahun 2030. Oleh karenanya, selain kerja keras serta komitmen Pertamina, tentu juga diharapkan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dan daerah serta seluruh stakeholder dan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut," jelas Nicke.
Sementara itu Gubernur Riau H Syamsuar yang memberikan sambutan usai Kepala SKK Migas mengapresiasi atas kepedulian PT CPI dalam komitmen membangun dan mengembangkan SDM di Provinsi Riau. Dari berbagai sektor pembangunan, dan juga menceritakan awal izin diberikan oleh Sultan Syarif Kasim II atas pengelolaan minyak di Riau.
"Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada PT CPI. Kepada Pertamina, dalam hal ini PHR, selamat datang di Bumi Lancang Kuning yang sedang berulang tahun ini," katanya.
Sementara itu kepada Pertamina, Syamsuar meminta beberapa poin penting yang disampaikannya dalam seremoni malam tadi. Pertama, agar berkontribusi terhadap pendapatan negara dan daerah. Kedua, Pertamina harus berkomitmen BUMD dapat terlibat dalam PI 10 persen agar segera dilakukan sesingkat-sesingkatnya. Ketiga, operasional melibatkan partisipasi SDM lokal, barang jasa dan tenaga kerja lokal sebagai penunjang, keempat Pertamina harus membatasi diri terhadap anak perusahaan dan yang berafiliasi.
Kelima, ditegaskan Gubri Syamsuar, agar tanggung jawab sosial Pertamina bersinergi dengan daerah, sehingga sinkron dengan program daerah. Keenam, turut membantu menyelesaikan permasalahan tanah terkontaminasi dengan melibatkan pemda dan pihak terkait dalam waktu yang tidak terlalu lama. "Kami berharap kepada Kementrian ESDM, SKK Migas dan Kementrian LHK agar sama-sama menyatukan persepsi agar SDA yang berlimbah dapat memajukan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat Riau khususnya," akunya.
Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan WK Rokan dari CPI ke SKK Migas dan kemudian SKK Migas menyerahkan kepada PHR.
Sementara itu Menteri BUMN Erick Tohir diwakili Wamen Pahala Nugraha Mansuri menceritakan amanah pengelolaan Blok Rokan selama 20 tahun ke depan, adalah sangat luar biasa. Indonesia emas 2045 melalui ketahanan energi, dengan kontribusi 24 persen blok Rokan dalam kontribusi minyak nasional. "CPI yang sudah berkontribusi bagi Indonesia hampir seabad, agar tetap memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Kepada Pertamina agar dapat memaksimalkan potensi ladang minyak ini," katanya.
Di sela sambutan Pahala, tepat pukul 00:00 WIB, di luar lokasi acara, tepatnya di plang PT CPI, tampak pekerja mulai mengganti nama Chevron menjadi Pertamina.(egp/azr)