(RIAUPOS.CO) - Kabar terkait kedaluwarsa vaksin Covid-19 membuat sebagian kalangan khawatir. Informasi yang beredar, vaksin kedaluwarsa setelah enam bulan. Terkait hal itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa waktu kedaluwarsa vaksin didapat dari dua kali data stabilitas uji klinis vaksin.
Ketua BPOM Penny K. Lukito menyatakan bahwa batas kedaluwarsa suatu vaksin merupakan bagian dari jaminan mutu, kemanfaatan, dan keamanan vaksin. Data itu diperoleh berdasar uji stabilitas yang dilakukan terhadap vaksin tersebut. ’’Dengan demikian, batas kedaluwarsa memberikan indikasi batas akhir penggunaan vaksin jika disimpan sesuai dengan kondisi uji stabilitas,’’ tuturnya.
Menurut Penny, semua vaksin Covid-19 yang saat ini tersedia merupakan vaksin baru dengan proses produksi yang baru dilaksanakan. Dengan demikian, data stabilitas produk yang tersedia pada umumnya memiliki durasi tiga bulan.
Sesuai dengan standar internasional, Badan POM memberikan EUA dengan masa kedaluwarsa vaksin enam bulan yang merupakan dua kali masa pengujian stabilitas. ’’Batas kedaluwarsa ini dapat di perpanjang jika bisa dibuktikan dengan data baru,’’ ungkapnya.
Vaksin CoronaVac produksi Sinovac nomor EUA2057300143A1, vaksin Covid-19 produksi Bio Farma nomor EUA2102907543A1, dan vaksin Covid-19 AstraZeneca produksi SK Bioscience, Republic of Korea EUA2158100143A1 mendapat persetujuan EUA dengan batas kedaluwarsa enam bulan. Terhitung sejak tanggal pembuatan berdasar data mutu dan stabilitas yang diserahkan kepada BPOM. Penny menegaskan, pemilik EUA wajib memasti kan bahwa vaksin Covid-19 yang digunakan dalam program vaksinasi memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan khasiat.
’’BPOM sebagai otoritas regulatori obat melakukan pengawalan dan pengawasan terhadap semua obat dan vaksin sepanjang siklus hidup produk,’’ tuturnya.
Di sisi lain, pemerintah terus berusaha mengakselerasi program vaksinasi Covid-19. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, vaksin Covid-19 adalah vaksin baru. Karena itu, upaya surveilans terus-menerus dilakukan terkait temuan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). ’’Masyarakat yang mengalami KIPI sudah mendapat penanganan,’’ ujarnya.
Sementara itu, penambahan pasien positif Covid-19 di Riau belakangan ini terus mengalami peningkatan. Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, Sabtu (3/4) terdapat penambahan 117 pasien positif sehingga total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 35.270 orang.
Sedangkan pasien yang sembuh bertambah 121 pasien sehingga total 32.945 yang sudah sembuh.
“Untuk kabar dukanya, juga terdapat tiga pasien yang meninggal dunia sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 864 orang,” katanya.
Dijelaskan Mimi, dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 507 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 954 orang. “Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan, baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri sebanyak 1461 orang,” ujarnya.
Sementara itu, suspek yang menjalani isolasi mandiri 2.181 orang dan yang isolasi di rumah sakit 87 orang. Total suspek yang selesai menjalani isolasi 77.050, meninggal dunia 250 orang.
“Informasi lainnya, sampai hari ini (kemarin, red) laboratorium biomolekuker RSUD Arifin Achmad sudah memeriksa sebanyak 243.411 sampel swab pasien,” ujarnya.
Mimi juga berpesan, dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Meskipun beberapa orang sudah dilakukan vaksinasi, namun protokol kesehatan harus tetap dijalankan.
“Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan dengan cara mencuci tangan, jaga jarak, dan menggunakan masker,” ajaknya.
Sementara itu, secara nasional jumlah kasus Covid-19 bertambah sebanyak 4.345 orang. Dengan demikian maka angka positif kasus Covid-19 di Indonesia, saat ini mencapai 1.527.524 orang. Tak hanya angka penambahan pasien positif. Angka penambahan juga terjadi untuk orang yang sembuh yakni sebanyak 5.197 orang sehingga total keseluruhan 1.366.214 orang.
Akan tetapi, masih ada kabar duka dengan adanya penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Dalam 24 jam terakhir, ada penambahan 91 pasien Covid-19 yang tutup usia. Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 41.242 orang. Selain itu, pemerintah juga menyatakan bahwa sampai saat ini ada 62.489 orang yang berstatus suspek terkait penularan virus corona.
Adapun kasus positif diketahui lantaran adanya pengetesan massal menggunakan PCR atau tes cepat molekuler berjumlah 44.066 spesimen. Sehingga total keseluruhan adalah 12.876.662 spesimen.(sol/lyn/c7/ttg)/das)
Laporan JPG dan SOLEH SAPUTRA, Jakarta dan Pekanbaru