JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Semburan lumpur bercampur gas yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Ikhsan Pekanbaru beberapa hari belakangan ini jangan dianggap remeh.
Semburan lumpur bercampur gas tersebut harus segara diatasi agar tidak meluas. Selain itu pemerintah Riau melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) harus melakukan penelitian kandungan semburan lumpur tersebut karena mayoritas tanah di Riau mengandung hidro karbon.
"Jadi begini, memang Riau itu struktur tanahnya beda dengan daerah lain karena ada kandungan hidro karbon, minyak dan gas. Besar betul," kata Pakar Perminyakan Indonesia, Dr Kurtubi saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (6/2/2021).
Apa lagi kata dia, semburan lumpur itu terjadi di Kota Pekanbaru, di mana seharusnya dilakukan mitigasi dan pemetaan dengan metode seismick. Seismick merupakan metode eksplorasi untuk pengukuran respon gelombang suara yang dimasukkan ke dalam tanah.
"Saya tidak tahu persis apakah Kota Pekanbaru itu pernah dilakukan seismick atau tidak," ujarnya.
Di Indonesia, kata dia, daerah dengan kandungan minyak dan gas bumi paling banyak itu adalah Riau. Oleh karena itu harus segera dilakukan penanganan agar tidak meluas dan tidak memakan korban.
"Sejak zaman Belanda dan Jepang ya yang paling banyak di Riau. Saya ada kekuatiran ada minyak dan gas disitu," urainya.
Seharusnya, lanjut Kurtubi, pemerintah juga sudah memastikan keberadaan minyak dan gas di Riau. Kejadian ini pun pemerintah melalui Pertamina sudah melakukan observasi apakah semburan lumpur itu akan terus keluar atau tidak dan mendeteksi titik-titik mana saja yang akan berpotensi terjadi hal yang sama, agar masyarakat tidak sembarangan menggali tanah.
"Menghitung volumenya berapa dalam sejam dan menit itu berapa liter, supaya mudah dimitigasi. Ini tugas pemerintah. Di Riau itu memang banyak kandungan minyak yang dalam dan dangkal," katanya.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Rinaldi