MEDANG (RIAUPOS.CO) - Pengembangan wisata bahari di Bengkalis perlu perhatian serius semua pihak. Mulai dari pembangunan infrastruktur oleh pemerintah juga perhatian pihak akademis untuk pengembangan bidang usaha kecil hingga komunikasi masyarakat dalam pengembangan wisata untuk menunjang ekonomi.
Dengan terjun langsung pihak akademis untuk memberikan penyuluhan langsung ke tengah-tengah masyarakat di objek wisata akan memberikan pengaruh tersendiri. Terutama dalam meningkatkan pengetahuan dalam menyambut wisatawan yang datang ke objek wisata.
Seperti disampaikan disampaikan Ishak pemilik usaha ikan salami debuk di Kecamatan Rupat Utara, pembinaan diberbagai hal perlu didapatkan setiap kelompok usaha bersama. "Seperti sekarang ini kami masih belum dapat jalur dalam mengurus Depkes. Padahal izin Depkes itu sangat kami pelukan dalam usaha ikan salai kami ini," jelas Ishak dalam Forum Group Discussion dihadiri pakar akademisi seperti Dr Muhammad Firdaus MSI, Dr Nurjanah MSI dan Dr Samsir SE MSI dan Ir Rusmadi Awza MSI, Senin (6/8/2018).
Ishak menyampaikan berbagai keluhan, terkait pemasaran. Menurut dia, jauhnya lokasi wisata dari pusat kota dan semakin minimnya wisata juga menyulitkan pemasaran ikan salai debuk produksinya.
Dalam kegiatan Penyuluhan strategi inovas produk makanan pada usaha kecil makanan di Rupat Utara. Juga FGD
Pengelolaan Komunikasi berbasis pemberdayaan ekonomi di Kawasan Pariwisata Rupat Utara, juga dihadiri Camat Rupat Utara Agus Sofyan SSTP MPA.
Dalam sambuatannya Agus Sofyan mengatakan dengan ikut pedulinya pihak akademisi untuk pengembangan usaha kecil dan pengembangan wisata di Rupat Utara merupakan kehormatan tetsendiri bagi seluruh masyarakat. "Ini momen yang tepat bagi masyarakat mendapatkan masukan dari pihak akademisi. Terutama untuk mengembangkan inovasi usaha dan komunikasi wisata untuk masyarakat," jelasnya.
Ini juga momen untuk mempersiapkan diri bagi masyarakat. Sebab pantai wisata Rupat Utara sekarang menuju wisata nasional." Kita tak mau kran ini dibuka nantinya kita hanya menampung pakai gayung. Tapi harus mempersiapkan ember atau drum sehingga airnya kita Dapatkan," jelas Agus mencontohkan dan meyakinkan bahwa dalam waktu dekat kunjungan wisata di Rupat Utara akan terus meningkat.
Sedangkan Dr Samsir dalam penyuluhan menegaskan perlu inovasi dalam membuat produk. Dengan begitu produk yang dihasilkan masyarakat seperti kerupuk ikan parang, ikan salai debuk dan makanan kecil lainnya bisa dibeli konsumen. "Desain produk mulai dari kemasan sangat mempengaruhi. Kalau menarik dan rasanya lebih enak pasti dikejar dan dibeli konsumen," jelas Samsir yang juga dosen di Pasca Sarjana Unri ini.
Hal serupa disampaikan Dr Muhammad Firdaus, komunikasi masyarakat untuk pengembangan wisata juga penunjang ekonomi masyarakat." Semakin baik promosi wisata dan semakin banyak wisatawan berkunjung," jelas Muhammad Firdaus.
Selain itu, pengenalan produk andalan juga sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi di suatu daerah terutama di Rupat Utara.
Kendala juga terjadi di Rupat Utara terutama aksebikitas. Transportasi dan jalur transportasi terutama jalan.
Sedangkan di Rupat Utara juga memiliki lima potensi, bahari, alam, religi, budaya dan kuliner. "Ini perlu diperhatikan dan ditingkatkan, juga terus dilakukan pengembangannya," jelasnya dan diiyakan Nurjanah dan Rusmadi Awza.
Diskusi terkait pengembangan wisata ini cukup menarik, berbagai pertanyaan disampaikan. Seperti disampaikan Deli, pemasaran makanan terutama kerupuk ikan."Kendala utama kami pemasaran. Mungkin ini bisa diberikan solusi sehingga usaha kami lancar," harapnya. (esi)