SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - MESKI belum ada laporan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kepulauan Meranti, namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melakukan antisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Riau tengah menghadapi peralihan musim dari hujan ke kemarau.
Kalaksa BPBD Kepulauan Meranti, Edy Afrizal mengatakan wilayah yang menghadapi pancaroba atau peralihan musim diawali dari wilayah pesisir Riau, seperti Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis dan Kepulauan Meranti. Sehingga wilayah Riau Pesisir cukup rawan terjadi Karlahut.
“Perkiraan BMKG memang awal tahun 2019 sudah mulai masuk musim kemarau. Sehingg kami mulai mengantisipasi dengan upaya-upaya preventif agar tidak terjadi lagi karlahut di Kepulauan Meranti,” ujar Edy Afrizal, Ahad (6/1).
Langkah antisipasi dilakukan dengan mensosialisasikan dan mengajak masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Begitu juga penyebab-penyebab kebakaran lahan lainnya. Bahkan BPBD Kepulauan Meranti tetap siaga 24 jam di posko.
“Walau belum ada kejadian, petugas sudah siaga 24 jam di posko. Bahkan ada juga yang berpatroli di lapangan. Kami juga akan lihat beberapa hari kedepan apakah ada peningkatan status siaga darurat penanggulangan bencana karhutla,” paparnya.
Di sisi lain, BPBD Kepulauan Meranti telah membekali alat pemadam kebakaran di beberapa kecamatan yang dinilai rawan terjadi kebakaran lahan. Sebab dari data BPBD Kepulauan Meranti, kecamatan yang cukup rawan yaitu Rangsang Pesisir, Rangsang, Tebingtinggi Barat, dan Tebingtinggi Timur.
“Untuk mengantisipasinya kami sudah standby-kan alat disana. Kemudian untuk Pulau Padang sudah dibantu dengan MPA dan PT RAPP, namun tetap berkoordinasi,” terang Edy Afrizal.(ksm)
(Laporan LUKMAN PRAYITNO, Selatpanjang )
