PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Jajaran Pimpinan Riau Pos, yakni Direktur Utama Ahmad Dardiri, Direktur Asmawi Ibrahim, Direktur yang juga Pemimpin Redaksi Firman Agus dan Manajer Event Organizer Lismar Sumirat mengunjungi Kantor Bulog Wilayah Riau dan Kepri, Kamis (6/10). Kunjungan silaturahmi tersebut disambut Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Riau dan Kepri, Basirun di ruangannya.
Dikatakan Ahmad Dardiri, melalui kunjungan ini, Riau Pos ingin ke depan ada sinergi yang lebih erat antara Bulog dan juga Riau Pos. Terlebih, di tengah bisnis media digital yang makin tidak terkendali saat ini, sering ditemukan konten
berita yang tidak jelas sehingga rawan terjadi informasi yang tidak valid.
"Karena itu, kami ingin Bulog sebagai lembaga bisnis dan perpanjangan tangab pemerintah dalam pengendalian pangan, tidak wasting time dan wasting money dalam memberikan informasi kepada publik. Pilihlah media yang qualified dan media yang bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.
Pihaknya pun mengaku siap mendukung Bulog dalam menyebarluaskan informasi kepada publik melalui pemberitaan baik di media cetak, online maupun televisi.
Menanggapi hal tersebut, Basirun mengaku memang sejauh ini pihaknya banyak mencermati perkembangan media di Riau. Karena itu, hingga saat ini, Bulog Kanwil Riau dan Kepri hanya mempercayakan Riau Pos saja sebagai koran langganan untuk kantor mereka.
"Kalau sekarang kami satu koran saja cukup. Karena di Riau Pos banyak terdapat informasi lokal tentang perkembangan daerah yang kami perlukan dan kebenaran informasinya relatif pasti," ujarnya.
Selain menjalin sinergisitas dalam hal publikasi, keduanya sepakat untuk merancang program kerja sama yang lebih lanjut. Karena Bulog juga menyadari persoalan pangan adalah persoalan yang melibatkan semua pihak, termasuk media.
Menurut Basirun, ada beberapa peluang kerja sama yang mungkin bisa dijalin Bulog dengan Riau Pos. "Program yang ada di Bulog nanti kita bisa sinergikan ke depan bersama Riau Pos. Tergantung bagaimana kita bisa merangkaikan semua kepentingan. Apakah kita akan mengadakan program pasar murah, program penjualan pangan di tempat tertentu, itu juga bisa kita laksanakan di waktu-waktu ke depan," terangnya.
Terlebih, sejak beberapa waktu terakhir, kondisi Bulog banyak berubah. Kini, Bulog dikatakannya tengah menyesuaikan pola kerja sebagai lembaga yang 80 persen berfokus kepada bisnis dan 20 persen penugasan (menjaga stabilitas pangan, red).
"Jadi memang tantangannya bagaimana kita bisa menjual beras ini melalui kerja sama program dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak," lanjutnya.
Dalam pertemuan itu, Basirun juga menunjukkan produk beras medium dan beras premium dari Bulog yang kini beredar di pasaran. Pihaknya mengaku siap jika nantinya ada kerja sama dengan Riau Pos dalam memasarkan beras tersebut melalui pasar murah atau program lainnya.
"Dari segi rasa dan kualitas, beras Bulog ini tak kalah dari yang dijual di pasaran saat ini. Dari segi harga, tentunya lebih murah dan diharapkan dapat membantu meringankan masyarakat," sambungnya.
Direktur Utama Riau Pos, Ahmad Dardiri pun tertarik dengan peluang tersebut. Menurutnya, Riau Pos Group memiliki ratusan karyawan yang bisa dilibatkan dalam program kerja sama ini. "Ini menarik. Tentunya ini sangat mungkin untuk kita lakukan. Kita akan atur dan rancang program ini agar segera terlaksana," ujarnya.
Diharapkan, dari diskusi yang terjalin tersebut, Bulog dan Riau Pos bisa bersama-sama berbuat untuk persoalan pangan untuk kepentingan masyarakat luas.(azr)
