DAMPAK COVID-19

Pekanbaru PPKM Level 3, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Dimulai

Riau | Selasa, 07 September 2021 - 11:07 WIB

Pekanbaru PPKM Level 3, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Dimulai
Airlangga Hartarto (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) (INTERNET)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - PEMERINTAH melakukan evaluasi atas pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro untuk wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali. Secara umum, telah terjadi perbaikan level, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Seperti di Kota Pekanbaru yang saat ini turun level PPKM level 4 ke level 3. Dengan kondisi, tidak ada lagi daerah di Riau yang zona merah, pembelajaran tatap muka (PTM) di Riau yang sudah diancang-acang pekan lalu pun sudah bisa dimulai.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut dinamika kasus Covid-19 sudah mengalami penurunan.


"Masyarakat diminta tetap waspada meski angka kasus menurun tapi ini belum merata, masih bersifat dinamis," ujarnya dalam konferensi pers PPKM secara virtual, di Jakarta, Senin (6/9).

Dia menjelaskan, PPKM Luar Jawa-Bali dilakukan peninjauan setiap dua pekan, namun evaluasi tetap dilakukan setiap minggu bersama seluruh jajaran di pusat dan daerah.

"Seperti arahan Bapak Presiden bahwa pandemi ini masih belum selesai, dan virus ini tidak akan mungkin hilang secara total. Yang bisa dilakukan hanyalah mengendalikan. Jadi, masyarakat diminta untuk tetap waspada, meski angka kasus terus menurun," ujar Airlangga.

Dilihat dari kasus aktif, luar Jawa berkontribusi 60 persen pada jumlah kasus aktif. Meski begitu, kasus aktif luar Jawa Bali tercatat menurun. "Penurunan tertinggi ada di Nusa Tenggara yakni -73,76 persen," imbuh Airlangga.

Dari segi kesembuhan, luar Jawa Bali 90 persen, sedikit lebih rendah dibanding nasional yang 92,94 persen. Sementara kasus kematian luar Jawa Bali 2,99 persen, di bawah standar nasional yang sedikit lebih baik yaitu 3,29 persen. Untuk evaluasi PPKM di luar Jawa Bali, Airlangg memerinci, PPKM level 4 diterapkan di 23 kabupaten/kota. Jumlah itu turun dari sebelumnya ada 34 kabupaten/kota. Dilihat dari jumlah provinsi, penurunan level juga terjadi. Semula ada 7 provinsi yang menerapkan PPKM level 4, kini tinggal 2 provinsi yakni Kaltim dan Kaltara.

Untuk PPKM level 3, diterapkan di 314 kab/kota. Jumlah itu naik dari sebelumnya yang hanya 303 kabupaten/kota saja. Sementara untuk PPKM level 2, diterapkan pada 49 kabupatem/kota. Jumlah itu sama dengan evaluasi sebelumnya. Dari sisi implementasi aplikasi PeduliLindungi di luar Jawa, Airlangga menjelaskan bahwa aplikasi itu akan diperkuat penggunaannya untuk kabupaten/kota yang telah mencapai 50 persen vaksinasi dosis pertama.

"PeduliLindungi ini digunakan untuk venue check-in di beberapa kegiatan. Apakah itu di mall atau di kegiatan-kegiatan yang membutuhkan akses masuk di fasilitas umum," jelasnya.

Selain itu, pemerintah telah siap menyalurkan bantuan tunai untuk PKL, warung, warteg kepada 1 juta PKL dan pemilik warung yang diberikan bantuan. Dana Rp1,2 juta akan diberikan melalui TNI/Polri kepada mereka-mereka para pemilik warung dan PKL dengan syarat bukan terdaftar sebagai penerima BPUM dan berlokasi di wilayah yang menerapkan PPKM level 3 dan 4.

"Ini akan segera dijalankan karena seluruh regulasinya telah lengkap," tutupnya.

Pada kesempatan lain, Airlangga memastikan stok vaksin dalam kondisi terjaga. "Penambahan 5 juta dosis vaksin produksi Sinovac yang datang hari memastikan bahwa stok vaksin sudah aman," ujarnya saat penyambutan secara virtual, kemarin (6/9).

Kini, Indonesia memasuki tahap kedatangan vaksin ke-50. Airlangga memerinci, terhitung sejak kedatangan vaksin pertama pada Desember 2020 lalu, RI telah menerima sekitar 225,4 juta dosis vaksin dalam berbagai merk, baik bentuk bulk maupun vaksin jadi. Vaksin jadi Sinovac yang telah diterima sampai dengan kemarin yakni sebanyak 33 juta dosis, sementara dalam bentuk bulk sebanyak 153,9 juta dosis. Vaksin lainnya yang telah diterima yakni Astra Zeneca 19,5 juta dosis, Moderna 8 juta dosis, Pfizer 2,75 juta dosis, dan Sinopharm 8,25 juta dosis.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook