DUMAI (RIAUPOS.CO) -- Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kota Dumai mencatat selama 2019 sekitar 342 hektare lahan terbakar. Mayoritas lahan itu merupakan lahan gambut yang berada di beberapa Kecamatan di Kota Dumai.
“Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Dumai hampir terjadi di setiap tahun,” ujar Kepala BPBD Kota Dumai Afri Lagan kemarin.
Ia mengatakan kejadian ini menjadi perhatian serius bagi semua elemen baik pemerintah, kepolisian, TNI dan masyarakat. “Kami akan melakukan konsolidasi dan evaluasi dengan intansi terkait baik dari cara pencegahan maupun penanganan,” ujarnya.
Dari evaluasi yang dilakukan ada poin-poin yang bisa dijadikan rambu-rambu agar hal yang sama tidak terulang lagi. “Walaupun per hari ini, tidak ada titik api lagi, tim tetap melakukan patroli di beberapa titik rawan,” ujarnya.
Selain melakukan patroli, pihaknya juga melakukan sosialisasi-sosialisasi agar masyarakat lebih sadar dan tidak membuka lahan dengan cara di bakar. “Artinya kita lakukan dari segi pencegahan maupun penanggulangannya,” tuturnya.
Ia menyampaikan terima kasih kasih kepada seluruh tim satgas darat karhutla dan pihak lainya, yang sudah berjibaku selama hampir 10 bulan baik dalam mencegah maupun menanggulangi karhutla yang ada di Kota Dumai. “Mudah-mudahan hal yang sama tidak terulang lagi,” harapnya.
Selain itu, ia mengaku selama 2019 ini, ada 5 dari 10 mesin pompa air milik BPBD yang mengalami kerusakan karena over penggunaan, saat melakukan pemadaman karhutla. “Kita saat ini sedang melakukan pengadaan mesin pompa air sebanyak 18 unit, dan sudah proses lelang, dan di 2020 kita ajukan 15 unit lagi,” sebutnya.
Ia mengatakan walaupun musim kemarau sudah mulai berlalu, namun ia mengingatkan kepada masyarakat maupun pihak kelurahaan dan kecamatan untuk tetap waspada, pasalnya jika musim penghujan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi banjir. “Kami harap camat dan lurah selalu mengingatkan masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar,” tutupnya.(hsb)