DUMAI (RIAUPOS.CO) - Sejak awal Ramadan Dinas Kesehatan bersama tim terpadu melakukan uji laboratorium terhadap beberapa sampel makanan dan takjil berbuka. Dari hasil pemeriksaan ditemukan makanan yang positif mengandung boraks pada makanan mi kuning basah.
Jenis makanan tersebut serupa dengan tahun sebelumnya juga mengandung boraks. Hal itu menunjukkan pelaku usaha masih membandel meski sudah diperingati. Untuk itu Dinas Kesehatan Dumai pun terpaksa menutup sementara produksi mi basah di kawasan Jalan Siak, Kota Dumai.
Ada dugaan kuat produsen mencampurkan boraks dalam mi kuning basah agar produk mereka lebih tahan lama. “Kandungan boraks dalam mi tentu berdampak bagi kesehatan. Ada puluhan sampel kami uji baru pada mi kuning basah kami temukan zat berbahaya,” ujar Kadiskes Kota Dumai Faisal, Jumat (1/6).
Pihaknya meminta pengelola menutup lokasinya. Mereka tidak bisa memproduksi mi untuk sementara waktu. Bahkan temuan ini bakal ditindaklanjuti serta koordinasi dengan pihak Polres. “Kami akan tindak tegas, kami bakal minta pihak kepolisian menindak lanjuti temuan itu agar diproses tindak pidananya, karena sudah berulang kali,” ujarnya.
Ia berharap setelah ini tidak ada lagi pedagang yang nakal yang mencampurkan jualan mereka dengan zat berbahaya dengan alasan apapun. “Zat berbahaya di bahan makanan akan sangat berbahaya jika dikonsumsi, kami juga minta masyarakat berhati-hati saat membeli bahan makanan, demi kesehatan kita bersama,” tutupnya.(ade)