Siswa Sayat Tangan Pengaruh Medsos

Riau | Rabu, 03 Oktober 2018 - 15:26 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kerisauan masyarakat mengenai siswa yang menyayat tangannya sendiri yang disebutkan setelah mengkonsumsi minuman ringan bermerek Torpedo terjawab sudah. Itu setelah uji laboratorium dan dinyatakan negatif mengandung bahan berbahaya. Pihak sekolah menduga kenapa anak didik­nya melakukan tindakan yang di luar akal sehat itu dikarenakan terpengaruh video yang viral di media sosial (medsos). 

Hal ini dikemukakan langsung Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 18 Pekanbaru Lili Deswita. ‘’Jadi bukan karena minuman itu. Karena media sosial. Videonya yang viral di IG dan di grup WA. 

Rasa ingin tahu anak tinggi. Anak-anak itu anak b aik semua dan berprestasi, santun, aktif. Dan saya juga ditelepon pihak BNN bahwa Torpedo itu juga negatif benzo,” katanya kepada Riau Pos.  Kenapa bisa terungkap dan terkuak ke publik, Lili menceritkan awalnya dilakukan razia rutin di sekolah. Macam-macam. Ada razia rambut juga. Yang intinya meningkatkan disiplin anak didik. Kemudian guru di sekolah yang sedang mengajar dilihatnya tangan satu anak didiknya ada bekas luka. 
Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

Karena ingin tahu maka guru itu bertanya kepada anak tersebut. Anak tersebut kemudian mengaku tangannya luka. Tidak sampai di situ saja. Guru tersebut memeriksa anak didik lainnya. Beberapa anak didiknya lukanya mirip di tangan semua.  “Itu pada 7 September lalu. Makanya saya heran kok viral baru-baru ini. Kenapa tidak waktu itu,” ujar Lili.

Kemudian pihak sekolah selanjutnya menghubungi pihak BNN. Setelah jam istirahat razia baru diketahui sebanyak 56 anak didik itu seperti itu. Anak kelas 7, 8 dan kelas 9. Dan bekas di tangan anak-anak didiknya yang dirazia disiplin itu sudah lama tinggal bekasnya saja.

Dikatakan Lili, satu hari pascarazia itu, pihak sekolah memutuskan memanggil para orangtua siswa yang dirazia tersebut. Setelah bertemu dijelaskan ke orangtua tentang bekas luka di tangan anak anaknya.  “Jadi, orangtua ada yang tidak tahu anaknya seperti itu kok ada tergores-gores tangannya. Makanya saya heran kok beritanya sepertinya wah betul,” ungkapnya.

Pemberitaan media yang tidak ada konfirmasi yang menurutnya kurang tepat. ‘’Ia mengatakan bukan karena minuman Torpedo itu. Tetapi karena media sosial,’’ katanya mengulang pernyataannya. 

Penegasan sama juga disampaikan BBPOM. Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Mohammad Kashuri menyebutkan, kandungan seperti tertulis di komposisi minuman tersebut aman bila dikonsumsi sesuai anjuran seperti tertulis pada label. Namun, ketika Riau Pos menanyakan bahaya yang ditimbulkan karena terdapat zat benzo di dalam minuman tersebut Kashuri mengatakan, hal itu dapat mengakibatkan mengantuk, penurunan pernafasan, hingga depresi.

“Bisa mengantuk, penurunan pernafasan, hingga depresi,” jelas Kashuri kepada Riau Pos, Selasa (2/10).(ilo/man/nda)

Pemberitaan sebelumnya Kepala BNNK Pekanbaru AKBP Sukito mengatakan, pihaknya sudah membawa sampel minuman energi tersebut untuk diteliti kandungannya ke BBPOM Pekanbaru. Dalam keterangan sebelumnya, Sukito mengatakan minuman bernergi tersebut mengandung zat benzo yang bersifat anastesi. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan di BBPOM, Sukito katakan hasilnya negatif.

“Memang hasil dari BPPOM negatif (benzo, red),” kata Sukito sebelumnya.

Terkait keterangannya yang berbeda dari hasil BBPOM, Sukito katakan kadar minuman mengandung benzo apabila dikomsumsi secara berlebihan.

“Iya kalau minum empat atau lima gelas, mungkin bisa terdeteksi. Hal itu sesuai dengan imbauan di kemasan, bahwa minuman tidak diperuntukkan untuk dikomsumsi ibu hamil dan anak-anak,” ungkapnya.

Surat Edaran Disdik Diterima Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru menginstruksikan pihak sekolah mengantisipasi kantin sekolah agar tidak menjual minuman yang mengandung zat benzodiazepin. Instruksi itu dituangkan dalam surat edaran Disdik Pekanbaru Nomor 402/BID.SMP.03/X/2018/5784. Pada klausal surat edaran itu tidak dijelaskan secara jelas merek minuman yang dilarang dijual di kantin sekolah. Ditujukan untuk kepala SD dan SMP se-Kota Pekanbaru. Surat edaran itu menindaklanjuti dengan maraknya berita tentang peserta didik tingkat SMP sebanyak 56 orang yang menyayat tangan sendiri karena kecanduan minuman yang disinyalir mengandung sejenis obat yang memiliki efek sedative.

Surat edaran itu telah sampai kepada setiap kepala sekolah. Hal itu dibenarkan Sekretaris Disdik (Sekdis) Kota Pekanbaru, Muzailis kepada Riau Pos, Selasa (2/10). 

“Benar (surat edaran dari disdik). Sudah (sampaikan kepada setiap kepala sekolah),” ujar Muzailis singkat. 

Sementara itu anggota DPRD Riau Komisi V Husaimi Hamidi mengatakan, seharusnya ada peran sentral pemerintah untuk mengawasi setiap produk makanan maupun minuman yang beredar. Jangan sampai jatuh korban dulu, baru ada reaksi.

Ia melanjutkan, pengawasan yang ia maksud adalah mengecek secara detail apa saja kandungan yang terdapat di dalam makanan atau minuman yang beredar. Karena jika betul minuman torpedo yang dimaksud mengandung benzo, bisa dipastikan pemerintah lalai dalam hal pengawasan.

“Kan bisa dilihat itu apa saja kandungan makanan atau minumannya. Makanya saya katakan pemerintah tidak tanggap dengan isu kekinian. Jangan ribut dulu baru turun. Udah jatuh korban, baru gerak sana-sini. Bukan begitu” ucapnya.(man/ilo/nda)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook