PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Kabar duka datang dari Dr Hj Maimanah Umar MA. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2014-2019 telah meninggal dunia dalam usia 82 tahun. Riau pun kehilangan sosok perempuan tangguh dalam diri Maimanah.
Kepergian tokoh perempuan Riau ke Rahmatullah dibenarkan anak kandung almarhumah, Muhammad Firdaus, Senin (2/12) sore. Dikatakan Kepala Biro Humas Protokol dan Kerjasama Setdaprov Riau, ibundanya menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit (RS) Mahkota Malaka, Malaysia.
"Iya, ibunda kami telah meninggal dunia sekitar pukul 13.30 WIB," sebut Firdaus kepada Riau Pos.
Disampaikan Firdaus, orang tuanya menghadap sang ilahi setelah berjuang melawan sejumlah penyakit yang diderita di antaranya penyakit ginjal. Bahkan, kata dia, sempat mendapat perawatan intensif selama hampir sepekan di Negeri Jiran.
"Sakit orangtua, jantung, tekanan darah tinggi. Terakhir ginjal, mungkin karena terlalu banyak minum obat," imbuhnya.
Saat ini, sambung Firdaus, jenazah tengah dalam proses pemulangan menuju Pekanbaru. Diperkiraan paling lambat sampai pada siang ini (3/12). Setiba di Kota Bertuah, jenazah direncanakan dikebumikan di pemakaman yang berlokasi Jalan Kubang Raya, Kabupaten Kampar.
"Masih dalam pengurusan pemulangan (jenazah), diperkirakan sampai di Pekabaru besok (hari ini, red) sekitar 13.00 WIB. Lalu dimakamkan di pemakaman Kubang Raya, kebetulan di situ bapak, nenek, datuk dimakamkan di sana juga," ujarnya.
Dikatakan Firduas, ibundanya merupakan sosok tokoh pendidikan. Karena awal karirnya sebagai tenaga pengajar dosen di Jogjakarta dan berstatus PNS. Selain itu, sebut Firdaus, almarhumah juga memiliki yayasan yang bergerak di bidang pendidikan.
"Ibunda juga salah satu penggagas pendiri UIN Suska Riau," kata pria yang akrab disapa Daus itu.
Tak hanya di bidang pendidikan, lanjut Daus, orang tuanya juga diminta Gubernur Riau kala itu, Arifin Achmad untuk menjadi anggota DPRD Riau. Ia menjadi anggota legislator selama empat periode dan tiga periode menjadi anggota DPD RI.
"Pak Arifin Achmad meminta ibunda menjadi anggota DPRD Riau dan bapak jadi anggota DPR RI. Kemudian ibu juga masuk Partai Golkar, ibunda sudah hampir 35 tahun berkarir di politik," kenang Daus.
Daus menuturkan, dirinya terakhir kali berkomunikasi dengan sang ibu, Senin (2/12) sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu, sebutnya, almarhumah memintanya untuk datang ke Malaka.
"Tadi pagi, selesai apel (upacara) saya videocall dengan ibunda. Daus ke sinilah sambil melambai-lambaikan tangan. saya bilang, iya bu, Daus mau ke sana besok (hari ini, red). Karena saja juga mau menggantikan kakak untuk menjaga ibu," sebut dengan mata berkaca-kaca.
Dalam videocall itu, sambung Daus, almarhumah dalam kondisi menggunakan alat bantu pernapasan. Hal itu, karena semalamnya beliau tidak bisa tidur lantaran mengalami napas sesak.
"Tadi pagi (kemarin, red) dicek lagi, di paru-parunya ada cairan. Sekitar jam 10.00 di X-ray, namun kesehatannya drop, masuk ruangan ICU dan tak berkata lain. Ibunda telah meninggal dunia," lirihnya.
Berita duka ini membuat para pentakziah beramai-ramai mendatangi kediaman Maimanah Umar Jalan Pepaya ujung. Pejabat serta staf dari berbagai dinas badan kantor di lingkungan Pemprov Riau dan Pemko Pekanbaru hadir memberikan ucapan belasungkawa kepada Muhammad Firdaus dan Mutia Eliza.
Selain itu di rumah bernomor dua terlihat telah berdiri tenda serta terdapat jejeran papan bunga ucapan turut berduka cita dari sejumlah pihak.
Sementara itu Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar menyampaikan dirinya telah menerima berita duka tersebut dari anak kandung almarhumah, Firdaus. Dikatakan mantan Bupati Siak itu, atas nama pribadi dan Pemprov Riau turut berduka cita sedalamnya atas meninggalnya mantan anggota DPD RI, Maimanah Umar. "Kami terkejut mendengar kabar itu. Pak Firdaus, Karo Humas, menyampaikan kepada saya. Saya menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya atas berpulang ke rahmatullah orangtua kita," ujar Syamsuar.
Gubri mengajak seluruh masyarakat Riau untuk sama-sama mendoakan agar almarhumah yang selama ini banyak mengabdi di Riau, bangsa dan negara sebagai anggota DPD RI mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Semoga apa yang telah dilakukan beliau menjadi amal jariyah disisi Allah SWT.
"Kepada keluarga yang ditinggalkan, ibu Misharti (anggota DPD RI, red), Pak Firdaus dan keluarga besar diberikan kekuatan iman, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini," imbuhnya.
Rosnaniar: Beliau Sahabat Saya
Rakyat Riau kehilangan tokoh perempuan yang tangguh. Beliau sahabat dan juga guru bagi Hj Rosnaniar, yang saat itu mereka berdua duduk sebagai anggota DPRD Riau.
"Saya banyak belajar dari Hj Maimanah Umar. Dia itu guru saya, yang mengajarkan bagaimana berorganisasi juga sahabat saya, karena kami sama-sama anggota DPRD Riau," ujar Hj Rosnaniar, mantan anggota DPR RI.
Setelah tak lagi anggota DPRD Riau, Maimanah maju ke DPD RI, sementara Rosnania maju ke DPR RI melalui perahu Partai Golkar.
"Beliau duduk menjadi anggota DPD RI dapil Riau. Bahkan sampai beberapa kali menduduku posisi itu, sementara saya duduk di DPR RI dan setelah tidak lagi duduk di DPRI saya menjadi Ketua KPAID Riau, kemudian saya membuat sekolah, saya banyak belajar dari almarhumah," ujarnya.
Maimanah Umar aktif di Dharma Wanita Provinsi Riau bersama Ny Soeripto, sementara Rosnaniar menjabat sebagai Ketua BKOW Provinsi Riau.
"Beliau juga aktif di Dharma Wanita Kanwil Kemenag Riau. Kami sama-sama aktif di organisasi dakwah dan wanita," ujar Rosnaniar.
Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Wan Abu Bakar menilai almarhumah merupakan sosok suri teladan bagi masyarakat. Terutama bagi pejuang wanita.
"Bagi saya, saya mengenal almarhumah bukan hanya sebagai senator dari Riau tetapi almarhumah dulu juga sebagai dosen saya di IAIN Suska Pekanbaru. Beliau itu tekun dan teliti dan juga tokoh pendidikan dengan mendirikan Yayasan Masmur," kata Wan Abu Bakar, Senin (2/12).
Sebelum menjadi legislator, kata Wan Abu Bakar, dulu juga almarhumah aktif mengajar di Sekolah Persiapan (SP) IAIN, beliau memiliki pemikiran ke depan dan memiliki sikap kepedulian untuk mencerdaskan anak putra daerah, kepedulian itu lah membuat Maimanah semakin berkembang dan bisa mendirikan sekolah dan berkembang maju itu berkat ulit dan semangat Maimanah yang cukup tinggi.
"Sangat jarang wanita di Riau ini seperti almarhumah. Sebelumnya ada Ibu Khadijah Ali dan Ibu Syamsidar. Mereka berdua ini kakak kelas almarhumah. Almarhumah ini lah yang melanjutkan perjuangan dua tokoh wanita itu sesuai dengan cita-cita wanita di Pekanbaru untuk berperan mendirikan pendidikan di Pekanbaru ini," jawabnya.(rir/jrr/*4)