Embung Satu-satunya Harapan

Riau | Rabu, 06 Maret 2019 - 10:24 WIB

Embung Satu-satunya Harapan
Tim Manggala Agni. (DOK. RIAU POS)

DUMAI (RIAUPOS.CO) - Lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang jauh, membuat tim pemadam kebakaran kesulitan. Stok air terbatas, membuat tim harus bekerja keras mencari solusi lain. Embung atau kolam tanah menjadi satu-satunya andalan. Alat berat harus menerobos ke ceruk lokasi terjauh. Tim Manggala Agni yang merupakan pasukan pemadam terdepan, menyiapkan segala keperluan. Tidak hanya mengangkut mesin, menyambung selang, sampai menyemprotkan air di antara abu dan asap. Embung ini dibuat di banyak titik, sampai-sampai dengan lokasi titik karhutla.

Saat Riau Pos turut melakukan pemantauan udara bersama tim KLHK, Selasa (5/2) dengan Heli Bell 412 PK-DAS KemenLHK, embung ini sangat membantu. Meski titik api tidak ada lagi dan yang tersisa hanya asap mengepul di beberapa titik saja, tapi proses penanganan karhutla terus dilakukan, yakni proses pendinginan. Di lokasi lahan terbakar seperti Mumugo, Rohil, sudah tidak ada api. Bersih. Hanya hamparan lahan berwarna cokelat, pohon-pohon mati hangus terbakar yang terlihat. Begitu juga di Bangsal Aceh dan Medang Kampai. Sisa kebakaran juga terlihat menghampar luas di permukaan Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis. Asap mengepul di beberapa titik. Dari jarak terbang yang rendah, nampak tim Manggala Agni sibuk melakukan pendinginan, yakni menyemprotkan air ke ceruk gambut paling dalam atau tunggul-tunggul bawah tanah yang masih mengepulkan asap.

Baca Juga :Malam Pergantian Tahun Dimeriahkan Wali Band

Setelah melakukan pemantauan di udara, tim langsung turun ke lokasi. Di antaranya di Batu Bintang, Dumai Timur. Tim Manggala Agni di sini masih sibuk melakukan pendinginan. Lahan yang terbakar masih terasa hangat di kaki meski sepatu tebal. Sementara debunya berterbangan, tambah lagi asap yang masih mengepul. Sumber air yang menjadi kendala, tetap bisa diatasi dengan membuat embung di beberapa titik. Embung dibuat dengan luas 4x2 meter dan kedalaman 8 meter. Sangat dekat dengan lokasi pendinginan. Lahan seluas 5 hektare di kawasan Bukit Bintang tersebut diperkirakan akan selesai pendinginan selama sepekan.

“Banyak titik di Batu Bintang ini, tapi tinggal pendinginan. Pemadaman sudah tidak ada lagi. Biasanya sepekan baru selesai pendinginan. Kami harus membuat embung untuk sumber air, ‘’ ungkap Koordinator Tim Manggala Agni Bukit Batu, Yanwelli, kepada Riau Pos.

Kepala Manggala Agni Dumai, Jusman, yang turut melakukan pemantauan bersama tim KLHK dan wartawan menyebutkan, tim Manggala Agni sudah mulai berkerja sejak 3 Januari. Dimulai dengan melakukan pengawasan, posisi pemantauan dan pemdamaan hingga saat ini.

‘’Kerja kami ini memang tidak terlihat. Orang tidak tahu. Tapi kami sudah mulai berkerja sejak 3 Januari sampai sekarang. Semua wilayah kami tangani, baik yang dekat kota maupun ke ceruk-ceruk paling jauh dan sulit diakses, ‘’ katanya.

Pemantauan dilanjutkan ke Pulau Rupat, menyeberang laut, sambung mobil dan sepedamotor. Tepatnya di Kelurahan Bergam Kecamatan Rupat. Belasan orang masih melakukan pendinginan hingga pukul 19. 00 WIB.

‘’Kalau sisa bara api tak didinginkan, bisa timbul lagi apinya. Makanya selagi masih terang, terus didinginkan, ‘” ujar Azmi anggota Manggala Api di Bergam.

Lokasi terbakar di Dumai mencapai hampir 100 hektare atau sekitar 87 haktare. Lokasi ini berada di Kecamatan Sungai Sembilan, sudah tuntas ditangani. Medang Kampai tuntas, Dumai Timur dalam proses pendinginan, Parit Sadak Dumai Barat sudah tuntas, Bangsal Aceh dan Lubuk Gaung sudah tuntas, sedang Meranti Dumai Selatan, masih ada api.

Di sisi lain Gubernur Riau H Syamsuar menyampaikan, kebakaran yang terjadi di Pulau Rupat tahun ini mengejutkannya. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kebakaran yang terjadi di Rupat tidak seluas seperti tahun ini.

“Biasanya yang menjadi langganan itu Bukit Kerikil, Tanjung Leban, Sepahat dan beberaa lahan dan hutan di Kecamatan Bandar Laksamana, tidak di Rupat. Kalaupun ada karhutla di Rupat tidaklah begitu luas. Dan alhamdulillah, tahun ini beberapa desa yang menjadi langganan di Bandar Laksamana tidak terjadi lagi. Pertahankan ini,” ujar Gubri saat  Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan di Kantor Bupati Bengkalis, Senin (4/3).(kun/evi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook