(RIAUPOS.CO) -- MESKI telah ada beberapa jembatan yang melintas di atas Sungai Siak, namun ojek sampan masih menjadi alat transportasi sungai yang dipilih warga, khususnya warga Rumbai Pesisir.
Para pengojek sampan ini, selain mendapatkan penghasilan dari para penumpangnya, juga mendapat tambahan dari sampah-sampah plastik yang banyak mengambang di Sungai Siak. Sambil menyusuri sungai membawa penumpang, sampah-sampah yang terlihat diambil, dikumpulkan, dan dijual.
Seperti yang digeluti Yusmiati. Wanita ini bekerja sebagai tukang ojek sampan sejak 1990. Warga sekitar kerap menyapanya dengan sebutan Awo.
Ia mengaku, sampah-sampah plastik tersebut ia dapatkan dari sekitar Pelabuhan Sungai Duku dengan cara menjadi tukang ojek sampan. “Saya ambil itu sampah plastik botol-botol kalau ada yang menggenang. Daripada menggangu pemandangan dan mencemari lingkungan,” katanya, kemarin.
Ia pun menjual sampah tersebut ketika benar-benar memerlukan. “Kalau sudah sesak kali saya jual. Sebab keperluan sekarang mahal. Yang penting kami harus berusaha dalam hidup,” ucapnya.
Dia juga mengaku, pernah berhasil menjual sampah yang dikumpulkannya dengan nominal Rp1,3 juta.
Ditanya soal pendapatan dari penumpang, Awo menyebutkan sejak dua pekan terakhir, pendapatannya sebagai tukang ojek sampan kembali normal. Seharinya mendapat Rp30 ribu sampai Rp50 ribu.
Hal ini tetap ia syukuri. Uang itu, ia belikan beras setengah kilogram, telur lima butir dan selebihnya sayur-mayur.
“Waktu puasa sampai hari raya seharinya bisa mencapai Rp200 ribu. Karena orang banyak keluar pergi berbelanja,” ucapnya.
Katanya, dari pendapatan yang cukup banyak tersebut, bisa dimanfaatkan untuk keperluan hari raya dan kehidupan sehari-hari.(*3)
Laporan MARRIO KISAZ, Kota