PERSONEL TAMBAHAN DIKIRIM UNTUK PEMADAMAN API DI MERANTI

Tim Kesulitan Mendapatkan Air

Riau | Minggu, 07 Maret 2021 - 09:46 WIB

Tim Kesulitan Mendapatkan Air
Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi SH SIK MSi beserta rombongan melakukan pendinginan di lokasi karhutla yang sempat membara, Sabtu (6/3/2021). (WIRA SAPUTRA/RIAU POS)

(RIAUPOS.CO) - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Mekar Delima Kecamatan Tasik Putripuyu, Kabupaten Kepulauan Meranti belum berakhir. Api terus menyala karena sulitnya mendapatkan air. Ditambah lagi, water bombing yang ditunggu untuk memadamkan api tidak kunjung tiba.

Sabtu (6/3), Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi SH SIK MSi langsung  menuju lokasi karhutla di Meranti ini. Agung beserta rombongan tiba sekitar pukul 13.30 WIB dan disambut oleh Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti AKBP (Pur) H Asmar.


Sebelum ke titik api mereka menyempatkan diri melihat persiapan tim gabungan di tenda siaga. Ketika itu Agung mendengar paparan Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito SIK yang sedikit memberi gambaran kondisi terakhir.

Sekitar pukul 14.05 WIB, rombongan bergerak menuju titik api menggunakan speed boat. Tiba di sana, ia memimpin tim gabungan dan ikut memegang selang air sekaligus membakar semangat para pemadam. Setidaknya, dari belasan titik api, kini hanya menyisakan empat titik api dengan convidence di atas 75 persen.

Hampir tiga jam rombongan berjibaku bersama Tim Fire Fighter PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Namun, pukul 17.00 WIB, Kapolda memutuskan kembali ke Pekanbaru menggunakan helikopter yang juga milik PT RAPP.

Kepada wartawan, Kapolda mengatakan peninjauan dilakukan untuk memastikan dan melihat langsung kondisi di lapangan. Untuk itu ia mengaku telah menerjunkan bantuan atau tambahan personel.

“Karena kondisi lapangan yang cukup sulit, tim kewalahan. Sehingga diputuskan untuk menerjunkan tim pemadam lanjutan dari Polda sebanyak 73 personel bersama melakukan penanggulangan dengan tim gabungan,” ujarnya.

Karhutla di sana terpantau sejak tiga hari yang lalu. Setidaknya tidak kurang 10 hektare hutan dan lahan terbakar ludes dengan kondisi gambut yang mengering dan sulitnya mencari sumber air.

“Dari data pihak terkait, menunjukkan tinggi air gambut di wilayah kebakaran dalam status rawan sehingga kesulitan besar kami adalah mendapatkan air untuk pemadaman. Pembuatan embung dan penambahan mesin pompa beserta selang air terus dilakukan. Doakan kami bisa padamkan,” harapnya.

Sementara itu, Kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Kepulauan Meranti H Idris Syamsudin MSi mengaku informasi yang ia dapatkan water boombing batal dilakukan karena terdapat kendala teknis.

“Kami telah berkoordinasi dengan KLHK Provinsi Riau dan telah dilakukan berulang kali. Hingga saat ini belum ada. Ada alat heli yang rusak. Memang (pemadaman, red) harus dibantu dengan water boombing. Namun kepastian informasi lanjutan masih menunggu. Mudah-mudahan bisa dipenuhi,” ujarnya.

Untuk membantu penanggulangan di sana, Idris mengaku akan menarik jajarannya yang saat ini masih berada di lokasi karhutla di sejumlah titik lokasi yang berbeda. “Semalam (sehari sebelumnya, red) kami perkuat untuk mengirim anggota di Tanjung Peranap Kecamatan Tebingtinggi Barat untuk menuju ke sana,” ungkapnya.

Lahan di Bungaraya Terbakar

Sementara itu, lahan di Bungaraya terbakar, kabut asap membumbung dan Satgas Karhutla dengan gerak cepat turun ke lokasi di wilayah perbatasan antara Kampung Temusai dengan Jatibaru.

Kepala BPBD Siak Syafrizal mengatakan mereka berjibaku memadamkan api yang membakar lahan dan kebun warga. Menurutnya api mulai membesar dan menimbulkan kabut asap yang pekat pada Sabtu (6/3) petang. Hal itu berdampak pada aktivitas warga Kecamatan Bungaraya.

“Bersama TNI, Polri, Manggala Agni dan personel kami BPBD, MPA dan warga, kami memadamkan api. Kami membuat sekat bakar agar api tidak meluas,” jelasnya.

Kepala Daerah Operasional Manggala Agni Siak Ihsan Abdillah mengatakan pihaknya menurunkan tim dengan kekuatan penuh. “Kami ingin api dapat segera dipadamkan, sebab selain habitat juga menjaga lingkungan agar tetap terjaga,” sebut Ihsan Abdillah.

Hariyadi (40), Jatibaru mengatakan api membesar dari kebun warga sejak petang. Asap menyelimuti kampung. Jarak pandang sangat pekat. “Kami berusaha membantu ikut memadamkan. Sebab kami ingin situasi ini cepat berlalu, tentang siapa pemilik lahan dan penyebab lahan terbakar, biar itu menjadi tugas penegak hukum. Bagi kami yang terpenting situasi kembali pulih,” sebut Hariyadi.

Ketua Satgas Karhutla Kecamatan Bungaraya Amin Soimin mengimbau warganya untuk lebih berhati berhati dan tetap menjaga lahan dan kebunnya dari kebakaran lahan. Jangan membakar saat membersihkan kebun.  “Masa kemarau seperti ini menjadi tugas bersama untuk memadamkan dan memulihkan agar terbebas dari asap,” sebutnya.

Disebutkannya juga Satgas Karhutla kecamatan juga ikut membantu melakukan pemadaman di perbatasan Jatibaru dan Temusai itu.(das)

 

Laporan WIRA SAPUTRA dan MONANG LUBIS, Selatpanjang dan Siak Sri Indrapura









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook