PENYAKIT NGOROK DI ROHUL

Daerah Terpapar Diisolasi

Riau | Senin, 07 November 2022 - 09:53 WIB

Daerah Terpapar Diisolasi
FARALINDA SARI (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit ngorok yang sudah terjadi di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau bersama pemerintah setempat melakukan isolasi terhadap daerah yang sudah terpapar penyakit ngorok tersebut.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan Faralinda Sari mengatakan,  pihaknya sudah melakukan investigasi ke lokasi yang ditemukan ternak terpapar penyakit ngorok, yakni di Kecamatan Rambah dan Bangun Purba, Kabupaten Rohul.


"Tim sudah ke lokasi untuk melakukan investigasi, hasilnya didapat beberapa kesimpulan yang diduga menjadi penyebab penyebaran penyakit ngorok di Rohul," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, dari hasil investigasi tersebut, berdasarkan pengakuan para peternak mereka tidak ada memasukkan ternak baru dari daerah terpapar. Karena itu, pihaknya menduga penyebaran penyakit ngorok bisa akibat adanya pergerakan manusia dari daerah terpapar.

"Bisa saja virus tersebut dibawa oleh orang yang datang ke Rohul, seperti kendaraan mereka menginjak virus kemudian terbawa hingga ke Rohul. Karena daerah di Rohul yang terpapar itu merupakan daerah wisata, dan arus lalulintas orangnya cukup tinggi," ujarnya.

Karena itu, untuk mengantisipasi agar penyakit ngorok tidak terus menyebar di Rohul, pihaknya bersama pemerintah daerah setempat untuk sementara mengisolasi daerah yang sudah terpapar penyakit ngorok tersebut. Selain tidak diperbolehkannya ternak keluar masuk wilayah tersebut, arus orang masuk juga dibatasi.

"Jadi kalau orang mau berwisata, kendaraannya tidak boleh masuk hingga ke pinggir sungai atau dilokasi gembala ternak. Tapi hanya diluar kawasan wisata," sebutnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat yang ada di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) digegerkan dengan ditemukannya adanya hewan ternak jenis kerbau yang mati mendadak. Ratusan kerbau tersebut mati diduga karena terserang penyakit ngorok atau Sepricaemia Epizootica (SE).

"Kami baru dapat laporan hewan ternak mati di Rohul. Penyebabnya sama dengan yang di Kabupaten Kampar, kena SE atau sapi ngorok," kata Faralinda.

Menurut Faralinda, upaya pencegahan untuk penyakit SE ini yakni dilakukan dengan memberikan vaksin. Namun, fakta dilapangan saat ini masih banyak peternak yang enggan hewan ternaknya untuk di vaksin.

"Mungkin karena selama ini belum ada kasus ngorok yang tinggi seperti saat ini. Tapi sekarang kan kasus kematiannya ternak cukup tinggi, sampai 90 persen," sebutnya.

Karena itu, pihaknya mengimbau agar para peternak lebih memperhatikan ternaknya. Jika ada ternak yang mengalami sakit, hendaknya ditempatkan dikandang yang terpisah agar tidak menularkan kehewan ternak lainnya.

"Karena penularan penyakit SE ini juga cepat, terutama dari cairan tubuh ternak. Jadi jika ada ternak yang sakit, hendaknya ditempatkan dikandang saja, jangan digembala apalagi dijual," imbaunya.(gem)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook