Sumber Air Jadi Kendala Pemadaman Karhutla

Riau | Senin, 04 Maret 2019 - 09:57 WIB

Sumber Air Jadi Kendala Pemadaman Karhutla
PENDINGINAN: Tim gabungan saat melakukan pendinginan di beberapa titik karhutla di Kota Dumai, Sabtu (2/3/2019). Secara umum proses pemadaman karhutla di beberapa titik di Riau terhambat karena sulitnya sumber air. ((BPBD FOR RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tim gabungan saat ini masih terus melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa titik di Riau. Karena masih minimnya curah hujan, tim satgas darat saat melakukan pemadaman terkendala pada sumber air. Plt Kepala BPBD Riau Ahmad Syah Harrofie mengatakan, salah satu fokus tim satgas yakni di Desa Sokop Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Di lokasi ini, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI-Polri, Manggala Agni, pihak swasta serta masyarakat peduli api berjumlah sekitar 100 orang lebih masih berjibaku memadamkan api.
Baca Juga :Malam Pergantian Tahun Dimeriahkan Wali Band

“Tim satgas masih melakukan pemadaman di beberapa titik di Riau. Proses pemadaman memang agak terhambat karena sulitnya sumber air,” katanya.

Selain di Meranti, kondisi kebakaran lahan yang saat ini masik sulit dipadamkan ada di Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis. Di lokasi ini, pemadaman bahkan sudah berlangsung selama 18 hari.

“Kemudian juga ada beberapa titik kebakaran lahan di Dumai yang belum padam. Di antaranya Kelurahan Bangsal Aceh, Lubuk Gaung, Tanjung Makmur, Tanjung Palas, Bukit Batrem, Gurun Panjang, STDI dan Bangun Keladi,” jelasnya.

Dari data yang dihimpun di BPBD Riau, sejak Januari hingga Sabtu (2/3), total luas lahan di Riau yang terbakar mencapai 1.375,41 hektare. Di mana Bengkalis masih menjadi lokasi yang lahannya paling banyak terbakar yakni mencapai 900,5 hektare. Kemudian di Rohil 218 hektare, Dumai 84,5 hektare, Siak 50,25 hektare, Inhil 38 hektare, Meranti 35,4 hektare, Pekanbaru 21,51 hektare, Kampar 19 hektare, dan Pelalawan 8 hektare.

“Selain melalui darat, pemadaman juga dilakukan melalui udara dengan water bombing. Hari ini (kemarin, red) water bombing dilakukan di wilayah Sokop, Meranti. Karena sampai saat ini memang di wilayah ini masih cukup parah,” sebutnya.

Sementara itu, Staf Analis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Bibin Sulyanto mengatakan, kabut asap tipis yang sejak Ahad pagi meliputi Pekanbaru berasal dari Kepulauan Meranti.

“Memang ada asap. Tapi kiriman dari Meranti,” katanya.

Dia menyatakan, kabut asap yang meliputi Kota Bertuah belum sampai mengganggu pandangan. Jarak pandang di kota masih delapan kilometer. Kabut asap juga tidak sampai mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

“Visibility masih delapan kilometer. Masih asap tipis, dan belum mengganggu penerbangan,” ujarnya.(sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook