PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Dinas Kesehatan (Diskes) Riau hingga saat ini belum mengetahui di mana pasien positif corona ketiga tertular. Pasalnya, pihak Diskes Riau kesulitan melakukan pelacakan (tracking) riwayat perjalanan pasien yang berinisial AA itu.
"Masih ditelusuri, karena perjalanan pasien AA ini tidak jelas. Pasiennya ada juga ditanya tim medis, tapi dia masih kesulitan mengingat ke mana saja sebelumnya," ujar Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir.
Pasalnya, lanjut Mimi, pasien AA yang merupakan karyawan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan tinggal di Duri tersebut tidak ada melakukan perjalanan ke luar negeri seperti dua pasien positif corona sebelumnya. Karena itu, pasien harus mengingat kembali dengan siapa saja ia bertemu sebelum akhirnya dirawat di rumah sakit.
"Tracking-nya sampai 14 hari sebelumnya. Jadi cukup banyak juga yang harus diingat. Tim medis nantinya yang akan terus menggali informasi itu dari pasien," ujarnya.
Untuk perkembangan pelaksanaan rapid test, dikatakan Mimi, beberapa daerah sudah ada yang mulai menjalankannya. Namun laporannya belum disampaikan ke Diskes Riau.
"Sudah ada yang melaksanakan, tapi untuk laporannya belum. Mungkin besok (hari ini, red). Termasuk pelaksanaan rapid test di Pekanbaru yang dipusatkan di puskesmas yang daerahnya terdapat ODP," jelasnya.
Hingga Rabu (1/4), jumlah ODP di Riau sudah mencapai 16.694. Jumlah ini terus bertambah karena Riau masih menerima kepulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia. Dari jumlah ODP tersebut 840 orang di antaranya sudah selesai menjalani pemantauan. Sedangkan yang masih berstatus ODP sebanyak 15.854.
"Sedangkan untuk PDP (pasien dalam pengawasan, red) di Riau, saat ini berjumlah 115 orang. Dari jumlah itu, 33 orang di antaranya sudah diperbolehkan pulang karena negatif virus corona. Sedangkan yang masih dirawat berjumlah 81 orang," katanya.
Untuk pasien positif corona di Riau, lanjut Mimi, saat ini masih berjumlah tiga orang. Satu orang sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, sedangkan dua pasien lagi masih menjalani perawatan di RSUD Arifin Achmad. “Hingga saat ini, kami masih menunggu hasil uji sampel swab pasien PDP di Riau,” sebutnya.
Hasil Rapid Test Negatif
Arus kepulangan warga Bengkalis yang selama ini bekerja di Malaysia pada Rabu (1/4) turun drastis. Berdasarkan informasi dari Dinas Perhubungan Bengkalis, jumlah yang turun di Pelabuhan Bandar Sri Laksamana (BSL) sebanyak 52 orang. Dari 52 orang ini terdiri dari pria sebanyak 50 orang dan wanita 2 orang. Sementara armada yang membawa penumpang ini adalah Batam Jet2 membawa 2 orang, Dumai Line 3 membawa 6 penumpang dan Dumai Line 8 membawa 44 orang.
"Total berjumlah 52 orang," ujar Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis H Zul Asri kepada wartawan, Rabu (1/4).
Para penumpang ini, seperti halnya penumpang lainnya tetap mendapatkan protokol penanganan Covid-19 seperti penyemprotan dengan disinfektan, identifikasi data diri dan pengukuran suhu tubuh dengah thermo scanner. Sementara untuk rapid test Covid-19, hanya dilakukan terhadap penumpang dengan suhu di atas suhu normal.
"Yang tinggi panasnya," ujar Zul Asri menjawab siapa saja penumpang yang dilakukan rapid test Covid-19. Dibandingkan dengan sehari sebelumnya, jumlah penumpang warga Bengkalis dari Malaysia ini menurun drastis. Pada sehari sebelumnya, jumlah warga Bengkalis dari Malaysia sebanyak 140 orang, terdiri dari 121 laki-laki dan 19 perempuan. Namun demikian, Zul Asri tidak berani berspekulasi apakah warga Bengkalis yang pulang dari Malaysia sudah mulai berkurang. "Mungkan masih ada (banyak, red)," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis dr Ersan Saputra melalui Sekretaris Dinas Kesehatan Imam Subchi kepada wartawan mengatakan, mengingat jumlah rapid test kit Covid-19 sangat terbatas, maka tidak semua penumpang yang mendapatkan rapid test. Melainkan hanya mereka yang menunjukkan gejala demam tinggi. "Per Selasa (31/3) lalu, tidak semua dilakukan rapid test melainkan yang suhu tubuhnya tinggi saja," ujar Imam Subchi seraya mengatakan kemarin hanya tujuh orang yang dilakukan rapid test dan semuanya negatif.
ODP 3.474, Meranti Hanya Terima 200 Set Rapid Test
Pemkab Kepulauan Meranti menerima bantuan logistik untuk percepatan penanganan Covid-19 dari Pemerintah Provinsi Riau. Bantuan itu tiba Rabu (1/3) sore. Sejumlah bantuan terdiri dari rapid test, obat-obatan dan beberapa alat pelindung diri untuk tenaga medis. Logistik itu diperuntukkan secara terpisah. Lain untuk keperluan dinas kesehatan, dan lain lagi untuk keperluan RSUD Kepulauan Meranti.
Khusus rapid test yang diterima dinas kesehatan daerah setempat hanya delapan kotak. Jumlah tersebut setara dengan 160 set saja. Untuk RSUD Kepulauan Meranti hanya mendapatkan dua kotak, atau setara 40 set. Sehingga dari data yang diterima Riau Pos pada Rabu (1/3) siang, jumlah rapid test yang diterima oleh Kepulauan Meranti setara dengan 200 set.
Hal itu dibenarkan Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Kepulauan Meranti Fahri SKM kepada Riau Pos. Ditanya apakah jumlah rapid test tersebut cukup untuk mengakomodir tes awal bagi seluruh ODP di Kepulauan Meranti.
"Ya, tak cukuplah. ODP kita saat ini berjumlah 3.747 orang. Sementara yang diterima tidak sampai 300," ungkapnya.
Menurutnya jumlah itu akan cukup jika orang yang datang dari daerah terjangkit tidak masuk dalam ODP ketika belum memiliki gejala. Namun Pemprov Riau berkeinginan lain. Semua orang yang datang dari daerah dan negara tetangga diperintahkan masuk dalam kriteria ODP.
"Kalau kemarin masih seratusan lebih, tapi sekarang setelah menerima perintah Pemprov Riau maka ODP kita bertambah menjadi ribuan orang yang katanya masuk dalam skala prioritas untuk di-rapid test," ujarnya.
Hingga saat ini, ia juga mengaku belum menerima petunjuk penggunaan dari rapid test tersebut. "Kami belum terima informasi teknis penggunaan dari Pemprov Riau. Apakah rapid test tersebut untuk tenaga medis saja, ataupun untuk ODP," ujarnya.
Balita 2 Tahun Dinyatakan Sehat
Kabar gembira untuk warga Kabupaten Bengkalis terkait virus corona. AR (2, 4) tahun, warga Kecamatan Bantan yang termasuk 1 dari 6 orang pasien dalam pengawasan (PDP) Corona, Selasa (31/3) kemarin, sudah dinyatakan sehat dan sudah kembali ke kediamannya. Informasi terkini disampaikan Kadiskes Kabupaten Bengkalis dr Ersan Saputra TH melalui Sekretaris Imam Subchi.
"Alhamdulillah, PDP atas nama AR yang selama ini dirawat di RSUD Bengkalis sudah dipulangkan, Selasa (31/3), dalam kondisi sehat," tulis Imam melalui layanan aplikasi berbagi pesan WhatsApp (WA) ke Kadis Kominfotik pada pukul 11.23 WIB kemarin. Sekadar informasi, AR mulai dirawat di RSUD Bengkalis, Selasa (17/3), karena menunjukkan gejala Covid-19. Walau dirawat sebagai PDP Covid-19, AR tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri atau daerah lain di Indonesia yang terjangkit Covid-19. (sol/esi/wir)